JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) menyebut luas Danau Lido, Bogor, Jawa Barat berkurang 12,88 hektare dari yang sebelumnya 24,78 hektare.
Adapun Danau Lido menjadi lokasi proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Lido PT MNC Land milik Hary Tanoesoedibjo.
"Pada tahun awalnya itu ada sekitar 24,78 hektare Danau Lido tersebut, ini juga ditegaskan oleh SK Menteri PUPR Nomor 3047 Tahun 2024 tentang Penetapan Batas Sempadan Situ Lido dan ternyata kami melihat ada perubahan," ungkap Deputi Tata Lingkungan KLH, Sigit Reliantoro, dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta Timur, Jumat (7/2/2025).
Baca juga:
Berdasarkan hasil citra satelit, luas Danau Lido saat ini tersisa 11,9 hektare. Sigit menyebut, danau sudah mulai membentuk endapan sejak 2015.
Pihaknya pun kini tengah mendalami apakah sedimentasi berasal dari proyek pembangunan atau terbentuk secara alami.
Menurut dia, sebelum ditempati proyek MNC Land, kepemilikan KEK tersebut tercatat atas nama PT Lido Nirwana Parahyangan. Namun, PT MNC Land belum memperbaharui dokumen master plan atau rencana jangka panjang proyeknya.
"Di kepemilikan yang baru itu belum terjadi perubahan, jadi masih menggunakan dokumen yang lama padahal aktivitasnya sudah aktivitas yang berbeda," papar Sigit.
"Memang terlihat ada perubahan-perubahan kegiatan yang nanti akan menjadi bahan untuk penyidikan oleh teman-teman di Gakkum, sejauh mana perubahan-perubahan dari dokumen lingkungan yang ada di tahun 2016 menjadi master plan yang ada," imbuh dia.
Sementara itu, Deputi Bidang Penegakan Hukum Lingkungan Hidup KLH, Rizal Irawan, membeberkan pelanggaran yang dilakukan ialah PT MNC Land ialah tidak mengubah dokumen persetujuan lingkungan dan masih menggunakan dokumen lama atas nama PT Lido Nirwana Parahyangan.
Seharusnya, perusahaan mengganti dokumen perizinan dengan yang baru.
"Dokumen AMDAL kegiatan di KEK Lido tidak sesuai dengan kondisi existing sesuai dengan perubahan master plan. Jadi, satu, nama tidak berubah. Yang kedua, adanya perubahan master plan. Sehingga tentunya itu sangat berpengaruh terhadap lingkungan sekitarnya," jelas Rizal.
Kementerian LH juga mencatat PT MNC Land tidak melaporkan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL RPL) KEK.
Pengelola dinilai tidak melakukan kajian terhadap limpasan, perubahan, maupun air limbah yang mengalir ke Danau Lido.
"Kemudian tidak mengelola dampak penting lingkungan. Beberapa dampak penting lingkungan yang tidak dikelola meliputi peningkatan erosi dan longsor, peningkatan air larian, penurunan kualitas udara, penurunan kualitas air dan peningkatan kebisingan," ujar Rizal.
Baca juga: 15 Danau di Indonesia Kritis, Tercemar Pupuk Pertanian
Dia menyatakan, Kementerian LH telah menyegel pembangunan KEK hingga 90 hari ke depan agar PT MNC Land memperbaiki dokumen perizinan mereka.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya