Penemuan ini mengungkap kombinasi tepat: mengurangi fumarat sambil meningkatkan etanol dapat secara dramatis menurunkan produksi metana.
Berbekal temuan ini, tim mulai membudidayakan varietas padi non-GMO baru yang mengeluarkan lebih sedikit metana.
Mereka menyilangkan varietas padi unggul dengan Heijing, galur yang dikenal karena emisi metananya yang rendah.
Tanaman padi yang dihasilkan secara konsisten menghasilkan eksudat akar dengan fumarat rendah dan etanol tinggi (LFHE), kombinasi yang unggul untuk mengurangi metana.
Uji coba lapangan di beberapa lokasi di China kemudian menunjukkan hasil yang menjanjikan. Padi LFHE mengeluarkan 70 persen lebih sedikit metana secara rata-rata dibandingkan dengan varietas induknya yang menghasilkan banyak metana.
Bahkan padi ini tidak mengorbankan produktivitas karena mampu menghasilkan 8,96 ton per hektar, hampir dua kali lipat dari rata-rata global saat ini sebesar 4,71 ton per hektar.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya