Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Industri Pengiriman Hadapi Kendala Capai Dekarbonisasi

Kompas.com, 25 Oktober 2024, 14:17 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Laporan lembaga keuangan Moody's mengungkapkan industri pengiriman global menghadapi tantangan besar untuk memenuhi target dekarbonisasi yang ambisius.

Laporan itu menyebut industri pengiriman global tengah berjuang untuk memenuhi target emisi karena kekurangan bahan bakar berkelanjutan dan transisi hijau yang mahal, misalnya saja seperti beralih ke kapal yang lebih ramah lingkungan.

Mengutip Sustainability Magazine, Jumat (25/10/2024) industri pengiriman bertanggung jawab atas sekitar 2 hingga 3 persen emisi karbon global sehingga kontribusinya terhadap perubahan iklim tidak dapat diabaikan.

Baca juga: Dekarbonisasi Nikel: Baseline Emisi Ditetapkan, Potensi Energi Terbarukan Dipetakan

Sayangnya, menurut Moody's transisi ke arah yang berkelanjutan tidak terjadi cukup cepat.

Ketergantungan industri pada bunker fuel tradisional dan gas alam cair (LNG) membuat sebagian besar kapal masih menggunakan bahan bakar fosil, memperlambat upaya untuk memangkas emisi secara signifikan dalam waktu dekat.

Saat ini, sekitar 90 persen kapal komersial menggunakan bunker fuel yang sangat berpolusi.

Sementara 10 persen sisanya sebagian besar menggunakan LNG, alternatif bahan bakar yang lebih ramah tetapi masih berbasis fosil.

LNG memang mengeluarkan lebih sedikit karbon dioksida (CO2) daripada solar laut saat dibakar, tetapi emisi siklus hidupnya secara penuh masih menjadi bahan perdebatan.

Dengan demikian, hal ini tidak dianggap sebagai solusi jangka panjang untuk kebutuhan dekarbonisasi industri.

Sementara laporan memperkirakan hingga tahun 2029, lebih dari 70 persen kapal baru masih tergantung pada bahan bakar fosil.

Baca juga: OJK Dorong Perbanyak Energi Bersih: Agar Pasar Karbon RI Berdaya Saing

Organisasi Maritim Internasional (IMO), yang menetapkan standar global untuk pengiriman sendiri telah menetapkan target untuk mengurangi emisi pada tahun 2030 dan 2040.

Namun, tanpa kemajuan pesat dalam ketersediaan bahan bakar berkelanjutan dan perubahan signifikan dalam cara pembuatan dan pengoperasian kapal, industri ini tidak mungkin mencapai tujuan ini.

Kesenjangan Regulasi

Lambatnya kemajuan industri pengiriman dalam dekarbonisasi diperparah oleh tidak adanya regulasi yang terkoordinasi secara global.

Laporan memaparkan kurangnya aturan yang seragam untuk mengurangi emisi dan insentif yang tidak memadai untuk mengadopsi bahan bakar hijau menghadirkan risiko yang signifikan bagi sektor tersebut.

Baca juga: Korporasi Sebut Penggunaan AI Berdampak dalam Upaya Dekarbonisasi

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
8 Juta Anak Indonesia Memiliki Darah Mengandung Timbal Melebihi Batas WHO
8 Juta Anak Indonesia Memiliki Darah Mengandung Timbal Melebihi Batas WHO
Pemerintah
Bobibos Diklaim Lebih Ramah Lingkungan, Ini Penjelasan BRIN
Bobibos Diklaim Lebih Ramah Lingkungan, Ini Penjelasan BRIN
LSM/Figur
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
Swasta
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Pemerintah
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
Pemerintah
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Pemerintah
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Swasta
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Pemerintah
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
Pemerintah
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Pemerintah
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
LSM/Figur
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Swasta
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Pemerintah
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Pemerintah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau