Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Kentang Terancam karena Perubahan Iklim

Kompas.com, 19 Desember 2024, 21:09 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - Seiring dengan pemanasan global yang terjadi karena perubahan iklim, beberapa tanaman pangan seperti kentang terancam produksinya.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, peneliti pun mencoba mengembangkan kentang yang lebih tahan panas sehingga dapat tumbuh dan beradaptasi di lingkungan yang terpengaruh perubahan iklim.

Dikutip dari BBC, Kamis (19/12/2024) tim peneliti dari University of Essex, Inggris mengembangkan kentang tersebut dengan menambahkan dua gen yang memodifikasi proses fotorespirasi tanaman, sehingga menghasilkan lebih banyak energi untuk pertumbuhan yang lebih baik.

Baca juga: Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

Peneliti kemudian melakukan uji lapangan di negara bagian Illinois, AS dan menemukan bahwa tanaman tersebut dapat beradaptasi dan menumbuhkan kentang 30 persen lebih banyak di bawah tekanan panas.

Peneliti menggambarkan langkah ini sebagai jalan yang menjanjikan untuk peningkatan hasil produksi untuk memenuhi kebutuhan pangan di wilayah yang menghadapi pemanasan global.

"Peningkatan massa umbi sebesar 30 persen yang diamati dalam uji coba lapangan kami menunjukkan harapan untuk meningkatkan fotosintesis guna menghasilkan tanaman yang siap menghadapi iklim," kata Meacham-Hensold, salah satu peneliti yang terlibat dalam studi ini.

Baca juga: Inovasi Tanaman Obat untuk Perempuan Perlu Dipercepat

Penelitian tersebut juga menemukan bahwa tidak ada dampak pada kualitas gizi kentang sebagai hasil rekayasa genetika.

"Tanaman pangan utama kita terancam oleh perubahan iklim dan penelitian kami kini telah mengonfirmasi bahwa strategi untuk meningkatkan toleransi termal akan diterjemahkan dari model ke tanaman pangan," imbuh Amanda Cavanagh, dari Universitas Essex.

"Penelitian ini dapat memberikan dampak besar di negara berkembang dan membantu melindungi tanaman pangan bagi masyarakat yang berada di garis depan perubahan iklim," pungkasnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Swasta
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
Swasta
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau