Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lapisan Es Greenland Retak Sangat Cepat karena Krisis Iklim

Kompas.com, 5 Februari 2025, 10:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Lapisan es Greenland mengalami keretakan yang lebih cepat dari sebelumnya akibat krisis iklim.

Temuan tersebut mengemuka berdasarkan studi yang diterbitkan dalam jurnal Nature berjudul Increased crevassing across accelerating Greenland Ice Sheet margins dan dirilis Senin (3/2/2025).

Berdasarkan pengamatan, para peneliti menemukan bahwa celah-celah di Greenland meningkat secara signifikan dari segi ukuran dan kedalamannya dibandingkan lima tahun sebelumnya.

Baca juga: Peneliti Temukan Virus Raksasa di Greenland, Teliti Dampak terhadap Pencairan Es

Tom Chudley, penulis utama studi tersebut sekaligus asisten profesor geografi di Universitas Durham mengatakan, dia terkejut karena ukuran retakan tersebut sangat cepat.

"Satu penelitian sebelumnya menunjukkan perubahan dalam skala beberapa dekade dan sekarang kami menunjukkan hal ini terjadi dalam skala lima tahun," kata Chudley, sebagaimana dilansir The Guardian.

Sejak 1992, mencairnya es di Greenland yang menjadi badan es terbesar kedua di dunia telah menyebabkan kenaikan permukaan laut sekitar 14 milimeter (mm).

Menurut para ilmuwan, hal ini disebabkan oleh respons terhadap cuaca yang lebih panas dan meningkatnya aliran es di lautan sebagai respons terhadap suhu lautan yang lebih panas.

Baca juga: Pemanasan Global Makin Parah, Lapisan Es Greenland Susut 2 Kali Luas Luksemburg

Kedua faktor tersebut sama-sama disebabkan oleh krisis iklim.

"Kami mengetahui bahwa selama beberapa tahun, lapisan es mencair cukup signifikan sejak tahun 1990, dan secara umum kami memahami hal ini terkait dengan pemanasan lautan," kata Chudley.

Ia berharap pemetaan resolusi tinggi yang digunakan dalam penelitian ini akan mulai memberi masukan bagi penelitian lain untuk memproyeksikan kenaikan permukaan laut dengan lebih baik.

Chudley berharap ada lebih banyak penelitian yang memproyeksikan pencairan es dan kenaikan air laut.

"Jadi, kita sangat perlu untuk dapat memproyeksikan kenaikan permukaan laut dengan lebih baik, karena kita perlu dapat merencanakan, mengurangi, dan beradaptasi dengan kenaikan permukaan laut selama tiga abad ke depan," ujarnya.

Baca juga: Akibat Pemanasan Global, Gletser di Greenland Mencair 5 Kali Lebih Cepat dalam 20 Tahun

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
BUMN
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Swasta
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pemerintah
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Pemerintah
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
LSM/Figur
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Swasta
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
LSM/Figur
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Swasta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
BUMN
Bumi Memanas, Hasil Panen di Berbagai Benua Menurun
Bumi Memanas, Hasil Panen di Berbagai Benua Menurun
Pemerintah
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat yang Bisa Picu Banjir Sepekan ke Depan
BMKG Peringatkan Potensi Hujan Lebat yang Bisa Picu Banjir Sepekan ke Depan
Pemerintah
4 Pemburu Satwa Liar di TN Merbabu Terancam 15 Tahun Penjara
4 Pemburu Satwa Liar di TN Merbabu Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Dekan FEM IPB Terima Penghargaan Dean of the Year pada LEAP 2025
Pemerintah
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
Akademisi UI: Produksi Etanol untuk BBM Tak Ganggu Ketersediaan Pangan
LSM/Figur
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
Kata Walhi, RI dan Brasil Kontraproduktif Atasi Krisis Iklim jika Transisi Energi Andalkan Lahan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau