Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Faktor Ekonomi Jadi Penyebab Kekerasan, Perempuan Wajib Berdaya

Kompas.com - 21/12/2024, 07:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Veronica Tan mengatakan bahwa perempuan harus berdaya agar tidak menjadi korban kekerasan.

Dia menyampaikan, sejumlah akar permasalahan yang membuat perempuan mengalami kekerasan adalah faktor ekonomi dan rendahnya edukasi dalam keluarga.

Padahal menurutnya, unsur yang paling penting dalam pemberdayaan adalah sumber daya manusia (SDM) yang tangguh.

Baca juga: Bagaimana Perempuan Memimpin Pengurangan Emisi Global?

"Pemerintah akan fokus pada bagaimana membuat SDM di Indonesia, khususnya perempuan dan anak, menjadi tangguh dan berdaya. Jika mereka sudah tangguh dan berdaya maka mereka akan mampu menghadapi masalah dengan jalan yang lebih baik," kata Veronica sebagaimana dilansir Antara, Jumat (20/12/2024).

Menurut dia, perempuan saat ini masih dihadapkan dengan berbagai permasalahan mulai dari kekerasan hingga masalah ekonomi.

Oleh karena itu, sinergisitas dan kolaborasi seluruh pihak penting dalam memberdayakan perempuan agar terhindar dari kekerasan.

Dia berujar, masih banyak faktor yang membuat perempuan pada posisi yang tidak menguntungkan, salah satunya budaya patriarki yang masih ada.

Baca juga: Kearifan Lokal dari Perempuan Tergerus Akibat Krisis Iklim

"Gerakan untuk mendukung perempuan terbebas dari masalah kekerasan harus terus dilakukan dengan melibatkan kolaborasi multi pihak," tuturnya.

Veronica mengatakan, untukmencegah kekerasan terhadap perempuan dan anak, KemenPPPA akan meluncurkan Ruang Bersama Indonesia (RBI) pada puncak peringatan Hari Ibu ke-96 tahun 2024 di Tangerang, Banten.

RBI adalah kelanjutan dari program Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) di mana semua dimulai dari desa.

RBI akan menjadi gerakan bersama untuk mewujudkan pemberdayaan perempuan, pemenuhan hak anak, serta perlindungan perempuan dan anak dari segala bentuk kekerasan dan diskriminasi.

Baca juga: Dampak Krisis Iklim terhadap Perempuan Lebih Berat

Veronika mengatakan, RBI dapat menjadi salah satu sarana kolaborasi dalam menurunkan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak.

"RBI ini adalah ruang bersama yang didasarkan dari gerakan gotong royong untuk memberikan energi positif demi kepentingan terbaik bagi perempuan dan anak," paparnya.

Dia menambahkan, RBI akan menjadi ruang edukasi yang interaktif untuk memberdayakan keluarga agar dapat memberikan energi positif kepada anak-anak.

Baca juga: Rembuk Perempuan Pesisir Dorong Layanan Air Bersih hingga Pengelolaan Sampah

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Walhi: Drainase Buruk dan Pembangunan Salah Picu Banjir Jambi

Walhi: Drainase Buruk dan Pembangunan Salah Picu Banjir Jambi

LSM/Figur
Uni Eropa Beri Produsen Mobil Kelonggaran untuk Penuhi Aturan Emisi

Uni Eropa Beri Produsen Mobil Kelonggaran untuk Penuhi Aturan Emisi

Pemerintah
Finlandia Tutup PLTU Batu Bara Terakhirnya

Finlandia Tutup PLTU Batu Bara Terakhirnya

Pemerintah
China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

Pemerintah
AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau