KOMPAS.com - Bali menjadi tuan rumah Konferensi Pariwisata PBB ke-2 tentang Pemberdayaan Perempuan dalam Pariwisata di Asia Pasifik (2nd UN Tourism Conference on Women Empowerment in Tourism in Asia and the Pacific), yang akan berlangsung di The Westin Resort Nusa Dua, Bali, pada 2-4 Mei 2024.
Konferensi yang diselenggarakan atas kerja sama Badan PBB Organisasi Pariwisata Dunia (United Nation World Tourism Organization atau UNWTO) dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) itu akan dihadiri sekitar 200 peserta.
2nd UN Tourism Conference on Women Empowerment in Tourism in Asia and the Pacific nantinya akan menyoroti berbagai peran penting perempuan dalam sektor pariwisata.
Baca juga: Keterwakilan Perempuan Level DPR RI di Bawah Rata-rata Dunia
"Konferensi ini bertujuan mempromosikan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan dalam industri pariwisata," ujar Sekretaris Kemenparekraf, Ni Wayan Giri Adnyani, dalam pernyataan tertulis, dikutip Minggu (14/4/2024).
Hal itu ia sampaikan dalam rapat koordinasi dengan sejumlah pemangku kepentingan di kantor Dinas Pariwisata Provinsi Bali, pada Rabu (27/4/2024) lalu.
“Acara ini juga sangat efektif untuk promosi pariwisata Bali dan turut mengangkat Politeknik Pariwisata Bali selaku panitia utama dari penyelenggaraan Konferensi Pariwisata UNWTO,” imbuhnya.
Giri menjelaskan bahwa kegiatan ini sejalan dengan tujuan yang lebih luas dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan.
Serta, merupakan implementasi salah satu komponen dari tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals atau SDG), yakni kesetaraan gender dan pertumbuhan ekonomi.
Baca juga:
Peserta konferensi tersebut berasal dari berbagai kalangan, termasuk pejabat UNWTO, menteri pariwisata perempuan, tokoh-tokoh perempuan industri pariwisata kawasan Asia Pasifik, serta akademisi dan pemangku kepentingan lainnya dari wilayah Asia Pasifik.
Konferensi ini juga akan menghadirkan beberapa tokoh perempuan inspiratif sebagai pembicara, antara lain Perdana Menteri Samoa, Menteri Pariwisata Filipina, Menteri Pariwisata Laos, Menteri Pariwisata Thailand, Menteri Pariwisata Sierra Leone, dan Wakil Menteri Pariwisata Maladewa.
Giri menambahkan, sebagai salah satu bentuk aksi nyata mendukung tujuan tersebut, akan ada penanaman pohon untuk mengimbangi jejak karbon dan tur bagi para peserta konferensi.
“Setelah penutupan konferensi, akan diselenggarakan green action berupa carbon footprint offsetting dan juga technical tour karena ini event-nya pariwisata,” terang Giri.
Baca juga: Ketimpangan Pembangunan Terus Terjadi, Perempuan Masih Tertinggal
Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun, menyatakan kesiapannya mendukung penyelenggaraan konferensi UN Tourism tersebut.
“Terima kasih karena Bali kembali dipercaya untuk menjadi tuan rumah acara internasional. Hal ini berarti bahwa Bali dianggap sudah aman untuk penyelenggaraan acara MICE. Untuk kesuksesan acara ini, tentunya diperlukan dukungan dari berbagai pihak,” kata Tjok Bagus Pemayun.
Melalui rapat koordinasi tersebut, kata dia, telah diidentifikasi beberapa hal yang perlu disiapkan.
Di antaranya terkait visa bagi delegasi, penggunaan lounge untuk VVIP dan VIP, kebutuhan jumlah dan jenis pohon yang akan ditanam, perencanaan media dan titik publikasi, suvenir untuk pembicara dan peserta, serta performance yang akan ditampilkan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya