Pada kesempatan tersebut, juga dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara UMUKA dengan BRIN yang diwakili oleh Kedeputian Sumber Daya Manusia Iptek.
Penandatanganan terkait pelaksanaan Tri Dharma perguruan tinggi untuk mendukung riset dan inovasi nasional.
Handoko menjelaskan, BRIN memiliki skema-skema program yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa serta dosen.
"Kami ada program beasiswa Degree by Research yang dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa, bertujuan agar mahasiswa fokus pada satu bidang dan tanpa jeda dari S1 hingga S3,” paparnya.
Baca juga: Indonesia Simpan Potensi Obat Herbal Hewan dari 30.000 Spesies Tanaman
BRIN juga membuka kesempatan kolaborasi bagi mahasiswa yang sudah lulus S3 melalui program postdoctoral. Sedangkan untuk dosen, Handoko menyampaikan peluang kolaborasi melalui program hibah riset yang ada di Kedeputian Fasilitasi Riset dan Inovasi.
Terkait program fasilitasi sumber daya pemerintah khususnya di perguruan tinggi, Handoko menyatakan, BRIN akan melakukan redistribusi periset yang sudah ahli di bidangnya ke universitas.
“Ini bertujuan membantu pihak universitas agar tidak berinvestasi banyak dalam penyediaan sumber daya manusia maupun alat karena sudah memiliki jejaring dengan periset BRIN. Kolaborasi periset BRIN dengan kampus menjadi salah satu indikator kinerja periset,” kata Handoko.
Sementara itu, Menteri Koordinator Pembangunan Masyarakat dan Budaya Muhadjir Effendy menyampaikan, sebagai universitas baru, pertumbuhan UMUKA sudah luar biasa. Salah satunya ditunjukkan dengan penandatanganan nota kesepahaman dengan beberapa lembaga termasuk BRIN.
Baca juga: AI Janjikan Obat yang Lebih Murah, Cepat, dan Baik di Industri Farmasi
Terkait dengan pembukaan prodi baru yaitu akupuntur dan pengobatan herbal serta radiologi, Muhadjir berpesan agar dapat berkolaborasi sebaik-baiknya dengan BRIN.
Menurutnya, perkembangan industri fitofarmaka saat ini sangat masif dilakukan di negara-negara maju.
"Mereka percaya bahwa masa depan kesehatan akan bergeser ke teknologi yang ramah lingkungan, kembali ke alam yang sifatnya tradisional untuk mengurangi efek samping yang dihasilkan dari penggunaan obat kimiawi,” ujar Muhadjir.
Rektor UMUKA Muh Samsuri menyampaikan, pihaknya selama dua tahun ini telah membuka 14 prodi dan sekarang sedang dalam proses perizinan prodi D4 teknologi radiologi dan keperawatan anesthesia.
“Sebelumnya UMUKA telah membuka prodi S1 akupuntur dan pengobatan herbal, merupakan prodi langka sebagai ciri khas yang dimiliki oleh UMUKA sebagai universitas yang mengembangkan pengobatan tradisional,” pungkas Samsuri.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya