Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perubahan Iklim Pengaruhi Produksi Kakao, Termasuk Indonesia

Kompas.com - 17/02/2025, 13:50 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Kakao (Theobroma cacao L.) merupakan tanaman komersial penting bagi sekitar enam juta petani kecil di seluruh daerah tropis. Komoditas ini juga mendukung industri cokelat global yang bernilai lebih dari 100 miliar dollar AS per tahun.

Namun, studi baru yang dipimpin oleh Universitas Oxford di Inggris menemukan bahwa perubahan iklim bisa mengancam produksi kakao global.

Dikutip dari Phys, Senin (17/2/2025) dalam studi ini peneliti menyelidiki faktor-faktor utama yang memengaruhi hasil panen kakao.

Penelitian dilakukan di tiga negara penghasil kakao utama yaitu Brasil, Ghana, dan Indonesia yang menyumbang 33 persen produksi kakao global.

Baca juga:

Studi juga mengungkapkan lokasi dengan suhu hingga 7 derajat lebih hangat memiliki hasil panen kakao 20-31 persen lebih rendah. Hasil itu menggarisbawahi kerentanan daerah penghasil kakao terhadap dampak perubahan iklim.

Tak hanya soal kenaikan suhu saja, peneliti juga menemukan ada faktor lain yang memengaruhi produksi kakao.

Mereka menyebut penyerbukan oleh serangga yang terjadi tak cukup untuk menghasilkan hasil panen maksimum bagi banyak perkebunan kakao.

Namun, peneliti bilang peningkatan tingkat penyerbukan di atas tingkat saat ini dapat meningkatkan hasil panen hingga 20 persen.

"Kakao diserbuki oleh serangga kecil seperti agas dan thrips, dan cukup mengejutkan bahwa sebagian besar waktu tidak terjadi penyerbukan yang cukup untuk menghasilkan panen kakao yang memungkinkan," kata Dr. Acheampong Atta-Boateng, rekan penulis studi ini.

Kakao Berkelanjutan

Untuk mendukung produksi kakao yang berkelanjutan, peneliti merekomendasi strategi praktis untuk meningkatkan penyerbukan.

Hal yang bisa dilakukan misalnya menjaga serasah daun dan biomassa lapisan bawah lainnya, menjaga bahan organik tanah, menyediakan naungan sedang, dan mengurangi penggunaan bahan kimia pertanian.

Praktik-praktik ini tidak hanya meningkatkan kelimpahan penyerbuk, tetapi juga membantu mengatur suhu perkebunan dan meningkatkan kesehatan tanah, memastikan ketahanan perkebunan jangka panjang.

Baca juga:

"Penelitian ini menunjukkan bahwa metode pertanian berkelanjutan dapat meningkatkan hasil kakao secara signifikan tanpa perluasan perkebunan kakao atau intensifikasi pertanian yang sering kali mengorbankan keanekaragaman hayati dan keberlanjutan jangka panjang," terang Dr. Tonya Lander, penulis pertama studi dari Universitas Oxford.

Dengan mengadopsi teknik pertanian yang berpusat pada keanekaragaman hayati dan tahan iklim, sektor kakao pun dapat meningkatkan produksi dan melindungi mata pencaharian petani.

Permintaan global terhadap tanaman kakao dan manfaat ekonomi bagi petani diketahui telah menyebabkan perkebunan dan homogenisasi ekologis dengan mengorbankan keanekaragaman hayati dan layanan ekosistem vital, seperti penyerbukan.

"Studi ini menyoroti risiko jangka panjang dan bagaimana penyerbukan dapat menjadi solusi ang bekerja berdampingan dengan sistem pertanian yang tangguh terhadap iklim untuk mencapai solusi jangka panjang yang berkelanjutan secara ekologis dan finansial," tambah Dr. Tom Wanger dari Universitas Westlake di China.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Cek Kesehatan Gratis Siapkan Deteksi Dini 5 Jenis Kanker, Ini Daftarnya

Cek Kesehatan Gratis Siapkan Deteksi Dini 5 Jenis Kanker, Ini Daftarnya

Pemerintah
Pantai Bangsring Banyuwangi Tercemar Cairan Diduga Oli, Pariwisata dan Biota Laut Terancam

Pantai Bangsring Banyuwangi Tercemar Cairan Diduga Oli, Pariwisata dan Biota Laut Terancam

LSM/Figur
Greenfaith Ajak Umat Beragama Hemat Listrik Saat Ibadah

Greenfaith Ajak Umat Beragama Hemat Listrik Saat Ibadah

LSM/Figur
Jutaan Rumah Tangga Negara Berkembang Pakai Plastik untuk Bahan Bakar

Jutaan Rumah Tangga Negara Berkembang Pakai Plastik untuk Bahan Bakar

LSM/Figur
Tekstil Berkelanjutan Indonesia Dipamerkan di 'Source Fashion' London

Tekstil Berkelanjutan Indonesia Dipamerkan di "Source Fashion" London

Pemerintah
Bahlil: Energi Surya dan Angin untuk Siang, Batu Bara saat Malam

Bahlil: Energi Surya dan Angin untuk Siang, Batu Bara saat Malam

Pemerintah
RI Perluas Kerja Sama dengan Norwegia di Sektor Lingkungan Hidup

RI Perluas Kerja Sama dengan Norwegia di Sektor Lingkungan Hidup

Pemerintah
Pemerintah Dapat Dana dari Norwegia untuk Biayai Program Lingkungan Masyarakat

Pemerintah Dapat Dana dari Norwegia untuk Biayai Program Lingkungan Masyarakat

Pemerintah
Cuaca Ekstrem 2025 Bisa Picu Gejolak Harga Pangan, Kopi Salah Satunya

Cuaca Ekstrem 2025 Bisa Picu Gejolak Harga Pangan, Kopi Salah Satunya

Swasta
Bumi Makin Panas, India Tunda Pesta Olah Raga Musim Dingin karena Minim Salju

Bumi Makin Panas, India Tunda Pesta Olah Raga Musim Dingin karena Minim Salju

Pemerintah
Norwegia Kucurkan Dana Rp 3,5 Triliun ke RI untuk Atasi Krisis Iklim

Norwegia Kucurkan Dana Rp 3,5 Triliun ke RI untuk Atasi Krisis Iklim

Pemerintah
Fans Taylor Swift Pilih Piringan Hitam Bebas Plastik untuk Koleksinya

Fans Taylor Swift Pilih Piringan Hitam Bebas Plastik untuk Koleksinya

Swasta
Hari Peduli Sampah Nasional 2025: Sejarah, Tujuan, dan Temanya

Hari Peduli Sampah Nasional 2025: Sejarah, Tujuan, dan Temanya

Pemerintah
Eramet Terapkan Standarisasi IRMA untuk Buka Pasar EV

Eramet Terapkan Standarisasi IRMA untuk Buka Pasar EV

Swasta
UU Minerba Baru Dikhawatirkan Perluas Ekspansi Tambang di Maluku Utara

UU Minerba Baru Dikhawatirkan Perluas Ekspansi Tambang di Maluku Utara

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau