KOMPAS.com - Perubahan iklim menyebabkan cuaca ekstrem dan bencana seperti banjir, badai, kekeringan, dan kebakaran hutan lebih sering terjadi.
Karenanya, tak heran jika kemudian berita mengenai peristiwa-peristiwa tersebut makin banyak kita jumpai.
Alih-alih tergerak mengatasi, beberapa dari kita mungkin malah mulai mengalami tekanan maupun kecemasan yang lebih tinggi saat terpapar informasi yang berkaitan perubahan iklim.
Dikutip dari laman resmi University of Colorado Boulder, Senin (23/12/2024), kecemasan akibat perubahan iklim (climate anxiety) mengacu pada perasaan tertekan yang terkait dengan dampak perubahan iklim.
Jenis tekanan ini sering kali berakar pada perasaan tidak pasti, kurangnya kendali, dan kekhawatiran atas kesejahteraan atau keselamatan.
Tidak seperti pemicu stres lainnya, yang sering kali bersifat pribadi, perubahan iklim lebih universal, kronis, dan sering kali tidak berwujud.
Baca juga: Apakah Perubahan Iklim Sebabkan Gempa Jadi Lebih Sering?
Karena itu, kecemasan akibat perubahan iklim berpotensi memengaruhi orang-orang dari semua lapisan masyarakat.
Survei dari American Psychological Association menemukan lebih dari dua pertiga orang Amerika Serikat mengalami beberapa bentuk kecemasan akibat iklim.
Emosi akibat iklim bisa berupa kesedihan, kemarahan, rasa malu, kehilangan, rasa bersalah, putus asa, kelelahan, dan lain sebagainya.
Perasaan ini dapat berasal dari banyak faktor, termasuk dampak langsung (misalnya, kehilangan tempat tinggal atau mata pencaharian) dan juga pengalaman tidak langsung di seluruh dunia, atau tekanan yang terkait dengan ancaman di masa depan atau eksistensial.
Lantas bagaimana mengatasi kecemasan iklim ini? Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan.
Fokus pada apa yang bisa dikendalikan
Perubahan iklim adalah masalah yang kompleks. Ingatkan diri Anda bahwa perubahan iklim tidak dapat diselesaikan oleh satu orang, organisasi, atau pemerintah saja.
Meskipun itu mungkin terasa mengecewakan, ini juga merupakan pengingat yang baik untuk fokus pada apa yang berada dalam kendali Anda.
Misalnya dengan memilih pilihan makanan yang berdampak lebih kecil terhadap lingkungan dan mengubah cara bepergian.
Baca juga: Dampak Krisis Iklim terhadap Perempuan Lebih Berat
Hindari beban berlebih
Terlibat dalam banyak proyek iklim atau mengadvokasi terlalu banyak hal bisa jadi sulit dan mungkin menyebabkan kelelahan.
Sebaliknya, coba untuk mempersempit fokus, energi, dan upaya pada proyek dan isu yang paling berarti. Berfokus pada sejumlah isu tertentu ini akhirnya dapat mengurangi stres secara keseluruhan.
Bersikap welas asih
Setiap kali menghadapi situasi atau emosi yang menyakitkan penting untuk mencoba bersikap welas asih terhadap diri sendiri. Misalnya, sadari bahwa tidak selalu memungkinkan untuk mendaur ulang setiap barang.
Menyalahkan diri sendiri tentang ketidakmampuan untuk mendaur ulang memicu kekacauan emosional. Sebaliknya, jaga kesehatan mental dengan cara tidak menghakimi terhadap apa yang tidak bisa dilakukan.
Baca juga: Produksi Kentang Terancam karena Perubahan Iklim
Rehat dari berita iklim
Mengikuti akun yang membahas tentang iklim atau menelusuri unggahan media sosial dan berita tentang perubahan iklim sepanjang waktu dapat memperburuk perasaan tertekan.
Jika Anda mulai merasa kewalahan dengan berita terbaru atau peristiwa yang terjadi di seluruh dunia, mungkin ini saat yang tepat untuk beristirahat sejenak.
Jika Anda merasa tertekan untuk tetap mendapatkan informasi, ingatkan diri bahwa semua berita, informasi terbaru akan tersedia saat Anda siap untuk kembali terlibat
Tidak sendirian
Sangat mudah untuk terjebak dalam semua berita buruk seputar perubahan iklim. Tetapi penting juga untuk diingat bahwa Anda tidak sendirian dan ada banyak orang yang bekerja untuk mengatasi masalah tersebut sehingga perubahan positif dapat dan akan terjadi.
Selain itu, coba berhubungan dengan orang lain karena dapat membantu Anda menumbuhkan harapan untuk masa depan.
Berbicara dengan orang lain
Kecemasan terhadap iklim adalah pengalaman yang sangat nyata, dan itu bukan sesuatu yang harus Anda alami sendirian.
Jika perasaan Anda mulai memengaruhi kehidupan sehari-hari, tak ada salahnya untuk membicarakannya dengan seseorang. Menghubungi teman, anggota keluarga, atau penyedia layanan kesehatan mental dapat membantu Anda mengatasi perasaan dan melatih keterampilan mengatasinya.
Baca juga: Pengetahuan Perubahan Iklim: Siapa yang Disebut Migran Iklim?
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya