JAKARTA, KOMPAS.com - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi mengatakan, refuse derived fuel (RDF) atau bahan bakar dari sampah, dapat menjadi energi alternatif pengganti batu bara dalam industri semen.
Hal ini disampaikan Teguh saat meninjau pembangunan tempat pengolahan sampah di RDF Rorotan, Jakarta Utara.
"Residu dari hasil pengolahan sampah ini berbentuk kepingan-kepingan kaleng, kayu, dan lain sebagainya yang bisa kita manfaatkan untuk berbagai keperluan. Alhamdulillah, untuk RDF juga sudah ada yang siap untuk menampung," ujar Teguh dalam keterangan tertulis, Kamis (16/1/2025).
Teguh menyebut, RDF Plant Jakarta merupakan salah satu fasilitas pengolahan sampah terbesar di dunia. Dalam satu hari RDF Plant Jakarta bisa mengolah hingga 2.500 ton sampah, dan menghasilkan 875 ton bahan bakar alternatif.
Baca juga: Olah 2.500 Ton Sampah Per Hari, RDF Plant Jakarta Terbesar di Dunia
"Kami berharap, RDF Plant Jakarta sudah bisa beroperasi pada 15 Februari 2025 mendatang. Saat ini progres pembangunannya sudah mencapai 95 persen," kata Teguh.
"Nanti kami laporkan dulu ke pemerintah pusat untuk bisa diresmikan secara nasional," lanjut dia.
RDF Plant diharapkan dapat menjadi manfaat bagi pemerintah dan semua warga Jakarta. Adapun RDF Plant Jakarta dibangun di atas tanah milik Pemprov DKI Jakarta seluas 7,87 hektare.
Pembangunannya memprioritaskan pengelolaan sampah dalam kota, agar mengurangi beban Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang.
Baca juga: Groundbreaking Proyek RDF, WIKA Siap Reduksi Sampah 2.500 Ton per Hari
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya