JAKARTA, KOMPAS.com - Biodiversity Warriors KEHATI tahun ini genap berusia 10 tahun.
Dibentuk pada 2014 silam, Biodiversity Warriors (BW) bertujuan untuk mempopulerkan keanekaragaman hayati Indonesia baik dari sisi keunikan, pelestarian, dan pemanfaatannya secara bertanggung jawab.
Namun, Direktur Komunikasi dan Kemitraan Yayasan KEHATI Rika Anggraini mengatakan bahwa seiring waktu, permasalahan lingkungan hidup semakin kompleks dan berkembang.
Biodiversity Warriors dituntut untuk terus meningkatkan kapasitas diri dan melakukan inovasi untuk menjawab permasalahan-permasalahan tersebut.
Baca juga: Dampak Negatif Industri Tambang, Sosial hingga Lingkungan
”Sebagai negara megabiodiversity, Indonesia memiliki tanggung jawab untuk melestarikan sejuta potensi keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya, sekaligus menghadapi ancaman perusakannya,” ujar Rika di Rumah KEHATI, Jakarta, Kamis (27/6/2024).
Ia menambahkan, melalui dukungan Yayasan KEHATI, Biodiversity Warriors diharapkan mampu memberikan dampak positif yang signifikan dalam kegiatan konservasi di Indonesia.
Rika melihat, salah satu tantangan terbesar saat ini adalah belum terbangunnya kesadaran menjaga keanekaragaman hayati.
Hal tersebut disebabkan salah satunya karena pengetahuan masyarakat yang kurang terhadap dampak-dampak negatif yang akan diterima, jika terjadi kerusakan pada alam Indonesia.
“Hal ini tampak jelas dari kebiasaan masyarakat yang masih gemar membuang sampah sembarangan, masih melakukan perburuan liar, dan memelihara satwa yang dilindungi,” tuturnya.
Untuk mengubah kebiasaan buruk tersebut, kata dia, Biodiversity Warriors gencar memberikan edukasi lingkungan, baik melalui kunjungan langsung maupun digital.
Sudah banyak sekolah, universitas, bahkan perusahaan yang dikunjungi oleh BW untuk diberikan materi terkait pelestarian keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup.
Adapun secara digital, BW aktif dalam berkampanye, memberikan seminar, dan pelatihan terkait isu-isu lingkungan.
Dalam melakukan kegiatannya, BW mengedepankan semangat kolaborasi. Sehingga, banyak kegiatan yang dilakukan bersama dengan LSM dan komunitas lingkungan yang lainnya.
Dari kolaborasi tersebut, melahirkan inovasi dan solusi mengatasi permasalahan lingkungan yang dilakukan oleh para kesatria keanekaragaman hayati Indonesia di bawah naungan BW KEHATI.
Mereka berpartisipasi dalam melakukan penyadartahuan kepada masyarakat luas melalui kegiatan penelitian dan aksi langsung di lapangan, kemudian disebarkan melalui website BW KEHATI.
Rika mengungkap, berbagai kegiatan telah diprakarsai oleh champions muda yang tergabung dalam BW KEHATI sebagai penggerak perlindungan dan penyelamatan biodiversitas Indonesia.
Sebagai contoh, di Cirebon, komunitas anak muda Ocean Young Guards yang hidup dalam lingkungan akademik, rela turun dari kampus menuju kampung.
Berfokus pada pengembangan karakter anak-anak usia 9-15 tahun yang tinggal di daerah pesisir dan pulau kecil melalui ide-ide kreatif mereka.
Komunitas muda ini membuat buku ilustrasi berisi tiga tokoh yang mewakili ekosistem laut, yaitu Diva sebagai putri karang, Akau sebagai pendekar mangrove, dan Laso sebagai pejuang padang lamun.
Melalui buku ini, para champions BW KEHATI merancang pesan konservasi yang lebih mudah dimengerti oleh anak-anak usia dini, selain melakukan penanaman bibit mangrove bersama. Dengan tujuan menyelamatkan ekosistem laut penting di kawasan tersebut; yakni mangrove, terumbu karang, dan juga padang lamun.
Contoh lainnya di Nusa Tenggara Timur. Pada sebuah kampung dataran tinggi bernama Desa Colol, Kabupaten Manggarai Timur, seorang anak muda bernama Yoseph Ronaldi, dengan gigih membantu petani kopi yang terdampak krisis iklim, di tengah maraknya anak-anak muda desa yang pergi merantau meninggalkan kampung halaman.
Ia menjadikan tanaman kopi sebagai pintu masuk membangun penyadaran dan aksi konservasi kepada para petani dengan melibatkan anak-anak muda setempat.
Gerakan-gerakan kolaborasi yang telah dibangun jejaring anggota BW KEHATI di seluruh Indonesia, telah berhasil melahirkan bermacam inovasi.
Gerakan kolaborasi dan inovasi tersebut diharapkan mampu memberikan solusi kepada masyarakat sekitar untuk menjaga, mempertahankan, dan memperjuangkan biodiversitas dari ancaman-ancaman yang datang, seperti krisis iklim.
Lahirnya para champions BW KEHATI yang memiliki kepedulian dan melakukan aksi nyata dalam menjaga kekayaan biodiversitas Indonesia yang kian terancam, menjadi sebuah asa di masa depan.
“Dengan kepedulian dan gerakan anak-anak muda dalam isu konservasi dan biodiversitas tersebut, diharapkan menjadi kekuatan baru bagi generasi emas pada satu abad Indonesia di tahun 2045: di mana anak-anak muda saat ini akan memegang kendali kepemimpinan di masa depan,” pungkasnya.
Saat ini, anggota BW sudah mencapai lebih dari 6.000 orang yang tersebar di seluruh Indonesia, dengan 12 jaringan yang berada di 10 universitas.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya