JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mencatat, populasi pari manta di perairan Raja Ampat, Papua Barat meningkat pada 2024.
Kepala Balai Kawasan Konservasi Nasional (BKKPN) Kupang, Imam Fauzi, mengungkapkan pihaknya menyediakan area persemaian bagi pari manta karang di Laguna Wayag.
“BKKPN Kupang melakukan upaya pendataan kemunculan pari manta di Kepulauan Wayag, upaya ini berhasil meningkatkan jumlah anak manta dari enam ekor pada 2022 menjadi 16 ekor pada 2024,” ujar Imam dalam keterangan resminya, Selasa (4/2/2025).
Selain itu, dilaporkan pula tutupan terumbu karang hidup yang naik dari 42,44 persen pada 2021 menjadi 48,29 persen pada 2024. Imam mengatakan, ekosistem tersebut merupakan habitat bagi 22 jenis ikan.
Dia menyampaikan bahwa wisatawan bisa menyaksikan hiu dan pari manta di Kepulauan Wayag, dengan aturan yang ketat. Wisatawan hanya diperbolehkan menggunakan kapal kecil dengan kecepatan maksimal 2 knot.
Mereka dapat menikmati berbagai aktivitas ternasuk menyelam, trekking karst Wayag, hingga bersantai di pantai.
Baca juga: Studi: Permukaan Laut Global Naik Hingga 1,9 M pada 2100
KKP juga mengedukasi wisatawan dengan code of conduct (CoC) interaksi pari manta, seperti menjaga jarak minimal 3 meter, serta tidak menggunakan lampu kilat.
“Dengan pengelolaan yang baik, Raja Ampat tidak hanya menjadi surga wisata, tetapi juga model global dalam pelestarian alam” jelas Imam.
Sementara itu, Direktur Jenderal Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut (PKRL), Victor Gustaaf Manoppo, menjelaskan konservasi di Raja Ampat adalah komitmen pemerintah terhadap keberlanjutan ekosistem laut.
“Selain keindahannya yang luar biasa, Raja Ampat juga merupakan contoh keberhasilan konservasi yang langka. Di tengah populasi ikan pari dan hiu yang menurun di seluruh dunia, jumlah ikan pari manta karang di sana justru terus bertambah,” ungkap Victor.
Dia menyampaikan, KKP telah mengelola kawasan Konservasi Kepuluan Raja Ampat dan Kawasan Konservasi Kepulauan Waigeo Sebelah Barat sejak 2009. Konservasi juga menjadi salah satu strategi memulihkan kelautan maupun ekosistem perairan.
“Penetapan kawasan telah tertuang dalam Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 32 Tahun 2022 tentang Kawasan Konservasi Kepuluan Waigeo Barat Dan Kepulauan Raja Ampat dan sekitarnya di Provinsi Papua Barat,” tutur Victor.
Baca juga: 77 Persen Wilayah Terumbu Karang Dunia Alami Pemutihan
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya