Temuan ini bisa sangat berharga bagi kota-kota yang mencari cara cepat dan murah untuk memerangi dampak gelombang panas.
"Ini adalah solusi minimal untuk pendinginan perkotaan yang memiliki dampak langsung, dibandingkan dengan opsi lain yang seringkali memerlukan pembangunan kembali perkotaan secara besar-besaran," kata Kiran Kumar Donthu.
Dengan mengurangi jumlah panas yang diserap dalam struktur perkotaan, bangunan juga menjadi lebih sejuk dan mengurangi kebutuhan AC dalam ruangan.
Hal ini tidak hanya berguna di Singapura dengan cuacanya panas sepanjang tahun, namun juga di wilayah perkotaan lainnya seiring dengan dunia yang semakin panas.
"Studi kami memvalidasi bagaimana pelapisan cat khusus ini dapat menjadi strategi untuk mengurangi efek urban heat island di masa depan," kata peneliti utama Associate Professor Wan Man Pun.
Penelitian lebih lanjut akan membuat tim NTU fokus pada bagaimana lapisan cat tersebut bertahan dari waktu ke waktu di lokasi percobaan yang sama.
Baca juga: Peneliti Korsel Sulap Nasi Jadi Daging Sapi, Disebut Lebih Berkelanjutan
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya