Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/10/2024, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Badan Energi Internasional atau International Energy Agency (IEA) menyatakan, era energi listrik telah tiba dan mulai menggantikan minyak.

Direkur Eksekutif IEA Fatih Birol mengatakan, konsumsi listrik tumbuh dua kali lipat dari laju permintaan energi secara keseluruhan selama 10 tahun terakhir.

Birol menuturkan, dunia kini tengah bergerak cepat menuju era listrik, sebagaimana dilansir Axios.

Baca juga: Rambut Manusia Efektif Serap Tumpahan Minyak di Lingkungan

Era listrik inilah yang akan menentukan sistem energi global di masa depan. Di samping itu, era listrik akan didasarkan pada sumber terbarukan dan energi bersih.

Pernyataan tersebut disampaikan Birol saat peluncurkan laporan flagship terbaru IEA yakni World Energy Outlook 2024, Rabu (16/10/2024).

Birol menuturkan, pesan kunci dari laporan tersebut adalah energi di seluruh dunia secara bertahap akan bergantung pada sumber listrik.

"Kita melihat bahwa setelah era batu bara memulai revolusi industri pada abad ke-18, diikuti oleh era minyak yang masih ada sampai sekarang. Namun, setelah era minyak saat ini, dunia memasuki era listrik," kata Birol dilansir dari Associated Press.

Baca juga: Pemerintah Susun Peta Jalan untuk Hilirisasi Minyak Jelantah

Pada 1975, 70 persen pembangkitan listrik di seluruh dunia dihasilkan oleh bahan bakar fosil.

Akan tetapi, pada 2050, energi terbarukan diprediksi akan berkontribusi sebesar 70 persen dari seluruh pembangkitan listrik dunia.

Sebelum 2050, IEA memprediksi pertengahan dekade 2030an, pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) akan menjadi produsen listrik yang paling besar.

Ketergantungan pada minyak akan mencapai puncaknya pada 2030. Akan tetapi, penurunannya tidak akan terlalu signifikan dalam beberapa tahun usai 2030.

Baca juga: Pemerintah Diminta Tetapkan Regulasi Minyak Jelantah, Sebelum Kegagalan Pasar

Dia menuturkan, dunia tetap masih akan membutuhkan minyak dalam beberapa tahun mendatang.

"Tetapi kita melihat puncak dan melemahnya pertumbuhan permintaan minyak global. Ada banyak alasan ekonomi dan teknologi," papar Birol.

Birol menuturkan, salah satu faktor utama yang membuat permintaan minyak turun adalah terjadinya perubahan yang besar di sektor transportasi.

"Kita melihat mobil listrik menembus pasar mobil di semua pasar utama, secara signifikan dan global," jelas Birol.

Baca juga: Minyak Sawit Diperebutkan Pangan dan Bahan Bakar, Lingkungan Jadi Korban

Birol juga menambahkan, permintaan mobil listrik tumbuh lebih cepat dari yang diprediksi.

"Tahun ini, kami perkirakan lebih dari 20 persen dari semua penjualan mobil adalah mobil listrik," papar Birol.

Berdasarkan tren dan kebijakan saat, kendaraan listrik akan berkontribusi sebesar 50 persen dari seluruh penjualan mobil global pada tahun 2030.

Berdasarkan kebijakan negara-negara saat ini, IEA juga memperkirakan perluasan energi bersih, termasuk sumber terbarukan dan nuklir, akan melampaui peningkatan konsumsi listrik sebesar 20 persen pada 2030.

Namun, perlu peningkatan yang jauh lebih cepat agar sesuai dengan jalur net zero emission (NZE) yang ramah iklim.

Baca juga: Butuh 3 Bulan Bersihkan Tumpahan Minyak Singapura

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau