Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Langkah Hijau Kompas.com, Penanaman Mangrove untuk Selamatkan Pesisir Subang

Kompas.com, 10 Oktober 2024, 20:45 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

SUBANG, KOMPAS.com - Sebanyak 50 relawan Kompas.com yang tergabung dalam program “Wali Asuh Mangrove” menanam secara simbolis 8.000 mangrove di pesisir Desa Mayangan, Legonkulon, Kabupaten Subang, Jawa Barat, pada Kamis (10/10/2024).

Redaktur Pelaksana Kompas.com, Amir Sodikin mengatakan, penanaman mangrove ini menjadi upaya Kompas.com dalam menjaga bumi, dengan cara menekan emisi karbon.

“Kami menghitung jejak karbon yang dihasilkan kompas.com selama satu tahun, angkanya sekitar 211,5 ton CO2Eq selama 2023. Untuk menyambut ulang tahun Kompas.com yang ke 29, kami punya inisiatif untuk menebus dosa karbon itu,” ujar Wisnu saat pembukaan acara di Desa Mayangan, Subang, Kamis.

Baca juga: Berbagai Ancaman Kerusakan Ekosistem Mangrove di Indonesia

Sebagai informasi, penanaman 5.000 mangrove tersebut diproyeksikan nampu menyerap emisi karbon hingga 217 ton CO2Eq.

Melalui penanaman mangrove yang bekerja sama dengan Saya Pilih Bumi, Wanadri, dan National Geographic, Kompas.com mengajak para korporasi dan pembaca untuk terlibat.

“Tanaman yang kita tanam hari ini adalah sunbangan dari pembaca, sumbangan dari klien, dan kami sendiri. Jadi kami bersama-sama mengupayakan langkah-langkah baik ini untuk membuat bumi kita menjadi lebih lestari,” tambahnya.

Baca juga: Wali Asuh Mangrove, Bentuk Tanggung Jawab Kompas.com atas Emisi Karbon yang Dihasilkan

Penampakan mangrove yang tumbuh di pesisir Desa Mayangan, Subang. KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Penampakan mangrove yang tumbuh di pesisir Desa Mayangan, Subang.

Pada Kamis siang, 50 relawan dari Jakarta menyebrang dari dermaga kecil Desa Mayangan menggunakan perahu selama sekitar 20 menit, untuk tiba di Pulau Burung.

Penanaman mangrove dilakukan secara simbolis di Pulau Burung, menggunakan bibit tanaman yang didapatkan dari budidaya warga setempat.

Abrasi di pesisir Desa Mayangan

Pelestarian kawasan pesisir yang menjadi sasaran awal Kompas.com adalah di Desa Mayangan, Subang. Sebab, sejak tsunami Aceh melanda di tahun 2004, Desa Mayangan ikut merasakan dampak banjir rob sekaligus abrasi.

Dari tahun ke tahun, sebelum mangrove ditanam sejak 2013, semakin banyak area daratan Desa Mayangan yang tenggelam.

Baca juga: Wali Asuh Mangrove, Bentuk Tanggung Jawab Kompas.com atas Emisi Karbon yang Dihasilkan

Sekitar 11 hektar lahan di bibir pantai telah tenggelam, dan garis pantai sudah bergeser sejauh 1,5 kilometer.

Ketua Divisi Lingkungan Wanadri, Feby Nugraha menyampaikan, pihaknya meluncurkan program “Wali Asuh Mangrove” sebagai upaya melakukan penanaman berkelanjutan yang dapat mengurangi dampak abrasi di desa tersebut.

“Kami melihat kondisi di pesisir utara abrasinya sudah parah. Kami lihat kondisinya mangrove semakin habis, sejak 1978 saat menjadi tempat main kami,” terang Feby.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
BUMN
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Swasta
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pemerintah
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Pemerintah
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
LSM/Figur
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Swasta
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
LSM/Figur
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Swasta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
BUMN
Bumi Memanas, Hasil Panen di Berbagai Benua Menurun
Bumi Memanas, Hasil Panen di Berbagai Benua Menurun
Pemerintah
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat yang Bisa Picu Banjir Sepekan ke Depan
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat yang Bisa Picu Banjir Sepekan ke Depan
Pemerintah
4 Pemburu Satwa Liar di TN Merbabu Terancam 15 Tahun Penjara
4 Pemburu Satwa Liar di TN Merbabu Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Pemerintah
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
LSM/Figur
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau