Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhamad Rosyid Jazuli
Peneliti

Peneliti di Paramadina Public Policy Institute, mahasiswa doktoral University College London, dan Pengurus PCI Nahdlatul Ulama UK.

Mengantisipasi Dinamika Transisi Energi Era Prabowo

Kompas.com - 21/05/2024, 10:46 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Sumber energi kita secara nasional Indonesia semakin didominasi oleh batu bara. Pasokannya meningkat dari sekitar 26 persen di 2012 menjadi 41 persen di 2022 (Kemen ESDM, 2023).

Sejatinya, Indonesia telah menghasilkan energi terbarukan signifikan, seperti energi surya dan biofuel. Dari 2012-2022, kontribusinya meningkat dari 8 persen menjadi 11 persen total pasokan energi nasional.

Namun demikian, angka ini masih dianggap minimal, karena hanya sekitar 2 persen dari potensinya yang terealisasikan.

Lalu, dari sisi sosial, komitmen rendah-karbon Indonesia membutuhkan usaha yang lebih efektif untuk meningkatkan penerimaan masyarakat. Meski mulia misinya, JETP misalnya, mendapat kritik publik karena dianggap terlalu elitis atau eksklusif.

Komunikasi publiknya dianggap belum efisien, misalnya seringnya hanya dijelaskan dalam bahasa Inggris. Sebagian publik melihatnya sebagai pengaruh dan tekanan asing yang membahayakan kedaulatan ekonomi bangsa.

Strategi dan keniscayaan kebijakan

Tantangan-tantangan di atas menuntut navigasi yang efektif dari Pemerintahan Prabowo ke depan. Yang paling mendesak, pertama, adalah memastikan bahwa terdapat kepastian dan sinkronisasi regulasi terkait transisi energi.

Jika memang batu bara masih sentral perannya dalam ekonomi, maka target-target nol emisi yang ambisius di atas perlu dipertimbangkan dan dipelajari kembali.

Memang ada kekhawatiran, misalnya, apakah Indonesia masih akan dipandang berkomitmen terhadap pembangunan hijau.

Namun, harus diperhatikan bahwa transisi energi memerlukan investasi yang besar. Kepastian regulasi menjadi isu lebih mendesak bagi investasi ketimbang target-target ambisius yang tak pasti kapan tercapainya.

Kompromi ini juga sedianya bisa mendesak negara-negara maju untuk mau mengeluarkan dana investasi dan dana hibahnya untuk membantu negara-negara seperti Indonesia untuk mencapai nol emisi lebih cepat.

Kedua, komitmen transisi energi di era Prabowo perlu senantiasa dinarasikan lebih sederhana dan dikomunikasikan kepada masyarakat sampai tingkat akar rumput.

Upaya ini harapannya memunculkan dukungan publik yang makin luas terhadap, khususnya, agenda transisi energi dan, umumnya, pembangunan rendah karbon di Indonesia.

Dalam konteks Indonesia, pemerintahan baru perlu memprioritaskan kerja sama dengan organisasi sosial seperti kelompok-kelompok mahasiswa dan buruh serta organisasi Islam, termasuk Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah.

Mereka dapat membantu, misalnya, mengubah narasi ilmiah terkait menjadi berbagai narasi dan fatwa yang mengena, khususnya dengan aspirasi budaya dan keagamaan masyarakat.

Indonesia sebenarnya bisa belajar dari kisah suksesnya sendiri dalam transisi energi. Pada 2007, pemerintahan saat itu meluncurkan transisi secara nasional dari minyak tanah ke gas (LPG) untuk memasak.

Selain karena kebijakan ini ‘buatan dalam negeri’ (home-grown), keberhasilan transisi ini didukung oleh beberapa aspek, termasuk keterlibatan dan komunikasi publik yang efektif.

Agenda transisi energi harapannya dipandang publik sebagai kebutuhan mendesak dari dalam negeri, bukan karena intervensi asing. Dengan demikian, parpol-parpol pun akan lebih mudah mengubah arah dukungan mereka dan all-out mendukung agenda tersebut.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau