Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kowani Siap Gelar Peringatan Hari Kebaya Nasional Pertama di Istora Senayan

Kompas.com - 01/06/2024, 12:00 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Kongres Wanita Indonesia (Kowani) akan menggelar peringatan Hari Kebaya Nasional Pertama pada tanggal 24 Juli 2024 di Istora Senayan, Jakarta. Acara ini akan berkolaborasi dengan para Komunitas Pencinta Kebaya Indonesia dan mengundang 7.000 perempuan dari seluruh Indonesia serta mitra Kowani di ASEAN.

Peringatan Hari Kebaya Nasional ini diselenggarakan dengan mengangkat tema "Lestarikan Budaya dengan Bangga Berkebaya".

Hal ini merupakan bentuk implementasi dari Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2023 tentang Hari Kebaya Nasional yang merujuk pada Kongres Wanita Indonesia X yang dihadiri oleh Presiden Pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno, dan anggota Kowani dari seluruh Indonesia yang mengenakan pakaian nasional, kebaya.

Sebelum acara puncak, Kowani telah menyelenggarakan beberapa side event, salah satunya Talkshow dan Parade Kebaya yang diadakan pada hari Selasa, 28 Mei 2024.

Gelar wicara dan parade kebaya ini merupakan hasil kerjasama dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak Republik Indonesia (KemenPPPA) dan para Komunitas Pencinta Kebaya Indonesia di Kantor KemenPPPA.

Ketua Umum Kowani, Giwo Rubianto dalam sambutan menyampaikan, talkshow dan parade kebaya diselenggarakan sebagai wadah para penggiat kebaya dan perempuan untuk berbagi gagasan, pengalaman, dan wawasan dari berbagai perspektif.

Parade kebaya menjadi momentum untuk mengagumi keindahan kebaya, keistimewaan dan keunikan dari berbagai daerah di Indonesia sekaligus mempromosikan warisan budaya bangsa.

"Kebaya bukan hanya sebagai tampilan busana saja, namun setiap helai, memiliki makna yang menggambarkan identitas keragaman daerah-daerah di nusantara, nilai filosofis dan pesan sejarah perjuangan perempuan indonesia dan juga sebagai alat pemersatu bangsa," ungkap Giwo.

"Selain itu, dengan mengenakan kebaya, secara tidak langsung kita juga bukan sekedar sebagai agen budaya, tetapi agen ekonomi dan agen perubahan dengan menjadikan kebaya sebagai wadah kreativitas yang bernilai ekononomis namun tanpa menghilangkan pakem dari kebaya itu sendiri," tambahnya.

Dalam akhir sambutannya, Ketua Umum Kowani kembali menyampaikan apresiasi dan terimakasih setinggi-tingginya kepada KemenPPPA yang telah mendukung dan memfasilitasi penyelenggaraan acara tersebut.

Baca juga: The Kaibon, Bentuk Kepedulian KSP Terhadap Budaya Keraton Banten

Sekitar 250 hadirin dan tamu undangan yang datang sangat antusias dan percaya diri dengan mengenakan kebaya yang anggun dan beraneka ragam, serta menanti dengan segera penyelenggaraan Hari Kebaya Nasional nanti di Istora Senayan.

"Hal ini selaras dengan tujuan Kowani dalam penyelenggaraan peringatan tersebut adalah ingin menggaungkan kembali semangat perjuangan kaum perempuan, persatuan dari keberagaman ras, suku, dan budaya yang disatukan melalui kebaya," tutup Giwo.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Walhi: Drainase Buruk dan Pembangunan Salah Picu Banjir Jambi

Walhi: Drainase Buruk dan Pembangunan Salah Picu Banjir Jambi

LSM/Figur
Uni Eropa Beri Produsen Mobil Kelonggaran untuk Penuhi Aturan Emisi

Uni Eropa Beri Produsen Mobil Kelonggaran untuk Penuhi Aturan Emisi

Pemerintah
Finlandia Tutup PLTU Batu Bara Terakhirnya

Finlandia Tutup PLTU Batu Bara Terakhirnya

Pemerintah
China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

Pemerintah
AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau