Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Australia Berpotensi Jadi Pemimpin Dunia dalam Industri Besi Hijau

Kompas.com - 06/12/2024, 08:15 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber knowesg

KOMPAS.com - Laporan baru Mandela Partners mengungkapkan Australia berpotensi menjadi pemimpin dunia dalam industri besi hijau (green iron).

Selain itu, potensi besi hijau Australia dapat memangkas emisi global hingga 1,7 persen dan pertumbuhan ekonomi.

Lantas apa sebenarnya besi hijau itu?

Mengutip Know ESG, Kami (5/12/2024) besi hijau adalah proses pembuatan besi yang menggunakan sumber energi terbarukan sehingga lebih berkelanjutan, tidak seperti produksi besi konvensional yang bergantung pada bahan bakar fosil dan mengeluarkan sejumlah besar karbon dioksida ke udara.

Baca juga:

Laporan tersebut mencatat bahwa pada 2050, industri besi hijau Australia dapat menghasilkan 103 miliar dollar AS per tahun untuk ekonomi lokal.

Selain itu, industri juga akan menciptakan lapangan kerja dengan 28.000 lapangan kerja yang berpotensi memperkuat tenaga kerja Australia.

"Laporan ini dengan jelas menunjukkan pentingnya dan peluang strategis untuk mengubah industri bijih besi kita menjadi industri besi hijau dan perannya yang krusial dalam menjadikan Australia sebagai negara berpengaruh dalam energi terbarukan,” kata CEO Boundless Earth Eytan Lenko.

“Jika Australia mencapai potensi besi hijaunya, itu akan menjadi kontribusi besar bagi aksi iklim global," kata Lenko lagi.

Mengapa Australia?

Benua ini kaya akan sumber daya energi terbarukan, seperti tenaga angin dan matahari, yang sangat penting untuk produksi besi hijau.

Benua ini juga memiliki cadangan bijih besi terbesar secara global (58 miliar ton pada tahun 2023) dan menghasilkan lebih banyak bijih besi daripada negara lain mana pun.

Jika negara ini berhasil membangun industri besi hijau, negara ini dapat mengurangi emisi global sekitar 1,7 persen pada tahun 2025 dan menghasilkan 310 juta ton besi hijau setiap tahunnya, membantu negara ini mencapai tujuan emisi nol emisinya.

Untuk mewujudkannya, Australia harus berinvestasi besar-besaran dalam energi dan infrastruktur terbarukan, fasilitas produksi hidrogen, dan pabrik besi hijau, dengan perkiraan biaya sebesar 28,8 miliar dollar AS pada tahun 2030.

Baca juga:

Lebih lanjut, laporan juga menyebut pemerintah Australia memiliki peran bersama pihak swasta.

Mereka harus secara aktif mendukung transisi negara tersebut ke energi terbarukan melalui langkah-langkah proaktif. Kurangnya investasi dalam infrastruktur energi hijau sering disebut sebagai tantangan yang signifikan.

" Investasi 28,8 miliar dollar AS pada tahun 2030 adalah jumlah yang besar. Namun, kita berbicara tentang industri baru yang memiliki keunggulan bagi Australia," ungkap direktur pelaksana Mandala Partners Amit Singh.

"Industri ini akan menghasilkan lebih dari 100 miliar dollar per tahun dan 27.000 pekerjaan berkualitas. Tentunya hal itu harus membuat Pemerintah Australia yang bertanggung jawab berpikir sejenak," tambahnya.

Singh juga menyampaikan poin terpenting dari laporan ini adalah bahwa Australia memiliki peluang untuk memosisikan dirinya sebagai raksasa global dalam industri baru, tetapi itu tidak akan terjadi kecuali pemerintah berusaha keras.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau