KOMPAS.com - Setiap Desember, umat kristiani di seluruh dunia gegap gempita menyambut Natal. Perayaannya tak lengkap apabila tidak ada pohon natal beserta berbagai dekorasinya di dalam rumah.
Pohon natal yang terpasang di rumah biasanya berasal dari pohon asli dari kayu atau pohon buatan alias artifisial.
Saat dunia semakin ke arah yang berkelanjutan, pohon natal pun tak luput dari sorotan. Manakah yang lebih ramah lingkungan? Pohon natal betulan dari kayu atau artifisial?
Dilansir dari Sustainability Magazine, ternyata pohon natal yang betulan berasal dari pohon lebih ramah lingkungan daripada artifisal.
Baca juga: Bagaimana Merayakan Natal yang Lebih Berkelanjutan?
Pohon natal artifisial ternyata menghasilkan jejak karbon yang tinggi. Menurut Carbon Trust, pohon natal artifisial setinggi 2 meter memiliki jejak karbon sekitar 40 kilogram.
Sementara itu, jejak karbon dari pohon natal dari kayu hanya sekitar 4 kilogram meski setelah itu dibakar atau digunakan untuk keperluan lainnya.
Tingginya jejak karbon dari pohon natal buatan berasal dari proses produksinya.
Mayoritas pohon natal buatan berbahan baku plastik polyvinyl chloride (PVC) yang membutuhkan banyak energi untuk mengolahnya.
Sebagian besar pohon natal buatan juga diproduksi di China. Pengiriman jarak jauh lintas batas turut menambah jejak karbon dari pohon natal artifisial.
Setelah dibuang, pohon-pohon ini biasanya tidak dapat didaur ulang dan berakhir di tempat pembuangan sampah yang pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan lingkungan.
Baca juga: Menghitung Jejak Karbon Pohon Natal Buatan dan Yang Asli
Di sisi lain, pohon natal yang asli dari pohon menawarkan pilihan yang lebih ramah lingkungan dan dampak positifnya dimulai sejak pertama kali tumbuh.
Pohon asli tidak memerlukan emisi karbon intensif seperti yang diperlukan untuk memproduksi dan mengirimkan pohon natal buatan.
Ketika hidup, pohon menyerap karbon dioksida, melepaskan oksigen, dan berkontribusi dalam memerangi perubahan iklim.
Selain penyerapan karbon, bisnis pohon natal yang asli mendukung konservasi hutan.
Baca juga: Taat Aturan, 37 Narapidana di Bangka Belitung Terima Remisi Natal
Kehadiran kebun pohon juga menyediakan habitat bagi satwa liar, menjaga kesehatan tanah, dan mendukung ekonomi lokal.
Sedangkan ketika sudah selesai dipakai, pohon-pohon natal yang asli ini dapat didaur ulang.
Dilansir dari The Nature Conservancy, salah satu cara terbaik untuk melindungi hutan adalah dengan memanfaatkannya secara hati-hati.
Jika hutan kita dikelola secara berkelanjutan, hutan dapat menghasilkan sumber daya terbarukan seperti pohon natal dan produk berbahan kayu lainnya.
Baca juga: KPPB Gelar Drama Musikal Natal dan Donasi Anak Berkebutuhan Khusus
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya