Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

200 Bus Listrik Transjakarta Siap Beroperasi

Kompas.com, 11 Desember 2024, 12:15 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menambah 200 armada bus listrik Transjakarta, Selasa (10/12/2024).

Pejabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi menyampaikan, peluncuran itu dilakukan sebagai komitmen untuk menyediakan transportasi ramah lingkungan dan berkelanjutan.

"Apresiasi saya tujukan kepada seluruh jajaran PT Transjakarta dan pihak-pihak yang terkait dengan pengadaan 200 unit bus listrik high deck Transjakarta pada 2024 ini," kata Teguh dalam keterangan tertulis, Selasa.

Baca juga:

Penambahan ratusan armada bus, lanjut dia, menjadi tonggak penting dalam transformasi Jakarta sebagai kota global. Teguh menyampaikan, kerja sama berbagai pihak diperlukan dalam mendorong perluasan fasilitas pengisian daya bus.

"Karena itu, saya mengajak PT Transjakarta dan seluruh mitra serta elemen masyarakat lainnya untuk membangun Jakarta sebagai kota yang berorientasi pada transportasi publik," ujar Teguh.

"Selain itu, juga bisa menjadi role model dalam pengembangan sistem transportasi perkotaan yang inovatif, inklusif, dan berkelanjutan," tambah dia.

Sementara itu, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan Damri, siap mendukung program semua bus Transjakarta berbahan bakar listrik pada 2030.

"Daerah-daerah lain diharapkan menjadikan Jakarta sebagai contoh untuk transportasi umum berbasis listrik di Indonesia," ucap Tiko.

Kerja sama antara BUMN dengan Pemprov DKI, ungkap dia, diharapkan dapat mengintegrasikan seluruh layanan publik secara optimal. Dengan begitu, bisa meningkatkan kualitas bagi pengguna transportasi umum di Jakarta.

"Semoga seluruh armada bus listrik ini dapat memberikan layanan terbaik sebagai pelanggan dan masyarakat, sekaligus menjadi bagian penting dalam transformasi transportasi nasional Indonesia," jelas Tiko.

100 Bus Listrik Sudah Beroperasi

Dirut PT Transjakarta Welfizon menyatakan, saat ini pihaknya telah mengoperasikan 100 unit bus listrik yang melayani rute feeder. Menurut dia, bus tambahan nantinya akan melayani koridor 2 dan 8.

"Peluncuran ini bukan hanya capaian teknis, tetapi juga perubahan besar menuju mobilitas yang lebih hijau. Dengan penggunaan bus listrik, kita dapat menghadirkan moda transportasi yang efisien dan hemat biaya operasional hingga 5-10 persen," papar Welfizon.

Baca juga: 3 Inisiasi Kemenhub untuk Dorong Transportasi Hijau

Selain itu, dapat menghemat bahan bakar minyak (BBM) 18-20 persen. Saat ini, total ada 300 bus listrik yang beroperasi di Jakarta.

"Keberadaan bus listrik ini, bisa menurunkan potensi emisi sekitar 420 ribu ton karbon dioksida equivalent atau sama dengan 1,5 juta pohon yang ditanam. Jadi, dampak terhadap lingkungan ini juga sangat besar," terang dja.

Adapun Perum Damri akan mengoperasikan 60 unit bus listrik dari Skywell dan 30 unit bus dari Zhongtong. Lalu, PT Bianglala Metropolitan mengoperasikan 90 unit bus Sinar Armada Globalindo atau Golden Dragon. Sedangkan PT Sinar Jaya menghadirkan 20 unit bus listrik dari PT VKTR Teknologi Mobilitas.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menjaga Bumi Nusantara Melalui Kearifan Lokal
Menjaga Bumi Nusantara Melalui Kearifan Lokal
Pemerintah
Tingkatkan Produktivitas Lahan, IPB Latih Petani Kuasai Teknik Agroforestri
Tingkatkan Produktivitas Lahan, IPB Latih Petani Kuasai Teknik Agroforestri
Pemerintah
Desa Utak Atik di Serangan Bali Hadirkan Inovasi Lampu Nelayan hingga Teknologi Hijau
Desa Utak Atik di Serangan Bali Hadirkan Inovasi Lampu Nelayan hingga Teknologi Hijau
LSM/Figur
Pasca-Siklon Senyar, Ilmuwan Khawatir Populasi Orangutan Tapanuli Makin Terancam
Pasca-Siklon Senyar, Ilmuwan Khawatir Populasi Orangutan Tapanuli Makin Terancam
Pemerintah
Adaptasi Perubahan Iklim, Studi Temukan Beruang Kutub Kembangkan DNA Unik
Adaptasi Perubahan Iklim, Studi Temukan Beruang Kutub Kembangkan DNA Unik
Pemerintah
Permintaan Meningkat Tajam, PBB Peringatkan Potensi Krisis Air
Permintaan Meningkat Tajam, PBB Peringatkan Potensi Krisis Air
Pemerintah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Pemerintah
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
LSM/Figur
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
LSM/Figur
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
Pemerintah
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
LSM/Figur
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
Pemerintah
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
Pemerintah
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
LSM/Figur
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau