Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Studi: Permukaan Laut Global Naik Hingga 1,9 M pada 2100

Kompas.com - 04/02/2025, 13:16 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber CNA

KOMPAS.com - Peneliti dari Universitas Teknologi Nanyang (NTU) Singapura dan Universitas Teknologi Delft Belanda memproyeksikan seberapa banyak kenaikan permukaan laut global dalam studi mereka.

Studi itu kemudian menemukan jika laju emisi global terus meningkat, permukaan air laut kemungkinan besar akan naik antara 0,5 m hingga 1,9 m pada akhir abad ini.

Proyeksi tersebut melampaui proyeksi global terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Dalam laporan penilaian keenam Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC), PBB memproyeksikan bahwa permukaan laut rata-rata global kemungkinan akan naik antara 0,63 m hingga 1,01 m pada tahun 2100 di bawah skenario emisi tertinggi.

Kenaikan Permukaan Laut

Seperti dikutip dari CNA, Selasa (4/2/2025) peneliti NTU menemukan kenaikan permukaan laut global didorong oleh dua faktor utama.

Baca juga:

Pertama, disebabkan oleh meningkatnya suhu serta hilangnya lapisan es secara massal.

Namun, perubahan permukaan laut relatif di seluruh dunia tidak seragam karena faktor-faktor tambahan seperti pola sirkulasi laut, perubahan kepadatan, dan pergerakan tanah vertikal.

Proyeksi kenaikan permukaan laut yang akurat sendiri dapat membantu pemerintah dan perencana kota bersiap menghadapi apa yang dapat menjadi ancaman bagi kota-kota pesisir.

Pasalnya menurut World Economic Forum, lebih dari 410 juta orang berisiko terkena dampak kenaikan permukaan laut pada akhir abad ini, dengan data terkini menunjukkan bahwa permukaan laut global telah naik lebih dari 10 cm selama dekade terakhir.

Misalnya saja, lapisan es Greenland dan Antartika yang mencair dengan kecepatan lebih cepat, membuat masyarakat yang tinggal di sepanjang garis pantai berisiko kehilangan harta benda dan mata pencaharian karena banjir pesisir.

Lebih lanjut, dalam studinya ini, peneliti menggabungkan berbagai proyeksi kenaikan permukaan air laut yang dilengkapi dengan penilaian ahli untuk memperhitungkan proses ekstrem yang kurang dipahami, seperti perubahan tiba-tiba dalam perilaku lapisan es.

Baca juga:

Dengan pendekatan tersebut, peneliti menemukan bahwa di bawah di bawah skenario emisi karbon tinggi, permukaan laut rata-rata global sangat mungkin naik antara 0,5 m hingga 1,9 m pada tahun 2100.

Sedangkan di bawah skenario emisi rendah, permukaan laut rata-rata global sangat mungkin naik antara 0,3 m dan 1 m pada tahun 2100.

Penulis utama studi NTU, Benjamin Grandey mengungkapkan proyeksi tertinggi sebesar 1,9 m tersebut menggarisbawahi perlunya perencanaan infrastruktur dengan tepat dan pentingnya langkah-langkah mitigasi iklim untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

"Dengan memperkirakan kemungkinan hasil yang paling ekstrem, laporan ini menggarisbawahi dampak parah kenaikan muka air laut terhadap masyarakat pesisir, infrastruktur, dan ekosistem, serta menekankan kebutuhan mendesak untuk mengatasi krisis iklim,” tambah Profesor Benjamin Horton, direktur Earth Observatory of Singapore di NTU.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Pemerintah Susun Rencana Aksi Nasional Tangani Sejumlah Kanker Prioritas

Pemerintah Susun Rencana Aksi Nasional Tangani Sejumlah Kanker Prioritas

Pemerintah
Tanpa Inovasi Pembiayaan, Mustahil Bangun Tanggul Laut 700 Km

Tanpa Inovasi Pembiayaan, Mustahil Bangun Tanggul Laut 700 Km

Pemerintah
Studi: Permukaan Laut Global Naik Hingga 1,9 M pada 2100

Studi: Permukaan Laut Global Naik Hingga 1,9 M pada 2100

LSM/Figur
Emisi Karbon Industri Sepak Bola Dunia Setara dengan Satu Negara

Emisi Karbon Industri Sepak Bola Dunia Setara dengan Satu Negara

LSM/Figur
IESR: JETP Bukan 'Omon-omon', 230 Juta Dollar AS Mengucur pada 2024

IESR: JETP Bukan "Omon-omon", 230 Juta Dollar AS Mengucur pada 2024

LSM/Figur
Ikan Gobi Kerdil, Spesies Baru yang Ditemukan Ilmuwan di Teluk Saleh

Ikan Gobi Kerdil, Spesies Baru yang Ditemukan Ilmuwan di Teluk Saleh

LSM/Figur
DPR RI Setujui RPP Kebijakan Energi Nasional, Adaptasi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

DPR RI Setujui RPP Kebijakan Energi Nasional, Adaptasi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Pemerintah
Ombudsman: 3.888 Nelayan Rugi hingga Rp 24 Miliar akibat Pagar Laut Tangerang

Ombudsman: 3.888 Nelayan Rugi hingga Rp 24 Miliar akibat Pagar Laut Tangerang

Pemerintah
BNPB Semai 26 Ton Garam dalam Sepekan, Kendalikan Hujan Ekstrem

BNPB Semai 26 Ton Garam dalam Sepekan, Kendalikan Hujan Ekstrem

Pemerintah
Pemerintah Baru Gunakan EBT 15 GW untuk Listrik, Sisanya Didominasi Energi Fosil

Pemerintah Baru Gunakan EBT 15 GW untuk Listrik, Sisanya Didominasi Energi Fosil

Pemerintah
Transformasi ESG di Tengah Guncangan Geopolitik Global

Transformasi ESG di Tengah Guncangan Geopolitik Global

Pemerintah
Emisi Gas Rumah Kaca Turun 147 Juta Ton pada 2024

Emisi Gas Rumah Kaca Turun 147 Juta Ton pada 2024

Pemerintah
Realisasi Investasi EBTKE Paling Kecil, Migas dan Minerba Paling Banyak

Realisasi Investasi EBTKE Paling Kecil, Migas dan Minerba Paling Banyak

Pemerintah
Trump Hentikan USAID, Proyek Terkait SDG di Indonesia Terdampak

Trump Hentikan USAID, Proyek Terkait SDG di Indonesia Terdampak

LSM/Figur
Pengadilan Uni Eropa: Kegagalan Tangani Polusi adalah Pelanggaran HAM

Pengadilan Uni Eropa: Kegagalan Tangani Polusi adalah Pelanggaran HAM

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau