KOMPAS.com - Para peneliti mendeteksi tanda-tanda virus raksasa yang hidup di lapisan es Greenland. Ukuran dari virus raksasa tersebut mencapai 1.500 kali lebih besar dari virus biasa.
Dalam penelitian yang diterbitkan pada 17 Mei di jurnal Microbiome tersebut, para ilmuwan mengidentifikasi tanda-tanda bahwa virus raksasa tersebut hidup di es dan salju yang mengandung banyak alga berwarna.
Hal tersebut menunjukkan adanya hubungan antara keduanya, sebagaimana dilansir Live Science, Jumat (7/6/2024).
Baca juga: Biosensor Portabel Bisa Deteksi Virus dan Pencemaran Lingkungan
Tim ilmuwan berharap, dengan temuan dan pemahaman mengenai virus tersebut, dapat membuka cara untuk mengendalikan pertumbuhan alga secara alami, dan oleh karena itu, mengurangi pencairan yang disebabkan oleh alga.
"Kami tidak tahu banyak tentang virus ini, tapi saya pikir virus ini bisa berguna sebagai cara untuk mengurangi pencairan es yang disebabkan oleh pertumbuhan alga," kata penulis utama studi tersebut, Laura Perini, seorang peneliti pascadoktoral di Universitas Aarhus di Denmark.
"Seberapa spesifiknya dan seberapa efisiennya, kami belum tahu. Namun dengan mengeksplorasinya lebih jauh, kami berharap dapat menjawab beberapa pertanyaan tersebut," tambahnya.
Saat musim semi, alga di lapisan es Greenland mulai berkembang, sehingga menggelapkan bagian lanskap yang biasanya berwarna putih.
Baca juga: Pemanasan Global Makin Parah, Lapisan Es Greenland Susut 2 Kali Luas Luksemburg
Warna yang lebih gelap memantulkan lebih sedikit sinar matahari dibandingkan salju putih dan es, sehingga mempercepat pencairan.
Para peneliti mengumpulkan sampel dari es gelap, salju merah, dan lubang leleh di berbagai lokasi di lapisan es Greenland pada 2019 hingga 2020.
Mereka kemudian menganalisis DNA yang ditemukan dalam sampel tersebut untuk mengidentifikasi rangkaian gen yang memiliki kemiripan tinggi dengan virus raksasa.
"Baik di es gelap maupun salju merah, kami menemukan tanda-tanda virus raksasa yang aktif. Dan ini adalah pertama kalinya virus tersebut ditemukan di permukaan es dan salju yang mengandung mikroalga berpigmen dalam jumlah besar," kata Perini.
Baca juga: Lapisan Es Dunia Mencair Lebih Cepat, Bahaya Besar Mengintai
Alga adalah bagian dari ekosistem kompleks yang juga mencakup bakteri, jamur, dan protista.
Perini dan timnya akan melakukan penelitian lebih lanjut untuk lebih memahami ekosistem alga secara keseluruhan, sehingga mereka dapat menentukan inang virus mana yang menginfeksi dan memastikan virus tersebut menyerang alga.
"Kami (akan) terus mempelajari virus-virus raksasa ini untuk mempelajari lebih lanjut tentang interaksi mereka dan apa sebenarnya peran mereka dalam ekosistem," kata Perini.
Baca juga: Dari Gunung Everest, Sekjen PBB Ungkap Es Pegunungan Himalaya Banyak yang Mencair
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya