"Pertama-tama kami melakukannya dengan mangan. Kemudian kami melakukannya dengan nikel dan litium. Lalu kami menggunakan jenis bakteri yang berbeda dan kami dapat mengekstraksi kobalt dan nikel," sambungnya.
Baca juga: Elon Musk: Kombinasi PLTS dan Baterai Selesaikan Masalah Energi Dunia
Di masa mendatang, Horsfall dan timnya berencana untuk menggunakan bakteri yang direkayasa secara genetik untuk meningkatkan produksi daur ulang logam mereka.
"Misalnya, kita perlu mengekstrak kobalt dan nikel secara terpisah, yang saat ini tidak dapat kita lakukan," tutur Horsfall.
Bagian selanjutnya dari proses ini adalah menunjukkan bahwa hasil ekstraksi logam-logam dari bakteri tersebut dapat digunakan sebagai komponen baterai atau perangkat baru.
"Kemudian kita akan tahu apakah kita membantu mengembangkan ekonomi sirkular untuk menangani teknologi hijau," papar Horsfall.
Baca juga: Harga Baterai Dunia Anjlok 90 Persen, Penetrasi Energi Terbarukan Makin Luas
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya