Sementara keterampilan rekayasa presisi untuk ruang vakum, kawat superkonduktor suhu tinggi, dan komponen laser juga diharapkan tumbuh pesat.
Bidang lain dari permintaan masa depan yang disorot adalah fisikawan plasma, insinyur proses nuklir dan pabrik, insinyur desain dan perakitan fusi, dan mereka yang berpengalaman dalam menavigasi kerangka peraturan baru.
FIA pun merekomendasikan perlunya peran pemerintah untuk meningkatkan pendidikan dan pelatihan di bidang terkait energi fusi untuk pengembangan tenaga kerja yang dapat memproduksi energi fusi skala besar.
Perusahaan fusi harus membentuk kemitraan akademis untuk mengembangkan kursus dan pelatihan bersama bagi tenaga kerja masa depan.
Pemerintah juga harus mendirikan pusat sumber daya dan pedoman keterampilan, mendukung program R&D, dan meningkatkan jangkauan ke lembaga yang melayani kaum minoritas dan pekerja yang menganggur dan terlantar, misalnya mereka yang meninggalkan sektor bahan bakar fosil agar dapat beralih ke peran energi fusi.
Baca juga: Emil Salim Institute Luncurkan Buku Transisi Energi, Energi Baru dan Terbarukan
Asosiasi juga menyerukan kerangka regulasi yang jelas, kemitraan publik-swasta, dan kolaborasi internasional untuk mendorong pertumbuhan industri dan memastikan pengembangan keterampilan yang diperlukan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya