Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagas Program Skill Our Future, UNDP Indonesia dan Biji-biji Initiative Tingkatkan Talenta Digital Indonesia

Kompas.com, 8 Januari 2025, 20:05 WIB
Aningtias Jatmika,
Aditya Mulyawan

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Berdasarkan laporan Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) 2024, Indonesia setidaknya membutuhkan 12 juta talenta digital pada 2030.

Di sisi lain, posisi Indonesia di IMD World Digital Competitiveness Ranking 2024 masih berada di peringkat ke-43 dari 67 negara. Hal ini mencerminkan tantangan besar dalam meningkatkan kapabilitas di sektor digital.

Menjawab tantangan tersebut, United Nations Development Programme (UNDP) Indonesia dan Biji-biji Initiative meluncurkan program "Skill Our Future". Inisiatif ini bertujuan memberdayakan pemuda Indonesia dengan keterampilan digital dan kesiapan karier yang sesuai kebutuhan industri.

Head of Financing for Development Unit UNDP Indonesia Nila Murti menilai bahwa Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat ekonomi digital dunia.

“Melalui program Skill Our Future, kami menyediakan akses pendidikan dan pelatihan berkualitas bagi generasi muda Indonesia untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam pendidikan berkualitas dan pekerjaan layak,” ujar Nila dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Rabu (8/1/2025).

Baca juga: Didukung Korea, Kementerian ESDM-UNDP Hadirkan PLTS

Nila melanjutkan, kolaborasi tersebut mencerminkan komitmen bersama untuk mempersiapkan talenta muda Indonesia menghadapi tantangan industri di masa depan.

“Kolaborasi ini menggabungkan pengalaman UNDP dalam pembangunan berkelanjutan dan keahlian Biji-biji Initiative dalam inovasi serta pendidikan. Kami yakin program ini dapat menciptakan dampak positif yang berkelanjutan dalam ekosistem kerja nasional,” ucap dia.

Sebagai informasi, program Skill Our Future mencakup pelatihan keterampilan digital dasar, mulai dari penggunaan Microsoft Office, analisis data, manajemen proyek, kewirausahaan, hingga keterampilan yang relevan untuk era digital. Seluruh pelatihan dapat diakses secara gratis melalui laman www.skillourfuture.org.

Pada tahap awal pelaksanaan yang digelar pada kuartal pertama 2025, program tersebut ditargetkan dapat menjangkau 30.000 pemuda Indonesia.

“Kami percaya bahwa pengembangan keterampilan tidak hanya berdampak pada individu, tetapi juga pada masyarakat luas. Pemuda yang terampil akan menjadi agen perubahan yang mendorong pertumbuhan ekonomi dan inovasi di Indonesia,” tutur Program Director Biji-biji Initiative Fabsya Farazzahra.

Tak hanya pelatihan keterampilan digital, program itu juga mencakup subprogram bertajuk LEAD+ yang dirancang untuk mengembangkan kemampuan kepemimpinan dan mentoring bagi pemuda Indonesia berusia 18-24 tahun.

Baca juga: Temuan Survei UNDP: 86 Persen Masyarakat Ingin Pemerintah Indonesia Perkuat Aksi Iklim

Inisiatif tersebut menyasar 1.200 peserta terpilih yang akan mendapatkan pelatihan intensif melalui sesi daring, baik live session maupun self-paced learning.

Materi pelatihan LEAD+ mencakup Leadership Development yang bertujuan membangun kemampuan memimpin yang inklusif dan strategis. Ada pula Public Speaking dan Interpersonal Skills guna meningkatkan kepercayaan diri dan kemampuan komunikasi.

Pelatihan itu juga mencakup Digital Media yang berfokus pada pemanfaatan media digital untuk produktivitas dan inovasi.

Sementara, lewat Project Management, para peserta pelatihan LEAD+ akan belajar mengenai perencanaan dan eksekusi proyek secara efisien.

“Melalui LEAD+, kami berharap dapat mencetak pemimpin muda yang tidak hanya siap bersaing di dunia kerja, tetapi juga mampu membawa perubahan positif dalam masyarakat,” tambah Fabsya.

Untuk diketahui, pelatihan dalam program LEAD+ dilakukan secara daring sehingga peserta dari seluruh Indonesia dapat berpartisipasi.

Pendaftaran program itu dibuka mulai Jumat (3/1/2025) hingga Kamis (6/2/2025) untuk empat batch pelatihan terpisah.

Informasi lebih lanjut dapat diakses melalui akun Instagram @skillourfuture_id dan @mereka_idn, atau langsung mendaftar melalui tautan bit.ly/DaftarLEADPlus.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Limbah Plastik Diprediksi Capai 280 Juta Metrik Ton Tahun 2040, Apa Dampaknya?
Limbah Plastik Diprediksi Capai 280 Juta Metrik Ton Tahun 2040, Apa Dampaknya?
LSM/Figur
Koperasi Bisa Jadi Kunci Transisi Energi di Masyarakat
Koperasi Bisa Jadi Kunci Transisi Energi di Masyarakat
LSM/Figur
2025 Termasuk Tahun Paling Panas Sepanjang Sejarah, Mengapa?
2025 Termasuk Tahun Paling Panas Sepanjang Sejarah, Mengapa?
LSM/Figur
Jelajah Mangrove di Pulau Serangan Bali, Terancam Sampah dan Sedimentasi
Jelajah Mangrove di Pulau Serangan Bali, Terancam Sampah dan Sedimentasi
LSM/Figur
Guru Besar IPB Sebut Tak Tepat Kebun Sawit Penyebab Banjir Sumatera
Guru Besar IPB Sebut Tak Tepat Kebun Sawit Penyebab Banjir Sumatera
LSM/Figur
Perkuat Profesionalisme, AIIR Jadi Organisasi Profesi Investor Relations Pertama di Indonesia
Perkuat Profesionalisme, AIIR Jadi Organisasi Profesi Investor Relations Pertama di Indonesia
LSM/Figur
13 Perusahaan Dinilai Picu Banjir Sumatera, Walhi Desak Kemenhut Cabut Izinnya
13 Perusahaan Dinilai Picu Banjir Sumatera, Walhi Desak Kemenhut Cabut Izinnya
LSM/Figur
Agroforestri Karet di Kalimantan Barat Kian Tergerus karena Konversi Sawit
Agroforestri Karet di Kalimantan Barat Kian Tergerus karena Konversi Sawit
LSM/Figur
Perkebunan Sawit Tak Bisa Gantikan Hutan untuk Serap Karbon dan Cegah Banjir
Perkebunan Sawit Tak Bisa Gantikan Hutan untuk Serap Karbon dan Cegah Banjir
Pemerintah
Di Balik Kayu Gelondongan yang Terdampar
Di Balik Kayu Gelondongan yang Terdampar
LSM/Figur
Survei LinkedIn 2025 Sebut Permintaan Green Skills di Dunia Kerja Meningkat
Survei LinkedIn 2025 Sebut Permintaan Green Skills di Dunia Kerja Meningkat
Swasta
Menunda Net Zero Picu Gelombang Panas Ekstrem, Wilayah Dekat Khatulistiwa Paling Terdampak
Menunda Net Zero Picu Gelombang Panas Ekstrem, Wilayah Dekat Khatulistiwa Paling Terdampak
LSM/Figur
Guru Besar IPB Sebut Kebun Sawit di Sumatera Bisa Jadi Hutan Kembali
Guru Besar IPB Sebut Kebun Sawit di Sumatera Bisa Jadi Hutan Kembali
Pemerintah
Banjir Sumatera Jadi Pelajaran, Kalimantan Utara Siapkan Regulasi Cegah Ekspansi Sawit
Banjir Sumatera Jadi Pelajaran, Kalimantan Utara Siapkan Regulasi Cegah Ekspansi Sawit
Pemerintah
Panas Ekstrem Ganggu Perkembangan Belajar Anak Usia Dini
Panas Ekstrem Ganggu Perkembangan Belajar Anak Usia Dini
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau