KOMPAS.com - Permukaan laut naik hampir 2 sentimeter (cm) pada abad ini karena mencairnya gletser saja.
Temuan tersebut mengemuka berdasarkan studi berjudul Community estimate of global glacier mass changes from 2000 to 2023 yang diterbitkan dalam jurnal Nature baru-baru ini.
Dalam penelitian tersebut, didapatkan fakta bahwa 6,542 triliun ton es dari gletser-gletser di seluruh dunia telah mencair antara tahun 2000 hingga 2023.
Baca juga: PBB Tetapkan 2025 Jadi Tahun Internasional Pelestarian Gletser
Kondisi tersebut menyebabkan kenaikan permukaan laut global sebesar 18 milimeter (mm), sebagaimana dilansir The Guardian, Rabu (19/2/2025).
Gletser dunia kehilangan rata-rata 273 miliar ton es setiap tahunnya, setara dengan konsumsi air selama 30 tahun oleh seluruh populasi global.
Selama seabad ini, penelitian tersebut mengungkapkan gletser yang mencair sudah sebanyak 5 persen dari total volumenya.
Di masing-masing wilayah yang memiliki gletser, laju pencairannya sangat bervariasi.
Baca juga: Gletser Terluas di Dunia Mencair Cepat, Permukaan Laut Bisa Naik 3 Meter
Contohnya pulau-pulau di Antarktika dan subantartika kehilangan 2 persen dari volumenya. Sementara itu, gletser di Eropa tengah sudah kehilangan 39 persen.
Salah satu penulis utama studi tersebut, Profesor Noel Gourmelen dari Universitas Edinburgh, menyampaikan temuan tersebut sangat mengejutkan.
"(Angka-angka pencairan gletser) itu sebagai pengingat bahwa keadaan berubah dengan cepat di beberapa wilayah," kata Gourmelen.
Dia menambahkan, pencairan gletser memiliki dampak nyata.
"Gletser merupakan biometer untuk perubahan iklim, jadi temuan ini merupakan ukuran dampak perubahan iklim selama 20 tahun terakhir," ucap Gourmelen.
Baca juga: Gletser Marmolada Italia Diprediksi Hilang 2040 karena Pemanasan Global
Laju pencairan gletser juga semakin cepat karena pemanasan global. Hanya dalam kurun waktu 11 tahun saja, 36 persen gletser mencair antara 2012 sampai 2023.
Andrew Shepherd dari Universitas Northumbria menuturkan, temuan tersebut mengonfirmasi bahwa laju pencairan gletser semakin cepat dari waktu ke waktu.
"Bahkan kenaikan permukaan laut dalam jumlah kecil pun penting karena menyebabkan banjir pesisir yang lebih sering. Setiap cm kenaikan permukaan laut menyebabkan 2 juta orang lainnya terpapar banjir tahunan di suatu tempat di planet kita," ucap Shepherd.
Hilangnya gletser juga menyebabkan menipisnya persediaan air tawar bagi masyarakat terpencil di wilayah tersebut.
Shepherd berujar, sekitar 2 miliar orang bergantung pada air lelehan gletser. Sehingga penyusutannya menjadi masalah besar bagi masyarakat setempat.
Baca juga: Pemanasan Global: Venezuela Kehilangan Gletser Terakhirnya
"Bukan hanya karena kita kehilangannya dari lanskap kita, gletser merupakan bagian penting dari kehidupan kita sehari-hari," jelasnya.
Penelitian terbaru tersebut merupakan bagian dari proyek studi Glacier Mass Balance Intercomparison Exercise (Glambie).
Penelitian ini menggabungkan dan menganalisis data yang tersedia dari pengukuran lapangan serta data-data dari satelit optik, radar, dan laser.
Martin Siegert, profesor geosains di Universitas Exeter, bertutur penelitian ini mengkhawatirkan karena memprediksi hilangnya gletser lebih lanjut.
"2 cm mungkin kedengarannya tidak banyak, tetapi ini merupakan kontribusi dari gletser, bukan seluruh es di planet ini atau yang berasal dari Greenland dan Antarktika," jelasnya.
Baca juga: Lebih dari Separuh Gletser Tropis di Peru Mencair karena Perubahan Iklim
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya