Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suhu Terus Meningkat, Sepertiga Bumi Bisa Tak Laik Huni

Kompas.com - 17/02/2025, 18:19 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tim ilmuwan internasional dalam riset barunya mengungkapkan, sepertiga Bumi bisa tidak laik huni jika suhu meningkat lebih dari 2 derajat Celsius di atas praindustri.

Penelitian itu menyebut, bahkan orang muda yang sehat pun tak akan kebal terhadap dampak panas ekstrem.

Temuan baru tersebut menggarisbawahi kebutuhan mendesak untuk mengatasi perubahan iklim dan melindungi orang-orang yang paling berisiko.

"Temuan kami menunjukkan konsekuensi yang berpotensi mematikan jika pemanasan global mencapai 2 derajat C," kata Dr. Tom Matthews, ahli Geografi Lingkungan di King's College London yang juga penulis utama studi ini.

"Dalam kondisi seperti itu, paparan luar ruangan yang lama - bahkan bagi mereka yang berada di tempat teduh, terkena angin kencang, dan terhidrasi dengan baik - diperkirakan dapat menyebabkan sengatan panas yang mematikan," katanya lagi seperti dikutip dari The Debrief, Senin (17/2/2025).

Baca juga: Panas Ekstrem Kurangi Kemampuan Laut Serap CO2

Populasi Rentan

Peneliti menyebut, individu yang berusia di atas 60 tahun memiliki kesulitan yang lebih besar beradaptasi dengan panas ekstrem dibandingkan dengan yang lebih muda.

Menurut studi, bagian planet yang dianggap tak aman bagi orang dewasa yang lebih tua akan meningkat sebesar 35 persen jika suhu naik sebesar 2 derajat Celsius.

Sementara itu, wilayah yang mengalami suhu yang berbahaya bahkan bagi individu muda yang sehat akan meningkat tiga kali lipat.

Temuan ini, kata Matthews, memberikan pemahaman signifikan soal dampak panas ekstrem pada kematian.

Urgensi temuan ini diperkuat oleh tren iklim terkini. Pada tahun 2023, Bumi sempat melampaui 1,5 derajat C di atas tingkat praindustri, dan proyeksi menunjukkan ambang batas 2 derajat Celsius dapat dicapai antara pertengahan dan akhir abad ini.

Bumi juga bisa memanas 4-5 derajat Celsius jika praktik buruk lingkungan terus berlanjut. Jika hal itu terjadi, sebagian besar Bumi menjadi tak dapat dihuni.

“Pada sekitar 4 derajat C pemanasan di atas tingkat praindustri, panas yang tidak dapat dikompensasi untuk orang dewasa akan memengaruhi sekitar 40 persen dari luas daratan global, dengan hanya lintang tinggi, dan wilayah yang lebih dingin di lintang tengah, yang tetap tidak terpengaruh,” terang Matthews lagi.

Wilayah yang paling terdampak panas ekstrem adalah Afrika Sahara dan Asia Selatan.

Baca juga: Panas Ekstrem Pengaruhi Pola Mobilitas Masyarakat

Panas Ekstrem dan Kematian

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Mahal tetapi Belum Bisa Jadi Investasi, Alasan Orang Ragu Beli EV

Mahal tetapi Belum Bisa Jadi Investasi, Alasan Orang Ragu Beli EV

Pemerintah
Darurat Plastik, Produsen dan Retailer Harus Stop Gunakan Gelas Sekali Pakai

Darurat Plastik, Produsen dan Retailer Harus Stop Gunakan Gelas Sekali Pakai

LSM/Figur
Permukaan Air Laut Naik 2 Cm Hanya dari Pencairan Gletser

Permukaan Air Laut Naik 2 Cm Hanya dari Pencairan Gletser

LSM/Figur
Cek Kesehatan Gratis Siapkan Deteksi Dini 5 Jenis Kanker, Ini Daftarnya

Cek Kesehatan Gratis Siapkan Deteksi Dini 5 Jenis Kanker, Ini Daftarnya

Pemerintah
Pantai Bangsring Banyuwangi Tercemar Cairan Diduga Oli, Pariwisata dan Biota Laut Terancam

Pantai Bangsring Banyuwangi Tercemar Cairan Diduga Oli, Pariwisata dan Biota Laut Terancam

LSM/Figur
Greenfaith Ajak Umat Beragama Hemat Listrik Saat Ibadah

Greenfaith Ajak Umat Beragama Hemat Listrik Saat Ibadah

LSM/Figur
Jutaan Rumah Tangga Negara Berkembang Pakai Plastik untuk Bahan Bakar

Jutaan Rumah Tangga Negara Berkembang Pakai Plastik untuk Bahan Bakar

LSM/Figur
Tekstil Berkelanjutan Indonesia Dipamerkan di 'Source Fashion' London

Tekstil Berkelanjutan Indonesia Dipamerkan di "Source Fashion" London

Pemerintah
Bahlil: Energi Surya dan Angin untuk Siang, Batu Bara saat Malam

Bahlil: Energi Surya dan Angin untuk Siang, Batu Bara saat Malam

Pemerintah
RI Perluas Kerja Sama dengan Norwegia di Sektor Lingkungan Hidup

RI Perluas Kerja Sama dengan Norwegia di Sektor Lingkungan Hidup

Pemerintah
Pemerintah Dapat Dana dari Norwegia untuk Biayai Program Lingkungan Masyarakat

Pemerintah Dapat Dana dari Norwegia untuk Biayai Program Lingkungan Masyarakat

Pemerintah
Cuaca Ekstrem 2025 Bisa Picu Gejolak Harga Pangan, Kopi Salah Satunya

Cuaca Ekstrem 2025 Bisa Picu Gejolak Harga Pangan, Kopi Salah Satunya

Swasta
Bumi Makin Panas, India Tunda Pesta Olah Raga Musim Dingin karena Minim Salju

Bumi Makin Panas, India Tunda Pesta Olah Raga Musim Dingin karena Minim Salju

Pemerintah
Norwegia Kucurkan Dana Rp 3,5 Triliun ke RI untuk Atasi Krisis Iklim

Norwegia Kucurkan Dana Rp 3,5 Triliun ke RI untuk Atasi Krisis Iklim

Pemerintah
Fans Taylor Swift Pilih Piringan Hitam Bebas Plastik untuk Koleksinya

Fans Taylor Swift Pilih Piringan Hitam Bebas Plastik untuk Koleksinya

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau