KOMPAS.com - Tim ilmuwan internasional dalam riset barunya mengungkapkan, sepertiga Bumi bisa tidak laik huni jika suhu meningkat lebih dari 2 derajat Celsius di atas praindustri.
Penelitian itu menyebut, bahkan orang muda yang sehat pun tak akan kebal terhadap dampak panas ekstrem.
Temuan baru tersebut menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk mengatasi perubahan iklim dan melindungi orang-orang yang paling berisiko.
"Temuan kami menunjukkan konsekuensi yang berpotensi mematikan jika pemanasan global mencapai 2 derajat C," kata Dr. Tom Matthews, ahli Geografi Lingkungan di King's College London yang juga penulis utama studi ini.
"Dalam kondisi seperti itu, paparan luar ruangan yang lama - bahkan bagi mereka yang berada di tempat teduh, terkena angin kencang, dan terhidrasi dengan baik - diperkirakan dapat menyebabkan sengatan panas yang mematikan," katanya lagi seperti dikutip dari The Debrief, Senin (17/2/2025).
Baca juga: Panas Ekstrem Kurangi Kemampuan Laut Serap CO2
Populasi Rentan
Peneliti menyebut, individu yang berusia di atas 60 tahun memiliki kesulitan yang lebih besar beradaptasi dengan panas ekstrem dibandingkan dengan yang lebih muda.
Menurut studi, bagian planet yang dianggap tak aman bagi orang dewasa yang lebih tua akan meningkat sebesar 35 persen jika suhu naik sebesar 2 derajat Celsius.
Sementara itu, wilayah yang mengalami suhu yang berbahaya bahkan bagi individu muda yang sehat akan meningkat tiga kali lipat.
Temuan ini, kata Matthews, memberikan pemahaman signifikan soal dampak panas ekstrem pada kematian.
Urgensi temuan ini diperkuat oleh tren iklim terkini. Pada tahun 2023, Bumi sempat melampaui 1,5 derajat C di atas tingkat praindustri, dan proyeksi menunjukkan ambang batas 2 derajat Celsius dapat dicapai antara pertengahan dan akhir abad ini.
Bumi juga bisa memanas 4-5 derajat Celsius jika praktik buruk lingkungan terus berlanjut. Jika hal itu terjadi, sebagian besar Bumi menjadi tak dapat dihuni.
“Pada sekitar 4 derajat C pemanasan di atas tingkat praindustri, panas yang tidak dapat dikompensasi untuk orang dewasa akan memengaruhi sekitar 40 persen dari luas daratan global, dengan hanya lintang tinggi, dan wilayah yang lebih dingin di lintang tengah, yang tetap tidak terpengaruh,” terang Matthews lagi.
Wilayah yang paling terdampak panas ekstrem adalah Afrika Sahara dan Asia Selatan.
Baca juga: Panas Ekstrem Pengaruhi Pola Mobilitas Masyarakat
Panas Ekstrem dan Kematian
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya