Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Simpan Potensi Obat Herbal Hewan dari 30.000 Spesies Tanaman

Kompas.com, 8 Februari 2024, 10:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia memiliki sekitar 30.000 spesies tumbuhan dan sumber daya laut yang berpotensi menjadi obat herbal.

Hal tersebut disampaikan Kepala Organisasi Riset Kesehatan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) NLP Indi Dharmayanti dikutip dari situs web BRIN, Minggu (4/2/2024).

Indri menuturkan, sebagian spesies tumbuhan berpotensi menjadi obat herbal untuk mencegah dan menyembuhkan penyakit hewan.

Baca juga: AI Janjikan Obat yang Lebih Murah, Cepat, dan Baik di Industri Farmasi

Dia mengatakan, saat ini teknologi dalam bidang obat hewan terus mengalami kemajuan.

Karena kemajuan tersebut, bermunculan jenis obat yang baru seperti anti-viral, anti-parasit, anti-jamur, anti-bakteri, dan bahan-bahan diagnostika untuk penyakit hewan.

"Untuk lebih meningkatkan kesehatan dan produksi peternakan dan perikanan diperlukan tersedianya obat hewan yang memadai, baik dari segi jumlah maupun mutu dalam pembuatan, penyediaan, dan peredarannya," ujar Indi.

Sementara itu, Kepala Pusat Riset Veteriner BRIN Harimurti Nuradji menyampaikan, penyakit-penyakit infeksius maupun noninfeksius cenderung meningkat baik pada hewan maupun manusia.

Baca juga: Penyintas Tuberkulosis Bentuk TB Army Atasi Resistensi Obat

Oleh karenanya, pengendalian penyakit membutuhkan penguatan riset dan inovasi, salah satunya untuk melakukan pencegahan, penanganan, diagnosis, dan pengobatan penyakit.

Pada tahun 2016 hingga 2018, BRIN telah meneliti khasiat dedaunan lokal, sebagaimana dilansir Antara.

Beberapa dedaunan lokal yang diteliti sepertu gamal, bunga sepatu, mimba, kersen, dan mengkudu untuk mengobati penyakit pada hewan ternak jenis domba.

Dedaunan lokal tersebut memiliki efek terhadap antelmintik parasit domba maupun kambing.

Baca juga: Dexa Medica Bagikan 70.000 Obat-obatan Gratis Per Hari untuk Pemudik

Peneliti Ahli Muda dari Pusat Riset Peternakan, Organisasi Riset Pertanian, dan Pangan BRIN Awistaros Angger Sakti mengatakan, pemberian 10 persen dedaunan segar tersebut dari total hijauan pakan yang diberikan mampu membantu memutus siklus parasit di lambung dan usus.

Menurut dia dedaunan lokal itu menjadi obat herbal yang berfungsi membunuh cacing dewasa di saluran pencernaan domba dan menghambat penetasan telur.

"Ke depan juga akan dikembangkan pemanfaatan senyawa bioaktif tersebut untuk menghambat penetasan telur lalat dan parasit untuk disemprotkan ke kandang," ujar Angger.

Baca juga: 5 Cara Mengatasi Anak Demam Tanpa Obat 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
Swasta
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Pemerintah
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
Pemerintah
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Pemerintah
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Swasta
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Pemerintah
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
Pemerintah
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Pemerintah
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
LSM/Figur
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Swasta
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Pemerintah
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Pemerintah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pemerintah
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
LSM/Figur
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau