Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Plana Gunakan Mesin Ramah Lingkungan untuk Produksi Material Pengganti Kayu

Kompas.com - 06/02/2025, 15:10 WIB
Zintan Prihatini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Peduli Alam Nusantara (Plana) menggunakan mesin khusus, untuk memangkas emisi karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan dari produksi material pengganti kayu di pabriknya.

Co-Founder dan Chief of Sustainability & Relation Officer Plana, Joshua Christopher Chandra, menyampaikan mesin tersebut dapat menekan 30 persen emisi CO2 untuk mengubah sampah plastik dan sekam menjadi produk Plana Wood.

"Plana ini dulunya sangat terbatas di R&D (research and development), CO gasnya tinggi, dan kami enggak begitu bisa bersaing karena masih menyewa mesin dari orang lain," kata Joshua dalam acara site visit yang digelar Bank DBS Indonesia di Tangerang, Banten, Rabu (5/2/2025).

Baca juga:


Karena itu, startup ini mencoba peluang baru dengan mendaftar untuk mendapatkan dana hibah dari DBS Foundation Grant Award 2023. Hasilnya, Plana mampu memproduksi material pengganti kayu yang lebih berkelanjutan.

"Kami sudah bisa mengefisiensi produksi kami dengan menurunkan CO gas sebesar 30 persen," imbuh dia.

Adapun ide awal bisnis tersebut ialah mengurangi timbulan sampah plastik maupun penebangan pohon. Plana membeli cacahan sampah plastik dari pemulung, dan sekam padi dari petani sekitar pabrik.

"Plana Wood adalah sebuah inovasi dari kami, di mana kami menggunakan 60 persen sekam padi, 30 persen sampah plastik, dan juga ada 10 persen aditif. Aditif ini yang berguna untuk meningkatkan value, kami buat sebagai komposit baru," ungkap Joshua.

Satu Plana Wood decking setara dengan 2,4 kilogram sampah plastik serta 4,8 kilogram sekam padi. Sementara, dalam satu kali produksi Plana bisa menghasilkan 2.000 meter material untuk dinding maupun lantai.

Plana juga menargetkan penjualan Rp 6 miliar pada 2024, dan Rp 8 miliar pada 2025. Oleh karenanya, perusahaan akan meningkatkan kapasitas produksi.

Sementara itu, VP of Impact Beyond Banking PT Bank DBS Indonesia Riany Agustina, menjelaskan bahwa DBS Foundation Grant membuka kesempatan bagi wirausaha sosial atau social enterprise serta usaha kecil dan menengah (UKM) untuk mendapatkan dana hibah hngga 250.000 dolar Singapura sejak 2015.

Baca juga:

DBS Foundation lalu memanfaatkan keahlian, sumber daya, dan jaringan Bank DBS dalam membantu para penerima dana hibah melalui pengembangan kapasitas, mentoring, solusi perbankan preferensial, maupun dukungan lainnya.

"Semua bisnis sosial dari Singapura, Taiwan, India, Indonesia akan di-review oleh panelis dan mana yang terbaik menjadi pemenangnya. Contohnya Plana, mereka sudah masuk level cross Asia, kami menilai mana yang terbaik untuk bisa mendapatkan grant," ujar Riani.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

USAID Ditutup Trump, Menkes Cari Negara Donor Lain

USAID Ditutup Trump, Menkes Cari Negara Donor Lain

Pemerintah
Survei Sebut Literasi Anak Muda tentang Laut Kurang

Survei Sebut Literasi Anak Muda tentang Laut Kurang

Pemerintah
Plana Gunakan Mesin Ramah Lingkungan untuk Produksi Material Pengganti Kayu

Plana Gunakan Mesin Ramah Lingkungan untuk Produksi Material Pengganti Kayu

Swasta
Sampah Organik Keluarga Jadi Biogas: Upaya Ekonomi Sirkular dari Rumah

Sampah Organik Keluarga Jadi Biogas: Upaya Ekonomi Sirkular dari Rumah

LSM/Figur
Laju Peningkatan Suhu Lautan Capai 400 Persen dibandingkan Tahun 1980-an

Laju Peningkatan Suhu Lautan Capai 400 Persen dibandingkan Tahun 1980-an

LSM/Figur
Menyoal Pencabutan 18 PBPH oleh Menhut, Prestasikah?

Menyoal Pencabutan 18 PBPH oleh Menhut, Prestasikah?

Pemerintah
IETF Diluncurkan, Ini Sederet Komitmen RI Percepat Transisi Energi

IETF Diluncurkan, Ini Sederet Komitmen RI Percepat Transisi Energi

Pemerintah
Bahlil Sebut Pensiun PLTU Jangan Dipaksakan, Greenpeace: Kontradiktif

Bahlil Sebut Pensiun PLTU Jangan Dipaksakan, Greenpeace: Kontradiktif

LSM/Figur
Indonesia Dapat Hibah Rp 248,8 Miliar untuk Transisi Energi dari UE dan Perancis

Indonesia Dapat Hibah Rp 248,8 Miliar untuk Transisi Energi dari UE dan Perancis

Pemerintah
AS Keluar dari Perjanjian Paris, Menteri LH Sebut RI Komitmen Tangani Isu Iklim

AS Keluar dari Perjanjian Paris, Menteri LH Sebut RI Komitmen Tangani Isu Iklim

Pemerintah
Plana Ubah Sampah Plastik dan Sekam Jadi Material Pengganti Kayu

Plana Ubah Sampah Plastik dan Sekam Jadi Material Pengganti Kayu

Swasta
Bahan Bakar Nabati sebagai Pilar Swasembada Energi

Bahan Bakar Nabati sebagai Pilar Swasembada Energi

Pemerintah
Restorasi Lahan Mangrove dan Gambut Dinilai Jadi Solusi Iklim yang Minim “Budget”

Restorasi Lahan Mangrove dan Gambut Dinilai Jadi Solusi Iklim yang Minim “Budget”

LSM/Figur
Tergabung di GPAP, 25 Negara Bersatu Lawan Polusi Plastik

Tergabung di GPAP, 25 Negara Bersatu Lawan Polusi Plastik

Pemerintah
Siklon Tropis Taliah Berpotensi Picu Gelombang Laut di Sejumlah Perairan, Ini Daftarnya

Siklon Tropis Taliah Berpotensi Picu Gelombang Laut di Sejumlah Perairan, Ini Daftarnya

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau