KOMPAS.com - Global Girls Creating Change (G2C2) menutup rangkaian kegiatan road show bertajuk “Workshop Global Girls Creating Change (G2C2): Perempuan Muda Siap Pimpin Aksi Iklim” di kota Jakarta sebagai kota kelima.
Sebelumnya, G2C2 berhasil digelar di kota Medan, Mataram, Makssar, dan Pontianak.
Program G2C2 merupakan kolaborasi antara Yayasan Humanis, Ecoxyztem Venture Builder, dan Teens Go Green Indonesia yang bertujuan membina dan mengangkat gerakan aksi iklim berpusat pada perempuan muda.
Kegiatan bertujuan membina serta mengangkat gerakan aksi iklim yang berpusat pada anak perempuan dan dipimpin oleh perempuan untuk membentuk kebijakan, inisiatif, gerakan iklim yang inklusif dan berkelanjutan.
Mereka menempuh upaya untuk mengatasi tantangan iklim yang memperburuk ketidaksetaraan dan diskriminasi yang dihadapi perempuan dan anak perempuan, terutama mereka yang berasal dari identitas termarjinalkan.
Penutupan rangkaian road show dilaksanakan di Manggala Wanabakti, Jakarta yang merupakan kantor Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Kehutanan Republik Indonesia.
Sebanyak 84 perempuan muda berusia 15-24 tahun hadir dan berpartisipasi merumuskan berbagai inisiatif dalam merespon tantangan perubahan iklim.
Kegiatan dipandu fasilitator yang sudah berpengalaman di bidangnya masing-masing, di antaranya:
Melalui sesi workshop dan diskusi interaktif, para peserta didorong untuk mengembangkan kapasitas mereka dalam memimpin perubahan yang berkelanjutan di komunitas masing-masing.
Baca juga: COP29: Aksi iklim yang Fokus pada Kesehatan Harus Segera Dilakukan
Ghina Raihanah (Program Officer Ocean Justice Initiative & 4th Runner Up Puteri Indonesia) memberikan pengarahan kepada para peserta perempuan muda.
Setelah menyelesaikan rangkaian kegiatan roadshow di lima kota, inisiatif dilanjutkan dengan penyusunan proposal proyek inovasi lingkungan yang akan mendapatkan pendampingan intensif melalui mentorship dan pendanaan proyek bagi inovasi-inovasi terpilih.
Selama roadshow di empat kota sebelumnya, program G2C2 berhasil menjangkau 352 perempuan muda usia 15-24 tahun, 17 orang fasilitator, 42 orang co-fasilitator, dan 40 orang volunteer penerima manfaat yang turut berkontribusi dalam pelaksanaan kegiatan G2C2.
Kepala Pusat Pengembangan Generasi Lingkungam Hidup dan Kehutanan (PGLHK) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Luckmi Purwandari memberikan apresiasi inisiatif G2C2 dari Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial dan Ecoxyztem Venture Builder.
"Kegiatan ini merupakan langkah nyata dalam meningkatkan kesadaran dan kapasitas perempuan muda dalam menghadapi tantangan perubahan iklim," ungkap Luckmi Purwandari.
"Saya juga berharap, melalui kegiatan ini, akan lahir banyak inovasi dan solusi kreatif untuk mengatasi perubahan iklim dalam upaya bersama untuk menjaga bumi kita," tambahnya.
Tidak hanya memberikan penguatan kapasitas dan pengetahuan lingkungan dan aksi iklim, inisiatif ini juga mendorong perempuan muda menciptakan ide-ide proposal untuk menjawab tantangan perubahan iklim yang dilandasi prinsip kewirausahaan lingkungan (ecopreneurship).
National Project Officer for G2C2 Indonesia, Muhamad Hisbullah Amrie menyampaikan, “sebuah perjalanan roadshow lima kota yang patut disyukuri, pertemuan dengan para perempuan muda yang sangat inspiratif."
"Namun, roadshow ini masih merupakan awal hingga nantinya kita bisa menemukan potensi proyek dan inovasi iklim yang dapat didanai. Masih ada proses seleksi yang diharapkan dapat diikuti para perempuan muda dimana beberapa peserta beruntung akan diberangkatkan ke COP 30 di Brazil pada tahun depan,” lanjutnya.
Interaksi yang terjadi selama workshop antara Fiza Javaid Khan, 1st Runner Up Miss Universe Indonesia 2024 & Environmental Activist dengan para peserta
Selama perjalanan rangkaian roadshow program G2C2, dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, sektor swasta, akademisi, media, dan komunitas lokal, telah menjadi elemen kunci dalam keberhasilannya.
"Telah kita saksikan bersama-sama bahwa perempuan muda yang ada di ruangan ini sangat aktif berdiskusi dan memiliki banyak inovasi yang bisa didaftarkan ke fase kegiatan G2C2 selanjutnya yaitu pitching competition," ujar Ika Juliana, Business Development Manager, Ecoxyztem Venture Builder.
"Banyak inovasi menarik yang saya lihat dan berpotensi untuk mendapatkan pendampingan dan dukungan untuk melaksanakan pilot project. Karena setiap perempuan muda berhak mendapatkan kesempatan untuk memimpin, berinovasi, dan menciptakan masa depan yang mencerminkan mimpinya,” ujarnya.
Program G2C2 dilaksanakan konsorsium Hivos Hub Amerika Latin, Restless Development, dan Yayasan Humanis dan Inovasi Sosial di Brazil, Indonesia, Nepal, dan Uganda yang didukung penuh oleh Department of State, United State of America, Secretary’s Office of Global Women Issues.
Di Indonesia sendiri, program G2C2 dilaksanakan oleh Yayasan Humanis, Ecoxyztem Venture Builder, dan Teens Go Green Indonesia sebagai konsorsium di Sumatera Utara, Kalimantan Barat, Jabodetabek, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan.
Baca juga: Pembiayaan Aksi Iklim Harus Dipandang sebagai Investasi
Rangkaian kegiatan program G2C2 ini akan dilanjutkan dengan kompetisi inovasi lingkungan (pitching competition), yaitu ajang peserta untuk mengajukan proposal proyek berbasis iklim dengan prinsip kewirausahaan lingkungan (ecopreneurship), yang akan dimulai di bulan
Februari 2025. Enam proposal terpilih akan menerima dana hibah untuk menjalankan pilot project dengan pendampingan lanjutan (mentorship) agar berhasil merealisasikan ide proyek yang diajukan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya