Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/02/2025, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia Bondan Andriyanu menuturkan pemerintah masih setengah hati dalam mempercepat transisi energi

Hal tersebut disampaikan Bondan menanggapi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia yang menyebut pemensiunan dini pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) jangan dipaksakan karena keterbatasan anggaran.

"Jika pemerintah serius dengan transisi energi, maka seharusnya anggaran negara dan kebijakan fiskal diarahkan untuk mendukung pengembangan energi terbarukan, bukan terus memberi subsidi pada batu bara," kata Bondan dikutip dari siaran pers, Rabu (5/2/2025).

Baca juga: IESR: Tak Pensiunkan PLTU Jadi Bunuh Diri Ekonomi Sesungguhnya

Bondan menuturkan, selama ini industri batu bara telah menerima banyak insentif seperti royalti nol persen dan skema domestic market obligation (DMO).

Selain itu, lanjut Bondan, pajak karbon yang seharusnya diberlakukan untuk PLTU dibatalkan berkali-kali oleh pemerintah. 

Soal keterbatasan anggaran negara, Bondan menuturkan hal tersebut memperjelas bahwa transisi energi di Indonesia yang membutuhkan biaya besar perlu didukung pembiayaan swasta. 

Bondan menuturkan, pernyataan Bahlil mengenai jangan memaksakan pensiun dini PLTU batu bara kontradiktif.

Baca juga: Produksi Listrik PLTS Lampaui PLTU Batu Bara di Uni Eropa

Dia menuturkan, hal tersebut akan memberikan sinyal yang membingungkan bagi lembaga keuangan global yang sebenarnya sangat dibutuhkan untuk mendukung transisi energi Indonesia. 

"Sikap tidak konsisten ini dapat merusak kepercayaan para investor dan semakin memperlambat laju investasi bagi transisi energi," ucap Bondan.

Bondan menambahkan, pernyataan Menteri ESDM justru berlawanan dengan pesan yang disampaikan Presiden Prabowo Subianto di forum G20.

Pada forum tersebut, Presiden menegaskan bahwa transisi energi merupakan prioritas bagi Indonesia.

Baca juga: Produksi Listrik dari PLTU China Naik, Ekspektasi Puncak Emisi Jadi Lemah

"Jika pemerintah ingin mempertahankan kredibilitasnya di mata dunia, maka kebijakan transisi energi harus dijalankan dengan konsisten, bukan dengan sinyal yang membingungkan," ujar Bondan.

Di satu sisi, pemerintah perlu mengambil langkah-langkah kebijakan yang progresif untuk mendorong pensiun dini PLTU batu bara. 

Contohnya seperti mengalihkan subsidi energi fosil ke energi bersih, memperketat standar emisi PLTU, mempercepat reformasi di sektor kelistrikan agar lebih kompetitif bagi energi terbarukan, serta memastikan transisi energi yang adil bagi masyarakat terdampak.

"Jika pemerintah terus memberikan pernyataan dan aksi yang bertentangan dengan komitmen transisi energi Indonesia yang telah disampaikan di forum internasional, maka transisi energi di Indonesia hanya akan menjadi janji kosong," ucap Bondan.

Padahal, ucap Bondan, dampak krisis iklim dan polusi udara terus memburuk dan merugikan masyarakat.

Baca juga: Kapasitas PLTU Captive RI Diprediksi Salip Pembangkit Batu Bara Australia

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Laju Peningkatan Suhu Lautan Capai 400 Persen dibandingkan Tahun 1980-an

Laju Peningkatan Suhu Lautan Capai 400 Persen dibandingkan Tahun 1980-an

LSM/Figur
Menyoal Pencabutan 18 PBPH oleh Menhut, Prestasikah?

Menyoal Pencabutan 18 PBPH oleh Menhut, Prestasikah?

Pemerintah
IETF Diluncurkan, Ini Sederet Komitmen RI Percepat Transisi Energi

IETF Diluncurkan, Ini Sederet Komitmen RI Percepat Transisi Energi

Pemerintah
Bahlil Sebut Pensiun PLTU Jangan Dipaksakan, Greenpeace: Kontradiktif

Bahlil Sebut Pensiun PLTU Jangan Dipaksakan, Greenpeace: Kontradiktif

LSM/Figur
Indonesia Dapat Hibah Rp 248,8 Miliar untuk Transisi Energi dari UE dan Perancis

Indonesia Dapat Hibah Rp 248,8 Miliar untuk Transisi Energi dari UE dan Perancis

Pemerintah
AS Keluar dari Perjanjian Paris, Menteri LH Sebut RI Komitmen Tangani Isu Iklim

AS Keluar dari Perjanjian Paris, Menteri LH Sebut RI Komitmen Tangani Isu Iklim

Pemerintah
Plana Ubah Sampah Plastik dan Sekam Jadi Material Pengganti Kayu

Plana Ubah Sampah Plastik dan Sekam Jadi Material Pengganti Kayu

Swasta
Bahan Bakar Nabati sebagai Pilar Swasembada Energi

Bahan Bakar Nabati sebagai Pilar Swasembada Energi

Pemerintah
Restorasi Lahan Mangrove dan Gambut Dinilai Jadi Solusi Iklim yang Minim “Budget”

Restorasi Lahan Mangrove dan Gambut Dinilai Jadi Solusi Iklim yang Minim “Budget”

LSM/Figur
Tergabung di GPAP, 25 Negara Bersatu Lawan Polusi Plastik

Tergabung di GPAP, 25 Negara Bersatu Lawan Polusi Plastik

Pemerintah
Siklon Tropis Taliah Berpotensi Picu Gelombang Laut di Sejumlah Perairan, Ini Daftarnya

Siklon Tropis Taliah Berpotensi Picu Gelombang Laut di Sejumlah Perairan, Ini Daftarnya

Pemerintah
LEGO Investasi 2 Juta Poundsterling untuk Proyek Penghapusan Karbon

LEGO Investasi 2 Juta Poundsterling untuk Proyek Penghapusan Karbon

Swasta
Jangan Tunggu Gas Langka, Rumah Tangga Bisa Manfaatkan Sampah Organik Jadi Biogas

Jangan Tunggu Gas Langka, Rumah Tangga Bisa Manfaatkan Sampah Organik Jadi Biogas

LSM/Figur
Ban Kendaraan Jadi Sumber Nanoplastik Terbesar Pegunungan Alpen

Ban Kendaraan Jadi Sumber Nanoplastik Terbesar Pegunungan Alpen

Pemerintah
Gambut dan Mangrove Bisa Pangkas 770 Megaton Emisi CO2 di Asia Tenggara

Gambut dan Mangrove Bisa Pangkas 770 Megaton Emisi CO2 di Asia Tenggara

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau