Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kualitas Udara 2024 Lebih Buruk dibandingkan 2023, Mengapa?

Kompas.com - 02/01/2025, 15:01 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Data Nafas Indonesia mengungkapkan, kualitas udara di Indonesia sepanjang 2024 lebih buruk dibandingkan 2023.

Nafas Indonesia adalah perusahaan pemantau udara, yang memiliki sensor di lebih dari 180 titik di beberapa wilayah.

Co-founder Nafas Piotr Jakubowski menjelaskan, pada Januari-Maret 2024 serta November-Desember 2024 data memperlihatkan kualitas udara dalam kategori moderat.

Artinya, kualitasnya dalam kondisi baik namun bagi sebagian individu yaang sangat sensitif mungkin mengalami beberapa masalah kesehatan.

Baca juga: Organisasi Nirlaba Beri Rekomendasi Atasi Polusi Udara Jakarta untuk Gubernur Terpilih

Sedangkan data pada April-Oktober 2024 menunjukkan kualitas udara di Indonesia dalam kategori tidak sehat bagi kelompok sensitif.

Sensor Nafas mencatat, kualitas udara pada Januari-April 2023 masuk kategori moderat. Sementara Mei-Desember 2023 berkategori tidak sehat bagi kelompok sensitif.

"Menurut jaringan sensor Nafas, kualitas udara dari tahun 2023 ke tahun 2024 cenderung ada penurunan. Hal tersebut karena banyak faktor yang terjadi di atmosfer, salah satunya adalah fenomena El Nino yang terjadi di tahun 2023," ujar Piotr saat dihubungi, Kamis (2/1/2025).

Menurut dia, El Nino menyebabkan wilayah di Indonesia cenderung lebih kering yang berdampak pada penumpukan polutan di atmosfer. Piotr menyebut, El Nino mulai mereda saat memasuki tahun 2024.

Karena itu, iklim lokal yang lebih berperan terkait naik turunnya kualitas udara di Indonesia.

Saat musim hujan di awal dan akhir tahun, kualitas udara cenderung lebih baik karena adanya hujan serta angin kencang.

"Sebaliknya pada musim kemarau di pertengahan tahun, kualitas udara cenderung buruk karena kondisi atmosfer yang mendukung penumpukan polutan karena kurangnya angin kencang serta hujan pada bulan-bulan tersebut," ungkap Piotr.

Nafas Indonesia melaporkan bahwa tren kualitas udara membaik selama periode Natal dan Tahun Baru seiring dengan terjadinya musim hujan.

Baca juga: Perjanjian Polusi Plastik Global di Korea Selatan Gagal Capai Kesepakatan

"Karena atmosfer adalah ruang yang sangat dinamis, maka fenomena yang terjadi di atmosfer akan saling berhubungan," ucap dia.

Angin kencang dan hujan, lanjut Piotr, bisa menyebarkan polutan di atmosfer. Ini menciptakan langit biru dan kualitas udara yang lebih baik.

"Saat musim kemarau, kondisi atmosfer akan lebih stabil dan juga angin cenderung tenang atau tidak kencang membuat polusi," tutur Piotr.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Masih Ada Warga Jakarta Buang Air Besar Sembarangan, Butuh Edukasi dan Kolaborasi

Masih Ada Warga Jakarta Buang Air Besar Sembarangan, Butuh Edukasi dan Kolaborasi

Pemerintah
Segudang Manfaat Bambu untuk Solusi Perubahan Iklim: Serap Emisi hingga Pengganti Baja

Segudang Manfaat Bambu untuk Solusi Perubahan Iklim: Serap Emisi hingga Pengganti Baja

Pemerintah
Demi Lingkungan Sehat, Warga Terdampak TPA Liar di Depok Mengadu ke Komnas HAM

Demi Lingkungan Sehat, Warga Terdampak TPA Liar di Depok Mengadu ke Komnas HAM

Pemerintah
10 Klub Sepak Bola Paling Berkelanjutan 2024, Dortmund Nomor Wahid

10 Klub Sepak Bola Paling Berkelanjutan 2024, Dortmund Nomor Wahid

Pemerintah
Masih Tahap Transisi, Implementasi B40 Berlaku Penuh Februari

Masih Tahap Transisi, Implementasi B40 Berlaku Penuh Februari

Pemerintah
Setelah B40 Tahun Ini, B50 Disiapkan untuk 2026

Setelah B40 Tahun Ini, B50 Disiapkan untuk 2026

Pemerintah
'Food Rescue Warrior' Salurkan Ribuan Paket Makanan ke 53.000 Masyarakat Rentan

"Food Rescue Warrior" Salurkan Ribuan Paket Makanan ke 53.000 Masyarakat Rentan

Swasta
Komitmen pada CSR Tingkatkan Penjualan Daring Perusahaan

Komitmen pada CSR Tingkatkan Penjualan Daring Perusahaan

Pemerintah
85 Persen Eksekutif Berkomitmen Laporkan Pengungkapan Iklim

85 Persen Eksekutif Berkomitmen Laporkan Pengungkapan Iklim

Swasta
Mikroplastik Masuk Rantai Makanan, Ditemukan di Darah hingga Sumsum

Mikroplastik Masuk Rantai Makanan, Ditemukan di Darah hingga Sumsum

Pemerintah
Inggris Disebut Jadi Negara dengan Energi Listrik Terbersih di Dunia

Inggris Disebut Jadi Negara dengan Energi Listrik Terbersih di Dunia

Pemerintah
Hampir Seluruh Penjualan Mobil di Norwegia adalah Kendaraan Listrik, Ini Resepnya

Hampir Seluruh Penjualan Mobil di Norwegia adalah Kendaraan Listrik, Ini Resepnya

Pemerintah
Hutan Hujan Amazon Alami Kebakaran, Kekeringan, hingga Deforestasi

Hutan Hujan Amazon Alami Kebakaran, Kekeringan, hingga Deforestasi

LSM/Figur
Walhi: Kebun Sawit Bukan Hutan, Picu Kerusakan 3,2 Juta Hektare Lahan

Walhi: Kebun Sawit Bukan Hutan, Picu Kerusakan 3,2 Juta Hektare Lahan

LSM/Figur
PLN Jakarta Genjot Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik untuk Tekan Emisi Karbon

PLN Jakarta Genjot Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik untuk Tekan Emisi Karbon

BUMN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau