Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kabar Baik dari Roma, Lebih dari 140 Negara Setuju Galang Dana Iklim 200 Miliar Dollar AS

Kompas.com - 02/03/2025, 09:03 WIB
Yunanto Wiji Utomo

Penulis

KOMPAS.com - Lebih dari 140 negara yang berukumpul di COP16 di Roma minggu ini sepakat untuk menggalang dana 200 miliar dollar AS per tahun hingga 2030 untuk pendanaan iklim.

Kesepakatan itu merupakan kabar baik setelah pertemuan sebelumnya di Kolombia pada Oktober 2024 gagal menyepakati kontribusi, mekanisme pengumpunan dana, serta siapa yang akan mengawasi.

Kesepakatan pendanaan iklim ini terjadi dalam rapat akbar yang dipimpin oleh asosiasi negara BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan).

Presiden COP16 sekaligus Menteri Lingkungan Hidup Kolombia, Susana Muhamad, menyebut kesepakatan ini sebagai kemenangan bagi alam dan multilateralisme, terutama di tahun yang penuh dengan ketegangan politik dan meningkatnya friksi diplomatik.

"Dari Cali hingga Roma, kami menyalakan harapan bahwa kepentingan bersama, perlindungan lingkungan, serta upaya untuk bersatu demi tujuan yang lebih besar dari kepentingan nasional masih mungkin dilakukan," ujarnya seperti dikutip Reuters, Sabtu (1/3/2025).

Para delegasi juga sepakat untuk mengeksplorasi kemungkinan dibentuknya pendanaan keanekaragaman hayati baru, seperti yang diminta beberapa negara berkembang, atau kemungkinan bahwa dana yang sudah ada — seperti yang dikelola Global Environment Facility (GEF) — sudah mencukupi. 

Selama 30 tahun terakhir, GEF telah menyalurkan lebih dari 23 miliar dollar AS untuk ribuan proyek konservasi alam.

Baca juga: Panas Ekstrem Akibat Perubahan Iklim Percepat Penuaan

"Semua pihak menunjukkan semangat kompromi dan bersedia berkompromi. Secara keseluruhan, hasilnya sangat positif bagi negara-negara berkembang," kata Maria Angelica Ikeda, Direktur Departemen Lingkungan di Kementerian Luar Negeri Brasil.

"Saya keluar dari pertemuan ini dengan perasaan bahagia dan optimis," tambahnya.

Kebutuhan untuk bertindak cepat melawan perubahan iklim semakin mendesak dalam beberapa tahun terakhir. 

Data Living Planet Report 2024 yang dirilis WWF menunjukkan bahwa rata-rata populasi satwa liar telah menurun 73 persen sejak 1970.

Meskipun Amerika Serikat bukan penandatangan konvensi keanekaragaman hayati, negara ini sebelumnya merupakan salah satu pendonor terbesar dalam upaya konservasi alam dan keanekaragaman hayati. 

Pembekuan dana bantuan luar negeri lewat USAID saat ini telah berdampak luas, termasuk berhentinya sejumlah proyek lingkungan di Indonesia.

Ancaman pengurangan bantuan terasa dalam ruang negosiasi, menimbulkan frustrasi di antara beberapa negara, termasuk Brasil, Mesir, dan Panama, yang merasa bahwa negara-negara kaya tidak memenuhi kewajibannya dalam menyalurkan dana hibah yang dijanjikan.

Baca juga: Green Mosque, Masjid sebagai Rumah Ibadah dan Aksi Iklim

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Emisi Metana Diremehkan, Jutaan Ton Berpotensi Tak Terlaporkan

Emisi Metana Diremehkan, Jutaan Ton Berpotensi Tak Terlaporkan

LSM/Figur
KLH Tutup Dua Perusahaan di Tangerang karena Cemari Lingkungan

KLH Tutup Dua Perusahaan di Tangerang karena Cemari Lingkungan

Pemerintah
Menteri LH Sidak Stockpile Batubara Marunda, Dua Sumber Pencemaran Ditutup

Menteri LH Sidak Stockpile Batubara Marunda, Dua Sumber Pencemaran Ditutup

Pemerintah
Perubahan Iklim Picu Kematian Pohon di Perkotaan, Kita Terancam Makin Kegerahan

Perubahan Iklim Picu Kematian Pohon di Perkotaan, Kita Terancam Makin Kegerahan

Pemerintah
Citarum Termasuk, Ini 7 Sungai Paling Tercemar di Dunia

Citarum Termasuk, Ini 7 Sungai Paling Tercemar di Dunia

LSM/Figur
Bukan Mukjizat, Peneliti Coba Ubah Udara Jadi Air Minum dan Berhasil

Bukan Mukjizat, Peneliti Coba Ubah Udara Jadi Air Minum dan Berhasil

LSM/Figur
Kiat-kiat Kurangi Sampah saat Berburu Takjil

Kiat-kiat Kurangi Sampah saat Berburu Takjil

LSM/Figur
Pertemuan Langka Dua Pari Manta, Panggilan Konservasi Laut Raja Ampat

Pertemuan Langka Dua Pari Manta, Panggilan Konservasi Laut Raja Ampat

LSM/Figur
Sampah Gelas Plastik Jadi Masalah Besar, Saatnya Produsen Ikut Bertanggung Jawab

Sampah Gelas Plastik Jadi Masalah Besar, Saatnya Produsen Ikut Bertanggung Jawab

Swasta
UU Minerba Dikhawatirkan Bikin RI Semakin Ketergantungan Batu Bara

UU Minerba Dikhawatirkan Bikin RI Semakin Ketergantungan Batu Bara

LSM/Figur
Produktivitas Kelapa Turun, BRIN Rilis 60 Varietas Unggul

Produktivitas Kelapa Turun, BRIN Rilis 60 Varietas Unggul

Pemerintah
Kabar Baik, Alor Terima Dana Rp 29 Miliar untuk Konservasi Terumbu Karang

Kabar Baik, Alor Terima Dana Rp 29 Miliar untuk Konservasi Terumbu Karang

Pemerintah
Penutupan 343 TPA 'Open Dumping' Buka Potensi Ekonomi Rp 127,5 Triliun

Penutupan 343 TPA "Open Dumping" Buka Potensi Ekonomi Rp 127,5 Triliun

Pemerintah
Sampah Plastik Sulit Terurai, Cek Lokasi Vending Machine Tukar Sampah Jadi Cuan di Area Jabodetabek

Sampah Plastik Sulit Terurai, Cek Lokasi Vending Machine Tukar Sampah Jadi Cuan di Area Jabodetabek

Swasta
KLH Dorong Pemanfaatan Sampah Jadi Energi di Kota Besar

KLH Dorong Pemanfaatan Sampah Jadi Energi di Kota Besar

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau