KOMPAS.com – PT Gunbuster Nickel Industry (PT GNI) melaksanakan Kebun Gizi sebagai upaya pengentasan stunting bagi anak-anak yang berada di Desa Tanauge, Kecamatan Petasia, Kabupaten Morowali, Sulawesi Utara. Program ini dilaksanakan bersama PT Stardust Estate Investment (SEI) dengan menanam tanaman yang kaya gizi sebagai salah satu kegiatan corporate social responsibility (CSR).
Head of Corporate Communication PT GNI Mellysa Tanoyo mengatakan, Kebun Gizi merupakan gabungan pendekatan pertanian berkelanjutan dengan program bergizi berbasis komunitas. Kegiatan ini juga merupakan wujud dukungan perusahaan dalam menjaga kesehatan generasi penerus di desa lingkar industri.
“Kami tidak hanya menanam tanaman, tetapi juga menanam kesadaran dan pengetahuan kepada masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan melalui pangan bergizi,” kata Mellysa dalam keterangan yang diterima Kompas.com, Jumat (15/11/2024).
Ia melanjutkan, proses edukasi Kebun Gizi juga mengajarkan masyarakat mengenai pentingnya pola makan bergizi dan cara mengolah hasil kebun. Hasil panen dari Kebun Gizi akan diberikan sebagai makanan tambahan kepada balita yang berisiko mengalami stunting.
“Kebun Gizi ini ditanami berbagai sayuran, seperti terong, bayam belang, oyong gambas, dan kangkung. Ada juga ikan lele yang berasal dari budidaya lele yang juga merupakan program bersama PT GNI dan PT SEI,” ujar Mellysa.
Dalam pelaksanaan Kebun Gizi, hasil panen diberikan satu bulan sekali yang menyesuaikan jadwal posyandu di tiga lokasi, yaitu Desa Tanauge, Desa Bungintimbe, dan Bunta. Hasil panen akan diolah menjadi makanan bergizi oleh kader posyandu dan diberikan kepada balita untuk dimakan bersama-sama.
“Kebun Gizi dapat menjadi salah satu cara terbaik dalam menangani stunting. Dari hasil panen Kebun Gizi, diharapkan dapat membantu masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pangan dan menurunkan angka stunting di sekitar lingkar industri,” jelas Mellysa.
Lebih lanjut, ia mengatakan Kebun Gizi bukan hanya sebuah proyek CSR, tetapi komitmen perusahaan dalam membantu meningkatkan kualitas hidup masyarakat sekitar wilayah operasional melalui pemenuhan kebutuhan pangan. Dengan adanya kolaborasi dengan PT SEI, ia berharap balita yang berada di sini dapat memperoleh peluang yang lebih besar untuk tumbuh sehat dan optimal.
Mellysa menambahkan, upaya pengentasan stunting dengan Kebun Gizi sangat penting untuk dilakukan. Sebab, stunting bukan hanya masalah kesehatan, tetapi juga masalah sosial dan ekonomi yang mempengaruhi kualitas generasi mendatang.
Oleh karena itu, Kebun Gizi tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan status gizi anak-anak, tetapi juga untuk menciptakan kesadaran lebih luas tentang pentingnya perbaikan gizi ibu hamil dan balita yang merupakan dua kelompok rentan dalam siklus stunting.
“Dari kebun yang semula hanya berupa lahan kosong, kini hadir makanan sehat di piring balita, memberikan secercah harapan untuk mengatasi masalah stunting yang menjadi momok bagi masa depan generasi muda di desa-desa ini. PT GNI dan PT SEI berharap program ini dapat terus berkembang, memberikan manfaat luas, dan menjadi inspirasi bagi inisiatif serupa di berbagai wilayah lain di Indonesia,” ucap Mellysa.
Sebagai informasi, masalah stunting merupakan isu serius yang dihadapi masyarakat di Morowali Utara. Berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI), Kementerian Kesehatan mencatat angka prevalensi stunting di wilayah ini masih 24.7 persen pada 2023. Angkanya sama seperti 2022 dan masih jauh dari target nasional, yakni 14 persen.
Pelaksanaan Kebun Gizi pun mendapat respons positif dari masyarakat. Di Posyandu Desa Tanauge, misalnya, kader memberikan hasil panen yang telah diolah menjadi makanan sehat kepada 10 balita penderita stunting dari Kebun Gizi yang dilaksanakan pada Sabtu (9/11/2024).
Bidan Puskesmas Pembantu (PUSTU) Desa Tanauge Asma sangat mengapresiasi kegiatan Kebun Gizi yang diadakan PT GNI dan PT SEI. Ia, yang juga berperan sebagai pendamping, menilai program ini sangat bermanfaat untuk mengatasi masalah stunting masyarakat di sana.
“Mewakili masyarakat Desa Tanauge, kami merasa sangat terbantu dan berterima kasih. Semoga program ini terus berlanjut. Sebab, masyarakat sangat terbantu karena sebelumnya mereka mengalami kesulitan dalam mendapatkan sayur dan ikan segar,” ucap Asma.
Para orang tua dan balita yang hadir pada Kebun Gizi hari itu juga terlihat sangat antusias menyantap hidangan yang telah diolah oleh kader posyandu. Menu makanan yang diberikan adalah nasi, sayur bayam dengan wortel, dan lele goreng atau sup lele. (Rindu P Hestya)
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya