Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 21/12/2024, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Pengembangan bioetanol sebagai untuk dipakai sebagai bahan bakar minyak (BBM) dinilai penting untuk mendukung transisi energi.

Meski demikian, ekonom senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad mengatakan, harga jualnya harus dapat dijangkau masyarakat.

"Dengan meningkatnya tuntutan peduli lingkungan yang kuat, pengembangan bioetanol harus tetap dilakukan tetapi dengan harga yang terjangkau, kalau terlalu mahal, lama-lama masyarakat kosong. Tak ada yang mau beli," kata Tauhid, sebagaimana dilansir Antara, Jumat (20/12/2024).

Baca juga: Kemenhut Siapkan Hutan untuk Produksi Bioetanol dari Aren

Oleh karena itu, selain meniadakan pajak, pemerintah juga bisa memberikan subsidi dan berbagai insentif agar harga bioetanol terjangkau.

Hal lain yang bisa dilakukan untuk menciptakan pasar bioetanol adalah dengan mendorong lingkungan bisnis menggunakan bahan bakar nabati (BBN) tersebut.

Dia mencontohkan, jika perusahaan ingin memperoleh sertifikat environmental, social, and governance (ESG), maka kendaraan operasional harus menggunakan bioetanol.

Menurut Tauhid, cara itu akan mendorong penggunaannya sehingga pasarnya akan membesar.

Baca juga: Limbah Sawit Lebih Ramah Lingkungan Jadi Bahan Baku Bioetanol

Dia juga mendukung perlunya diversifikasi bahan baku agar bioetanol juga bisa diproduksi dengan harga jual yang terjangkau.

Selain itu, lokasi pabrik tidak jauh dari lahan bahan baku sehingga biaya transportasi juga bisa ditekan.

Sebelumnya, Koordinator Keteknikan dan Lingkungan Bioenergi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Efendi Manurung menyatakan, pemerintah tidak menutup kemungkinan akan memberi dukungan pengembangan bioetanol mulai dari hulu.

"Harganya bisa kita tekan kalau kita berikan dukungan mulai dari hulu, pembibitan, pemupukan, unit produksi dan sebagainya. Sehingga nanti di produk akhir, harganya bisa lebih kompetitif dengan harga BBM fosil yang disubsidi," ujarnya dalam sebuah diskusi publik di Jakarta.

Baca juga: Jalan Panjang Bioetanol, BRIN: RI Masih Impor Singkong

Dalam dukungan tersebut, pemerintah memberikan subsidi pada setiap tahapan prosesnya mulai hulu sehingga mencapai harga keekonomian saat dijual ke pasar.

Efendi berujar, posisi pemerintah saat ini masih menerima semua masukan, baik dalam bentuk hasil riset maupun pendapat ahli.

"Kami masih mendorong riset-riset bioetanol generasi kedua, ketiga dan seterusnya," ujar Efendi.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Eniya Listiani Dewi juga memastikan, etanol yang digunakan untuk keperluan bahan bakar tidak akan dikenakan cukai.

"Jadi kemarin dengan Kementerian Keuangan masalah cukai itu kalau digunakan untuk fuel sudah jelas nggak, tanpa cukai. Jadi sudah jelas tanpa cukai,” katanya.

Baca juga: BBM Baru RON 95 Akan Meluncur Akhir Juli, Ada Campuran Bioetanol

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Gantikan Sulaiman Umar, Rohmat Marzuki Resmi Jabat Wakil Menteri Kehutanan
Gantikan Sulaiman Umar, Rohmat Marzuki Resmi Jabat Wakil Menteri Kehutanan
Pemerintah
Stop Lagi Ekspor Benih Lobster, Indonesia Tak Mau Jadi Pemasok Murah
Stop Lagi Ekspor Benih Lobster, Indonesia Tak Mau Jadi Pemasok Murah
Pemerintah
Karhutla, KLH Awasi Praktik 38 Perusahaan
Karhutla, KLH Awasi Praktik 38 Perusahaan
Pemerintah
UMKM di Tanjakan Curam, Harus Naik Kelas Sekaligus Pangkas Emisi
UMKM di Tanjakan Curam, Harus Naik Kelas Sekaligus Pangkas Emisi
Pemerintah
Kementan: Sapi Merah Putih Turunan Friesian Holstein, Ada 80 Ekor
Kementan: Sapi Merah Putih Turunan Friesian Holstein, Ada 80 Ekor
Pemerintah
Thailand Niat Kembangkan Startup Teknologi Pertanian, Jadikan Indonesia Pasar Utama
Thailand Niat Kembangkan Startup Teknologi Pertanian, Jadikan Indonesia Pasar Utama
Pemerintah
5.000 Meter Lahan Hutan di Bojonegoro Rusak akibat Tambang Pasir Ilegal
5.000 Meter Lahan Hutan di Bojonegoro Rusak akibat Tambang Pasir Ilegal
Pemerintah
Dosen IPB Perkenalkan Cara Manfaatkan Jerami Padi Jadi Bio-pot Bernilai Ekonomi
Dosen IPB Perkenalkan Cara Manfaatkan Jerami Padi Jadi Bio-pot Bernilai Ekonomi
LSM/Figur
Bahlil Janjikan Setiap Desa Punya Panel Surya Berkapasitas 1 MW
Bahlil Janjikan Setiap Desa Punya Panel Surya Berkapasitas 1 MW
Pemerintah
Sawah Menyusut, Petani Gurem Melejit, Alarm Ketahanan Pangan Nasional
Sawah Menyusut, Petani Gurem Melejit, Alarm Ketahanan Pangan Nasional
LSM/Figur
Krisis Iklim Bikin Aedes aegypti Naik Gunung, Risiko DBD Meningkat
Krisis Iklim Bikin Aedes aegypti Naik Gunung, Risiko DBD Meningkat
LSM/Figur
Mayoritas Bisnis Laporkan Keuntungan Ekonomi dari Dekarbonisasi
Mayoritas Bisnis Laporkan Keuntungan Ekonomi dari Dekarbonisasi
Swasta
Kementerian ESDM: Sektor Panas Bumi Serap 1.533 Tenaga Kerja Hijau
Kementerian ESDM: Sektor Panas Bumi Serap 1.533 Tenaga Kerja Hijau
Pemerintah
Potensi Panas Bumi RI Capai 23.742 MW, tapi Baru Terkelola 10 Persen
Potensi Panas Bumi RI Capai 23.742 MW, tapi Baru Terkelola 10 Persen
Pemerintah
Industri Pelayaran Terancam Gagal Capai Target Bahan Bakar Bersih 2030
Industri Pelayaran Terancam Gagal Capai Target Bahan Bakar Bersih 2030
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau