Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Sebut 2,8 Miliar Orang Tidak Punya Akses Perumahan yang Layak

Kompas.com, 31 Mei 2025, 18:33 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Pembangunan Perkotaan PBB (UN-Habitat) menyebut bahwa sekitar 2,8 miliar orang di seluruh dunia tidak memiliki akses terhadap perumahan yang layak, tanah yang aman, layanan air serta sanitasi dasar.

Angka ini setara dengan sekitar 40 persen dari total populasi dunia.

Estimasi UN-Habitat juga menunjukkan dari 2,8 miliar itu, lebih dari 1,12 miliar di antaranya tinggal di permukiman kumuh atau permukiman informal.

Selain itu, sekitar 300 juta orang merupakan "tunawisma absolut", yang berarti mereka sama sekali tidak memiliki tempat berlindung yang stabil.

Baca juga: Pembangunan Perumahan Baru Gagal Lindungi Satwa Liar

Krisis perumahan ini terjadi di wilayah yang mengalami urbanisasi cepat, seperti Afrika dan Asia-Pasifik.

Seiring pertumbuhan kota, pembangunan perumahan dan infrastruktur gagal mengimbangi laju pertumbuhan penduduk kota.

Akibatnya, terjadi peningkatan drastis kondisi hidup informal dan tidak memadai, seperti permukiman kumuh atau permukiman liar yang tidak memiliki akses ke fasilitas dasar.

Sebagai gambaran, seperti dikutip dari laman resmi United Nations, Sabtu (31/5/2025) di Afrika, sebanyak 62 persen tempat tinggal perkotaan bersifat informal alias permukiman yang tidak terencana, tidak resmi, atau tidak memiliki izin bangunan yang memadai.

Sementara di Asia-Pasifik terdapat lebih dari 500 juta orang yang tidak memiliki akses ke layanan air dasar. Sedangkan lebih dari satu miliar orang hidup tanpa sanitasi yang memadai.

Perubahan iklim memperburuk kondisi dan risiko yang dihadapi oleh orang-orang yang tidak memiliki perumahan formal, berkualitas, dan akses terhadap layanan dasar.

Perubahan iklim membuat masyarakat ini menghadapi risiko yang makin besar akibat panas ekstrem, peristiwa cuaca buruk dan kelangkaan air.

Menemukan solusi berkelanjutan untuk krisis perumahan ini pun merupakan hal yang penting untuk memajukan pembangunan berkelanjutan global.

Perumahan yang berkualitas bukan hanya hak asasi manusia yang mendasar. Pasalnya, perumahan yang berkualitas juga mendorong penciptaan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan nasional, menyelamatkan nyawa, dan meletakkan dasar bagi kesehatan, pendidikan, dan mobilitas ekonomi yang lebih baik.

Baca juga: Air Bersih dan Sanitasi Wilayah Pesisir Masih Perlu Perhatian

Menghadapi krisis tersebut, UN-Habitat pun fokus untuk segera melakukan pengesahan Rencana Strategis UN-Habitat yang akan berlaku 2026-2029.

Rencana tersebut akan memprioritaskan perumahan yang layak, akses ke layanan dasar serta transformasi permukiman informal.

UN-Habitat menguraikan pula tiga hal yang ingin dicapai melalui rencana tersebut yaitu kemakmuran inklusif, kesiapsiagaan, pemulihan, dan rekonstruksi serta keberlanjutan iklim.

Ketiga pilar tersebut juga dirancang untuk mempercepat kemajuan menuju Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.

Rencana strategis UN-Habitat juga menekankan pentingnya memperkuat kerja sama dengan lembaga-lembaga PBB lainnya.

Ini menunjukkan bahwa UN-Habitat tidak bekerja sendiri, melainkan berupaya untuk berkolaborasi dan menyatukan kekuatan dengan badan-badan PBB lain yang memiliki visi dan misi serupa, sehingga upaya mereka bisa lebih efektif dan dampaknya lebih besar.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
Pemerintah
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Swasta
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau