JAKARTA, KOMPAS.com - Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) memberikan 26.000 bibit multi purpose tree species (MPTS) yakni mangga, alpukat, petai dan durian kepada Kelompok Tani Wonorejo, Kudus, Jawa Tengah.
Director Communications Djarum Foundation, Mutiara Diah Asmara mengatakan, hal itu merupakan bagian dari kampanye digital #OneActionOneTree (OAOT).
Menurut dia, gerakan #OAOT berdampak pada pelestarian alam dan peningkatan kesejahteraan petani khususnya di Desa Gondoharum, Kudus.
Baca juga: Djarum Foundation Bersama Mahasiswa Tanam 5.000 Mangrove di Tahura Ngurah Rai
Alhasil, kini para petani mulai menargetkan untuk mendirikan agroforestri dan menjadikan daerahnya sebagai salah satu produsen mangga terbesar di Jawa Tengah.
“Kami juga membantu dengan mengadakan pelatihan dan pendampingan kepada para petani, dan pemberian bibit hasil dari kegiatan #OAOT ini diharapkan dapat berdampak panjang bagi petani," ujar Mutiara dalam keterangan tertulisnya, Kamis (6/2/2025).
"Maka itu, dalam inaugurasi kali ini, BLDF memberikan bantuan 26.000 bibit serta sarana dan prasarana seperti gazebo kepada Kelompok Tani Wonorejo,” imbuh dia.
BLDF turut melibatkan generasi muda peduli lingkungan yang tergabung dalam gerakan Siap Sadar Lingkungan (Siap Darling) untuk menanam.
Tak hanya itu, pihaknya juga menanam lebih dari 2 juta pohon termasuk penanaman trembesi di sepanjang pantai utara (Pantura) Pulau Jawa, Lombok, Trans Jawa serta jalur Trans Sumatera.
BDLF pun melakukan konservasi Mangrove, konservasi lereng Gunung Muria dan Perbukitan Patiayam, hingga penanaman di situs-situs bersejarah Indonesia maupun lahan-lahan kritis.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Wonorejo, Mashuri, mengungkapkan bahwa penanaman di desanya dilakukan guna mencegah longsor.
"Sejak 2020, kami berkolaborasi dengan BLDF yang memberikan bantuan bibit untuk menanam dengan sistem tumpang sari agar bernilai ekonomi. Alhamdulillah, setelah lima tahun merawat kami mulai memanen mangga hingga 30 ton tahun lalu,” papar Mashuri.
Ia menyebut, agroforestri Wonorejo muncul sejak desanya mulai popular di media sosial. Kala itu, warga kerap berkumpul lalu belajar teknik pertanian.
Baca juga: Ajak Pemuda Jaga Lingkungan, Djarum Foundation Hadirkan Web Series Kami Memohon
"Para petani muda yang ikut, sering mengabadikan pemandangan sekitar yang teduh berkat pohon-pohon mangga ini di media sosial. Sehingga menarik warga untuk berkunjung ke mari,” tutur Mashuri.
Kepala Seksi Wilayah I Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Wilayah Jawa Kementerian Kehutanan, Ruhiat, menuturkan inisiatif penanaman yang dilakukan para petani di Gondoharum menjadi bukti nyata dari program perhutanan sosial yang dicanangkan instansinya.
"Sejak 2017, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (saat itu) memang memberi peluang bagi masyarakat untuk mengelola perhutanan sosial agar tetap lestari dan berdampak positif bagi ekonomi masyarakat sekitar. Harapannya upaya senada dapat direplikasi oleh komunitas petani lain di desa-desa sekitar Perbukitan Patiayam ini,” ujar Ruhiat.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya