Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/04/2024, 12:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Hadirnya beragam teknologi sekarang ini semakin memudahkan kehidupan dan aktivitas manusia.

Adanya berbagai peranti elektronik juga menunjang kebutuhan manusia modern yang bergerak cepat dari waktu ke waktu.

Akan tetapi, berbagai kemudahan tersebut rupanya memiliki dampak buruk kepada lingkungan jika dilakukan secara serampangan.

Tanpa sadar, ada sejumlah kebiasaan dari manusia yang meskipun sepele ternyata berdampak buruk terhadap planet Bumi.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut tujuh contoh kebiasaan sepele yang ternyata memiliki dampak buruk terhadap Bumi.

Baca juga: Gedung Kantor Ramah Lingkungan Lebih Diminati

1. Mencuci baju dengan deterjen mengandung fosfat

Ilustrasi mencuci bajuUnsplash Ilustrasi mencuci baju

Agar baju tetap bersih, kita perlu mencuci baju secara rutin. Akan tetapi, mencuci baju dengan deterjen yang mengandung fosfat berdampak buruk terhadap ingkungan.

Deterjen yang mengandung fosfat dapat memicu alga di air tawar, yang kemudian menghabiskan oksigen yang diperlukan ekosistem sungai.

Pemutih dengan klorin juga menimbulkan kerugian terhadap lingkungan.

Pemutih klorin yang lepas ke badan air, bila tercampur dengan mineral lain, apat membentuk racun berbahaya.

Untuk itu, pertimbangkan produk deterjen dan pemutih yang lebih ramah lingkungan.

2. Plastik saat berbelanja

Saat berbelanja untuk kebutuhan mingguan atau bulanan, pengunaan kantong plastik telah umum dilakukan.

Sebagaimana kita ketahui, plastik sangat sulit untuk terurai dan mayoritas berakhir di tempat sampah atau di lautan.

Kondisi tersebut sangat berbahaya bagi organisme air, satwa liar, dan bahkan manusia.

Para ilmuwan memperkirakan, pada 2050 akan ada lebih banyak plastik di lautan dibandingkan jumlah ikan.

Salah satu yang bisa kita lakukan adalah dengan memangkas ketergantungan akan kantong plastik dan gunakan tas yang bisa dipakai berulangkali.

Baca juga: Bantu Jaga Lingkungan, Ini 7 Produk yang Perlu Dihindari

3. Mengecas ponsel berlebihan

Mengecas hp dengan kabel. Mengecas hp dengan kabel.

Di antara kita pasti ada yang mengecas barang-barang elektronik, termasuk ponsel, dengan durasi yang cukup lama bahkan semalaman lebih.

Untuk diketahui, mengecas perangkat elektronik secara berlebihan justru merupakan pemborosan energi.

Apalagi jika listriknya berasal dari PLTU baru bara, kita bisa berkontribusi terhadap emisi yang dihasilkan.

Saat baterai ponsel, tablet, atau laptop terisi penuh, kelebihan energi akan terbuang sia-sia.

Untuk itu, cas perangkat elektronik sesuai kebutuhan saja dan langsung cabut saat baterai sudah penuh.

4. Membiarkan lampu menyala sia-sia

Meskipun hanya meninggalkan ruangan selama beberapa menit, sebaiknya matikan lampu.

Prinsipnya sama seperti mengecas perangkat elektornik, kita perlu mengonsumsi energi sesuai yang kita butuhkan.

Jadi, hanya dengan mematikan lampu, kita dapat menghemat tagihan listrik dan membantu upaya menjaga lingkungan.

Baca juga: 4 Kabar Baik soal Lingkungan Sepanjang April

5. Memasak air berlebihan

Merebus satu teko air untuk membuat satu cangkir teh sama saja membuang-buang energi, bisa gas atau listrik kalau kompor induksi.

Pertimbangkan untuk mengukur jumlah air yang dibutuhkan sebelum direbus.

Apabila ada banyak orang yang melakukan hal yang sama, konsumsi energi bisa sangat efisien.

6. Membeli fast fashion

Fast fashion adalah industri yang merusak lingkungan karena produksinya yang masif.Freepik/lookstudio Fast fashion adalah industri yang merusak lingkungan karena produksinya yang masif.

Industri fast fashion merupakan salah satu penyebab utama pencemaran karena jejak karbonnya yang sangat besar dan mencemari air.

Hal ini karena fast fashion mendorong produksi pakaian sekali pakai dengan kualitas rendah yang berakhir di tempat pembuangan akhir setelah beberapa kali digunakan.

Salah satu upaya yang bisa kita lakukan adalah menerapkan gaya hidup yang berkebalikan, yaitu slow fashion.

Slow fashion adalah gerakan dan pendekatan yang mengedepankan kualitas, keberlanjutan, dan usia pakai yang panjang dari sebuah produk fesyen.

7. Membuang baterai dan kartrid tinta printer serampangan

Baterai mengandung jejak merkuri dan bahan kimia beracun lainnya yang meracuni satwa liar dan kehidupan laut jika bocor ke ekosistem.

Sementara kartrid tinta printer memiliki efek yang lebih beracun terhadap lingkungan jika tidak dibuang dengan benar.

Sebagian besar kartrid tinta mengandung senyawa berbahaya dan logam berat yang dapat meracuni lingkungan serta kesehatan manusia dan hewan.

Apabila membuang baterai dan kartrid tinta printer secara serampangan, secara tidak langsung kita ikut meracuni tanah dan air serta merusak lingkungan.

Maka, perlu untuk membuang baterai dan kartrid tinta printer ke pengepul barang bekas supaya diolah kembali.

Baca juga: 4 Dampak Buruk PLTU Batu Bara terhadap Lingkungan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau