BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Tanoto Foundation

Pemenuhan dan Peningkatan Kualitas Guru Profesional, Ujung Tombak Pendidikan Indonesia

Kompas.com - 22/12/2024, 09:14 WIB
Aningtias Jatmika,
Aditya Mulyawan,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani. Di depan memberi teladan, di tengah membangun semangat, di belakang memberi dorongan.

Kuatnya peran guru didefinisikan secara gamblang oleh tokoh pendidikan nasional Ki Hajar Dewantara.

Ungkapan itu semakin menegaskan bahwa guru merupakan aktor utama dalam sistem pendidikan. Sebagai ujung tombak pembelajaran, mereka berperan penting dalam membentuk generasi muda yang berkualitas.

Namun, tantangan dalam pemenuhan kebutuhan guru profesional serta peningkatan kualitas mereka masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi Indonesia.

Laporan UNESCO berjudul "Sub-regional policy review on teachers, teaching and the teaching profession to accelerate achieving SDG4 in Southeast Asian countries" yang diterbitkan pada 2022, menyoroti bahwa Indonesia membutuhkan jumlah guru berkualitas yang cukup banyak.

“Kemudian, perlu ada pengembangan atau training yang memastikan guru juga bisa mendapatkan pengembangan profesi guru berkelanjutan,” ujar Associate Project Officer UNESCO Indonesia Cresti Eka Fitriana.

Hasil temuan tersebut ia paparkan dalam sesi diskusi bertajuk “Pemenuhan dan Peningkatan Kualitas Guru Profesional: Ujung Tombak Pendidikan Indonesia” pada gelaran Forum Diskusi Pendidikan Dasar (Fokus) 2024 yang diinisiasi oleh Tanoto Foundation di Nine Ballroom UOB Plaza, Jakarta, Kamis (19/12/2024).

Menurut Cresti, Indonesia merupakan salah satu negara di Asia Tenggara yang menanggapi tantangan itu secara serius.

“Program sertifikasi Pendidikan Profesi Guru (PPG) yang dikelola oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjadi salah satu upaya strategis,” ucapnya.

Sertifikasi PPG merupakan langkah nyata pemerintah guna memenuhi standar kompetensi profesional yang mencakup penguasaan materi, metode pengajaran, dan penggunaan teknologi dalam pembelajaran.

Langkah nyata untuk transformasi pendidikan

Pada kesempatan sama, Widyaprada Ahli Madya Direktorat PPG Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) Martono menjelaskan bahwa sertifikasi PPG merupakan bentuk transformasi pendidikan yang dilakukan Indonesia.

Baca juga: Pentingnya Kemampuan Literasi dan Numerasi bagi Siswa, Bukan Sekadar Bisa Baca atau Berhitung

Transformasi tersebut bertujuan untuk menciptakan guru profesional guna meningkatkan kompetensi dan kesejahteraan guru, menciptakan keseimbangan supply dan demand guru, serta mendorong pembelajaran yang berpusat pada siswa.

“Transformasi karier guru sejalan dengan Visi Guru Indonesia, yaitu mampu melahirkan manusia yang hebat,” ucap Martono.

Transformasi tersebut, lanjutnya, diterapkan dalam PPG Calon Guru dan PPG Guru Tertentu (Guru dalam Jabatan).

Sesi diskusi bertajuk Pemenuhan dan Peningkatan Kualitas Guru Profesional: Ujung Tombak Pendidikan Indonesia  pada gelaran Fokus 2024 yang diinisiasi oleh Tanoto Foundation di Nine Ballroom UOB Plaza, Jakarta, Kamis (19/12/2024).KOMPAS.com/ANINGTIAS JATMIKA Sesi diskusi bertajuk Pemenuhan dan Peningkatan Kualitas Guru Profesional: Ujung Tombak Pendidikan Indonesia pada gelaran Fokus 2024 yang diinisiasi oleh Tanoto Foundation di Nine Ballroom UOB Plaza, Jakarta, Kamis (19/12/2024).

Adapun transformasi PPG Calon Guru dilakukan dalam empat aspek. Pertama, seleksi yang kini berfokus pada motivasi, substansi bidang studi, dan berbasis kebutuhan guru. Kedua, kurikulum yang berfokus pada pembelajaran berbasis praktik.

Ketiga, beasiswa. Jadi, sejak 2022, mahasiswa yang mengikuti PPG menerima beasiswa selama satu tahun,” tutur Martono.

Keempat, pola karier yang berfokus pada sistem penempatan guru berbasis kebutuhan.

Sementara itu, transformasi PPG bagi Guru Tertentu (Guru dalam Jabatan) juga berfokus pada empat hal.

“Kami menekankan pada percepatan dengan komitmen untuk menuntaskan sertifikasi 1,6 juta guru dalam waktu kurang dari tiga tahun,” tambahnya.

Kemudian, seleksi hanya dilakukan dengan verifikasi administrasi, pembelajaran mandiri yang dilakukan secara daring melalui Platform Merdeka Mengajar (PMM), serta uji kompetensi yang diselaraskan dengan materi pendidikan PPG dan pengalaman mengajar.

Kolaborasi jadi kunci

Guna mendukung transformasi pendidikan lewat peningkatan kualitas guru, pemerintah menunjuk 131 perguruan tinggi sebagai Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) PPG. Salah satunya adalah Universitas Sebelas Maret (UNS).

“Kami siap menyukseskan sertifikasi guru. Pada 2025, LPTK PPG UNS ditargetkan akan melakukan sertifikasi bagi 700.000 guru,” cerita Wakil Ketua Penjaminan Mutu PPG, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNS Fajar Danur Isnantyo.

Baca juga: Tanoto Foundation Wujudkan Kolaborasi Multipihak untuk Pendidikan Berkualitas

Fajar menilai bahwa PPG merupakan satu-satunya pendidikan profesi yang lulusannya amat dinanti karena banyaknya guru yang belum tersertifikasi.

Meski demikian, dia berharap agar PPG dapat bertransformasi menjadi pengembangan profesional yang berkelanjutan.

“Ke depan, pelatihan ini dapat menambahkan kompetensi yang lebih relevan dengan perkembangan pendidikan saat ini. Misalnya, dengan memasukkan kompetensi bahasa Inggris, digitalisasi, dan artificial intelligence (AI),” ucapnya.

Transformasi pendidikan lewat PPG juga terus didorong peran serta kehadiran Balai Guru Penggerak (BGP).

Sesuai amanat Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Permendikbudristek) Nomor 14 Tahun 2022, BGP bertugas melaksanakan pengembangan serta pemberdayaan guru, pendidik lainnya, tenaga kependidikan, calon kepala sekolah, kepala sekolah, calon pengawas sekolah, dan pengawas sekolah.

“BGP bertujuan untuk memperluas akses untuk memberikan hak kepada tenaga pendidik ataupun tenaga kependidikan mendapatkan peningkatan dan pemberdayaan, khususnya peningkatan kompetensi guru-guru,” ujar Kepala BGP Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) Wiwik Setiawati

Dia merinci, saat ini, Provinsi Kaltim memiliki 34.615 guru di sekolah negeri dan 13.334 guru di sekolah swasta. Dari jumlah guru tersebut, baru 56 persen di antaranya yang telah tersertifikasi PPG.

Guna mendorong program PPG, BGP Provinsi Kaltim menjalankan sejumlah strategi. Pertama, mengoptimalisasi konsorsium pemerintah daerah. Hal ini dilakukan guna mendorong pemenuhan data kebutuhan guru yang akurat serta pemenuhan guru profesional melalui PPG Calon Guru dan PPG Guru Tertentu.

Kedua, mendampingi pertemuan lintas organisasi perangkat daerah (OPD) untuk menyusun prioritas penyelesaian masalah berbasis kebutuhan dan sumber daya tersedia.

Ketiga, kolaborasi dalam perencanaan dan pelaksanaan kegiatan KPD serta advokasi pemerintah daerah.

“Langkah strategis itu berjalan lancar dengan pendampingan dan kolaborasi dari Tanoto Foundation,” ucap Wiwik.

Tak dapat dimungkiri, transformasi pendidikan demi pemenuhan dan peningkatan kualitas guru profesional dapat berjalan optimal lewat kolaborasi dengan sejumlah pemangku kepentingan.

Baca juga: Gelar Fokus 2024, Tanoto Foundation Perkuat Komitmen Pemerataan Akses Pendidikan

Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti mengatakan bahwa kolaborasi, khususnya yang dilakukan bersama Tanoto Foundation, dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia demi membantu mencapai visi Indonesia Emas 2045.

“Tanoto Foundation selama ini sudah menjadi mitra kami dalam upaya memajukan pendidikan di Indonesia. Bahkan, mereka mungkin menjadi salah satu the leading organization yang banyak berkomitmen dalam bidang pendidikan. Mudah-mudahan, mereka terus menjadi mitra strategis kami di masa-masa yang akan datang,” terang Abdul.

Kiri ke kanan: Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas Didik Darmanto, S.Sos., MPA; Walikota Pematangsiantar dr. Hj. Susanti Dewayani, Sp.A.; Country Head Tanoto Foundation Inge Kusuma; Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti; Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Praptono; Associate Professor University of Canberra Prof. Sitti Maesuri Patahuddin, M.Pd., Ph.D.; Head of Learning Environment Tanoto Foundation Ari Widowati; dan Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan Irsyad Zamjani, M.Si., Ph.D. Dok. Tanoto Foundation Kiri ke kanan: Direktur Agama, Pendidikan, dan Kebudayaan Kementerian PPN/Bappenas Didik Darmanto, S.Sos., MPA; Walikota Pematangsiantar dr. Hj. Susanti Dewayani, Sp.A.; Country Head Tanoto Foundation Inge Kusuma; Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti; Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Praptono; Associate Professor University of Canberra Prof. Sitti Maesuri Patahuddin, M.Pd., Ph.D.; Head of Learning Environment Tanoto Foundation Ari Widowati; dan Kepala Pusat Standar dan Kebijakan Pendidikan Irsyad Zamjani, M.Si., Ph.D.

Country Head Tanoto Foundation Inge Kusuma menilai bahwa konsep kerja sama pentaheliks yang melibatkan pemerintah, akademisi, sektor swasta, seperti filantropi dan mitra pembangunan, serta media, memegang peranan penting dalam menciptakan pendekatan yang komprehensif untuk memajukan pendidikan di Indonesia.

Setiap pihak, tambah Inge, memiliki pengetahuan dan kompetensi unik sehingga dapat saling melengkapi. Melalui kolaborasi, Inge optimistis bahwa keberlanjutan inisiatif dapat lebih terjamin.

“Kita harus bergerak bersama untuk menciptakan lingkungan belajar yang sehat, baik di sekolah maupun di rumah. Kami di Tanoto Foundation berkomitmen untuk mendukung penuh program-program yang sejalan dengan visi Indonesia Emas 2045,” kata Inge.

Sebagai informasi, Fokus 2024 mengulas capaian dan pembelajaran dari berbagai inisiatif pendidikan dasar yang telah dilaksanakan sepanjang 2024.

Forum tersebut berpusat pada pengembangan kualitas sekolah, peningkatan kemampuan guru dan kepala sekolah sebagai pemimpin pembelajaran, serta penguatan partisipasi orangtua dalam proses belajar.

Selain itu, Fokus 2024 juga membahas penguatan perencanaan program pendidikan, pengembangan kebijakan, optimalisasi anggaran, dan contoh keberhasilan penyebaran praktik baik.

Semua pembahasan tersebut diharapkan dapat memberikan masukan strategis dan langkah konkret dalam menciptakan pendidikan berkualitas yang merata di seluruh Indonesia, termasuk lewat pemenuhan dan peningkatan kualitas guru profesional.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of

Terkini Lainnya
Cegah Banjir di Jabodetabek, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca 24 Jam
Cegah Banjir di Jabodetabek, BMKG Gelar Operasi Modifikasi Cuaca 24 Jam
Pemerintah
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Lingkungan Kotor dan Banjir Picu Leptospirosis, Pakar: Ini Bukan Hanya Soal Tikus
Swasta
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
Hijaukan Pesisir, KAI Logistik Tanam 2.000 Mangrove di Probolinggo
BUMN
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Kematian Lansia akibat Gelombang Panas Melonjak 85 Persen Sejak 1990-an
Pemerintah
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Pemerintah
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
LSM/Figur
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
LSM/Figur
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Pemerintah
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Komentar di Artikel Lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau