Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brasil Gelar Konsultasi Masyarakat Adat untuk Penjualan Kredit Karbon Amazon

Kompas.com, 18 Oktober 2024, 12:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah Negara Bagian Para di Brasil akan berkonsultasi dengan masyarakat adat mengenai benefit penjualan sertifikat atau kredit karbon di hutan hujan Amazon.

Sekretariat Lingkungan Negara Bagian Para, Semas, mengatakan mereka akan memulai fase dialog baru dengan masyarakat adat dan kelompok tradisional lainnya di Amazon.

Sebelumnya, sejumlah perusahaan besar sepakat membeli kredit karbon pengimbang emisi yang berasal dari program konservasi hutan hujan Amazon di Negara Bagian Para.

Baca juga: DNV Proyeksikan Emisi Karbon di 2050 Turun

Total transaksi pembelian sertifikat karbon tersebut senilai 180 juta dollar AS (Rp 2,7 triliun) melalui inisiatif konservasi hutan LEAF Coalition, yang didirikan pada 2021 bersama sekelompok perusahaan dan sejumlah negara termasuk Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

"Transaksi dengan Koalisi LEAF akan diselesaikan pada 2025, setelah selesainya proses pembangunan kolektif ini," bunyi pernyataan Pemerintah Para, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (15/10/2024).

Emergent, koordinator nirlaba Koalisi LEAF, mengatakan konsultasi belum dimulai di Para mengenai perjanjian LEAF.

Emergent menegaskan, tidak ada kredit karbon yang akan ditransaksikan hingga setelah proses konsultasi.

Baca juga: Ketahui Sumber-sumber Jejak Karbon yang Dihasilkan Manusia

"Kami sangat yakin bahwa Para sedang mengembangkan sistem REDD+ dengan partisipasi aktif dari berbagai komunitas dan penerima manfaat yang berperan aktif dalam mengurangi deforestasi," kata juru bicara Emergent.

REDD+ adalah strategi mitigasi perubahan iklim yang bertujuan untuk mengurangi emisi gas rumah kaca dengan memperlambat, menghentikan, dan membalikkan deforestasi.

Salah satu organisasi masyarakat adar yang terlibat aktif dalam mempromosikan konsultasi adalah Federasi Masyarakat Adat Para (FEPIPA).

FEPIPA mendesak agar masyarakat adat dapat berpartisipasi dalam konsultasi karbon kredit di hutan.

Baca juga: Keanekaragaman Tanaman Pertanian Bisa Tingkatkan Penyerapan Karbon oleh Tanah

Pemimpin FEPIPA Concita Sompre mengatakan, penjualan kredit karbon adalah solusi yang tepat bagi masyarakat adat.

Meski demikian, Sompre menyatakan masyarakat adat merasa tidak mendapat informasi lengkap mengenai kesepakatan kresit karbon.

Dia menyatakana, konsultasi yang akan dilakukan harus menjelaskan bagaimana manfaatnya akan dibagi.

"Dalam perjanjian pembagian manfaat, kami masyarakat adat akan, bersama dengan penerima manfaat lain yang tinggal di negara bagian, menyepakati berapa banyak yang akan diterima masing-masing pihak," papar Sompre.

Baca juga: Penerapan Karbon Dioksida Tak Lagi Berguna Jika Suhu Bumi Lampaui Batas

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Swasta
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
Swasta
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau