Itu artinya, mayoritas pembeli melirik karbon kredit dari sektor tersebut sebagai "pengimbang" atau "penebus" emisi yang telah mereka hasilkan.
Baca juga: Shell dan Microsoft Masuk 10 Pembeli Kredit Karbon Terbesar 2024
Menurut analisis MSCI, sepanjang 2024 terdapat 6.200 proyek karbon yang terdaftar di 12 registri kredit karbon internasional terbesar.
Proyek-proyek tersebut menghasilkan 305 juta ton karbon dioksida sepanjang 2024.
Di sisi lain, sejak Perjanjian Paris disepakati pada 2015, kini sudah ada 2,1 miliar juta ton karbon dioksida yang "disertifikatkan".
MSCI menilai, dengan transaksi yang masih berkisar 100 jutaan kredit, masih banyak potensi sertifikat karbon yang belum dimanfaatkan oleh pasar internasional.
Baca juga: Perdagangan Karbon Internasional di RI Sempat Terkendala Peraturan Ini
Di satu sisi, harga sertifikat karbon di bursa cenderung fluktuatif. Saat ini, harga rata-rata kredit karbon hingga akhir 2024 sekitar 4,8 dollar AS per ton karbon dioksida ekuivalen.
Harga tersebut menurun sekitar 20 persen bila dibandingkan rata-rata tahun 2023.
Meski demikian, MSCI memprediksi, bursa karbon global dapat naik nilainya setidaknya hampir tujuh kali lipat dari saat ini atau senilai 7 miliar dollar AS atau bahkan 30 kali lipat mencapai 35 miliar dollar AS pada 2030 karena transaksi dan harga yang naik.
Di masa depan yang lebih jauh lagi, MSCI memprediksi nilai transaksi bursa karbon global bisa mencapai 45 miliar dollar AS hingga 250 miliar dollar AS pada 2050.
Pertumbuhan yang tinggi tersebut tak lepas karena perusahaan akan menghadapi tenggat net zero emission (NZE) yang sudah ditetapkan.
Beberapa faktor seperti kebutuhan perusahaan yang mendesak yang permintaan akan kredit karbon berkualitas tinggi juga akan mengerek harga sekaligus nilai transaksi karbon.
Baca juga: 2,48 Juta Karbon dari Indonesia Dijual ke Luar Negeri Mulai 20 Januari
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya