KOMPAS.com - Asosiasi Industri Fusi (FIA) telah mengindikasikan adanya pertumbuhan pesat industri fusi. Pertumbuhan tersebut membutuhkan ketrampilan khusus baik langsung maupun dalam rantai pasokan.
Sebagai informasi industri fusi adalah industri yang menghasilkan listrik dengan menggunakan panas dari reaksi fusi nuklir.
Dalam laporan baru tersebut, FIA menyoroti industri fusi telah memperoleh lebih dari 7 miliar dollar AS investasi.
Perusahaan-perusahaan baru terus bermunculan dan mayoritas dari mereka (89 persen) percaya bahwa pada 2035 pabrik fusi akan menyalurkan listrik ke jaringan listrik.
Sejalan dengan pertumbuhan tersebut, jumlah tenaga kerja juga diproyeksikan meningkat.
Berdasarkan angka yang dilaporkan oleh perusahaan fusi, dari hampir 1100 tenaga kerja di 23 perusahaan pada 2021 jumlahnya melonjak menjadi lebih dari 4100 tenaga kerja di 43 perusahaan pada 2024.
Baca juga:
Laporan juga melihat pertumbuhan besar dalam pengeluaran rantai pasokan.
Dari hampir 485 miliar dollar AS pada 2022 menjadi lebih dari 612 miliar dollar AS pada 2023, dengan peningkatan lebih lanjut sebesar 21 persen yang diproyeksikan terjadi di tahun 2024.
Peningkatan tersebut membutuhkan sekitar 5900 pekerjaan yang akan mendukung rantai pasokan.
Ke depannya, seiring kemajuan teknologi tersebut, kebutuhan tenaga kerja akan semakin bertambah banyak.
Menurut FIA akan ada permintaan mendadak untuk orang-orang terampil yang dapat memproduksi suku cadang dan merakit serta memasang mesin fusi dalam skala besar.
Sementara rantai pasokan fusi yang luas akan menciptakan lebih banyak pekerjaan.
Banyak yang memperkirakan bahwa keterampilan fusi sebagian besar akan datang dari para doktor fisika, tetapi pada kenyataannya kebutuhannya berkembang pesat melampaui itu.
Laporan mencatat akan ada peningkatan permintaan yang besar untuk para insinyur, produsen, pemasang, dan banyak lagi.
Misalnya, persyaratan keterampilan khusus yang diidentifikasi mencakup pengembangan komponen canggih untuk manajemen panas, dinding pertama yang menghadap plasma, dan pompa/ruang vakum.
Baca juga:
Sementara keterampilan rekayasa presisi untuk ruang vakum, kawat superkonduktor suhu tinggi, dan komponen laser juga diharapkan tumbuh pesat.
Bidang lain dari permintaan masa depan yang disorot adalah fisikawan plasma, insinyur proses nuklir dan pabrik, insinyur desain dan perakitan fusi, dan mereka yang berpengalaman dalam menavigasi kerangka peraturan baru.
FIA pun merekomendasikan perlunya peran pemerintah untuk meningkatkan pendidikan dan pelatihan di bidang terkait energi fusi untuk pengembangan tenaga kerja yang dapat memproduksi energi fusi skala besar.
Perusahaan fusi harus membentuk kemitraan akademis untuk mengembangkan kursus dan pelatihan bersama bagi tenaga kerja masa depan.
Pemerintah juga harus mendirikan pusat sumber daya dan pedoman keterampilan, mendukung program R&D, dan meningkatkan jangkauan ke lembaga yang melayani kaum minoritas dan pekerja yang menganggur dan terlantar, misalnya mereka yang meninggalkan sektor bahan bakar fosil agar dapat beralih ke peran energi fusi.
Baca juga: Emil Salim Institute Luncurkan Buku Transisi Energi, Energi Baru dan Terbarukan
Asosiasi juga menyerukan kerangka regulasi yang jelas, kemitraan publik-swasta, dan kolaborasi internasional untuk mendorong pertumbuhan industri dan memastikan pengembangan keterampilan yang diperlukan.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya