Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Firdaus Putra, HC
Komite Eksekutif ICCI

Ketua Komite Eksekutif Indonesian Consortium for Cooperatives Innovation (ICCI), Sekretaris Umum Asosiasi Neo Koperasi Indonesia (ANKI) dan Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED)

Model "Community-Supported Agriculture", Solusi "Food Loss and Waste"

Kompas.com - 15/05/2024, 14:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Produktivitas pertanian dapat meningkat dengan mengusung zero-waste farming. Nilai tambah masih dapat diciptakan dengan memanfaatkan demplot sebagai ruang eduwisata bagi sekolah sekitar.

Bagaimana mengenalkan dan memberi pengalaman langsung kepada siswa/siswi untuk bercocok tanam atau memanen sayur, buah dan lainnya.

Pola sirkuler dengan nilai tambah berlipat ganda semacam itu dapat mendorong generasi muda (Y dan Z) masuk ke sektor pertanian. Sebabnya, mereka memperoleh penghasilan yang bagus, adanya kepastian pasar dan pendanaan, serta eduwisata memberi ruang kreativitas bagi mereka. Singkatnya, bertani menjadi keren.

Koperasi CSA

Di Amerika dan Inggris, CSA banyak beroperasi berbasis koperasi (multi pihak). Di mana anggota mereka terdiri dari Kelompok Produsen, Kelompok Konsumen dan ada juga Kelompok Pendukung (aktivis, investor atau lainnya).

Model multi pihak tersebut tepat untuk menghubungkan produsen-konsumen dalam ekosistem tertutup. Meski demikian, ditemukan CSA tidak berbadan hukum atau badan hukum lain (Henderson, 2007).

Kehadiran koperasi sebagai operating system dapat meningkatkan jangkauan CSA. Pada investasi untuk pengadaan atau pembelian dedicated asset tertentu, koperasi lebih aman bagi para pihak. Di mana aset akan tercatat sebagai aset koperasi.

Hal itu cukup sulit dilakukan pada CSA tanpa badan hukum atau badan hukum lain, yakni siapa pemilik aset tersebut.

CSA perkotaan atau periperal dalam bentuk greenhouse membutuhkan investasi tidak sedikit. Sumber daya kelompok tani boleh jadi terbatas untuk membangunnya.

Anggota konsumen dapat berinvestasi dalam pembangunan infrastruktur tersebut. Bila masih kurang, dapat mengundang anggota lainnya, investor.

Di mana anggota investor boleh jadi, karena jarak/domisili, tidak melakukan pembelian produk sama sekali. Namun mereka berkontribusi dalam investasi aset.

Bayangkan satu koperasi CSA bekerja untuk beberapa desa/kelurahan dengan sistem multi-farm (banyak demplot).

Koperasi berperan dalam mengagregasi dua pihak: produsen dan konsumen; Mengadministrasi dan mengelola transaksi; Mengoordinasi dan mengadakan input pasokan; Memoderasi aspirasi konsumen; Menjaga standar budidaya (good agricultural practices); Melakukan inovasi produk; Meningkatkan kapasitas petani; Melakukan pemasaran atas kelebihan produksi; Serta mengendalikan dan mengamankan aset bersama, bila ada.

Dalam struktur tata kelolanya, masing-masing pihak memiliki wakil yang duduk sebagai Pengurus dan Pengawas.

Pada Rapat Anggota, Kelompok Produsen akan menyampaikan perspektif kepentingan dan dinamika produksi. Sedangkan Kelompok Konsumen mendorong aspirasi konsumsi mereka.

Dalam musyawarah deliberatif, para pihak mencari solusi bersama dengan memastikan nilai yang wajar, adil dan berkelanjutan bagi keduanya.

Ujungnya, desentralisasi produksi-distribusi dapat menekan angka food loss di Indonesia. Tak perlu lagi sayur dimuat dari petani oleh pengepul ke pasar induk dan lalu didistribusikan ke pasar lokal.

Cukup dari demplot petani langsung dikirim ke rumah konsumen. Bila ada 30.000 CSA seperti di Amerika, food loss pasti berkurang.

Secara kelembagaan, koperasi multi pihak kompatibel bagi CSA dan tersedia banyak contohnya. Memang butuh waktu untuk mengembangkannya seperti pengalaman masyarakat Amerika, Inggris, Jepang, Selandia Baru dan banyak lainnya.

Namun, pada bangsa yang memiliki 161 kosa kata lokal untuk menyebut “gotong royong” (Purna dkk., 1996), harusnya hal itu lebih mudah bagi kita, bukan?

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau