Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Emisi Semen Berkurang lewat Elektrifikasi dan Teknologi Penangkap Karbon

Kompas.com - 17/03/2025, 19:00 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tanpa kita sadari, industri semen menyumbang sekitar 8 persen emisi karbon dioksida global.

Emisi ini terutama berasal dari reaksi kimia saat batu kapur dipanaskan serta bahan bakar fosil yang digunakan dalam produksi.

Namun, penelitian baru dari Umeå University di Swedia menunjukkan, elektrifikasi serta teknologi penangkap karbon dapat mengurangi emisi sekaligus membuat produksi semen lebih hemat energi.

Hal tersebut terungkap dalam penelitian tesis doktoral mahasiswa doktoral industri di Umeå University.

Baca juga: Pertama Kali, China Kenalkan Kapal Minyak dengan Penangkap Karbon

José Aguirre Castillo, mahasiswa doktoral industri di Umeå University telah meneliti bagaimana teknologi penangkap karbon, seperti pemanasan plasma terelektrifikasi, pembakaran bahan bakar oksigen dan pengaliran kalsium, berpengaruh pada produksi semen.

Mengutip Techxplore, Senin (17/3/2025), Aguirre Castillo kemudian menemukan konsentrasi karbon dioksida sangat tinggi yang digunakan untuk produksi semen dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi produksi karena memfasilitasi pembentukan mineral utama dalam semen.

Penelitian menemukan bahwa trikalsium silikat, komponen utama semen yang membutuhkan energi tinggi untuk diproduksi, dapat dibentuk lebih efisien dalam konsentrasi karbon dioksida yang tinggi yang kemudian dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan efisiensi energi dan kualitas semen.

Tapi tak hanya itu saja. Aguirre Castillo, menyebut komposisi dan ukuran partikel bahan baku dapat disesuaikan untuk menurunkan konsumsi energi sekaligus membuat clinker--bahan utama pembuat semen, lebih reaktif.

Reaktivitas yang meningkat tersebut kemudian menciptakan kondisi untuk mengencerkan semen dengan pengikat alternatif yang selanjutnya mengurangi dampak iklim.

"Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa kadar karbon dioksida yang tinggi dapat mendorong reaksi suhu tinggi. Dengan memanfaatkan hal ini, kami telah mengoptimalkan material dengan hasil yang menjanjikan, meningkatkan sifat produk dan mengurangi dampaknya terhadap iklim," kata Aguirre Castillo.

Baca juga: Penangkap Karbon Dinilai Jadi Upaya Memperpanjang Industri Fosil 

Tesis doktoral Aguirre Castillo ini pun menunjukkan bahwa penangkapan karbon dapat diintegrasikan ke dalam pabrik semen yang ada tanpa mengorbankan kualitas semen.

Hal tersebut juga memungkinkan industri untuk mengurangi emisi sambil mempertahankan kekuatan dan daya tahan semen.

Umeå University sendiri telah melakukan penelitian ekstensif mengenai produksi semen yang berkelanjutan bekerja sama dengan pelaku industri terkemuka Swedia di bidang tersebut.

Beberapa penelitian juga telah menyumbangkan pengetahuan berharga untuk mendukung transisi yang tengah dihadapi industri semen.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Tren AI Global Gandakan Permintaan Listrik Pusat Data pada 2030

Tren AI Global Gandakan Permintaan Listrik Pusat Data pada 2030

Swasta
Lestari Awards 2025, Berikut Cara Daftar dan Hadiah yang Akan Didapat

Lestari Awards 2025, Berikut Cara Daftar dan Hadiah yang Akan Didapat

Swasta
Energi Bersih Melonjak, tetapi Emisi Karbon Capai Titik Tertinggi

Energi Bersih Melonjak, tetapi Emisi Karbon Capai Titik Tertinggi

Swasta
Energi Bersih Dunia Cetak Rekor, tetapi Amerika Malah Mundur

Energi Bersih Dunia Cetak Rekor, tetapi Amerika Malah Mundur

Pemerintah
Inovasi Keberlanjutan: Startup Ini Ubah Sampah Menjadi Peluang Bisnis

Inovasi Keberlanjutan: Startup Ini Ubah Sampah Menjadi Peluang Bisnis

Swasta
Inggris Perkenalkan Rencana Kurangi Risiko Pestisida pada 2030

Inggris Perkenalkan Rencana Kurangi Risiko Pestisida pada 2030

Pemerintah
Jasa Tak Terkira Lebah dalam Melayani Kita dan Ekosistem

Jasa Tak Terkira Lebah dalam Melayani Kita dan Ekosistem

LSM/Figur
KG Media Berkomitmen soal Kredibilitas dan Independensi Lestari Awards

KG Media Berkomitmen soal Kredibilitas dan Independensi Lestari Awards

Swasta
Zulhas: Banyak Investor Antre untuk Kelola Sampah tapi Terkendala Aturan

Zulhas: Banyak Investor Antre untuk Kelola Sampah tapi Terkendala Aturan

Pemerintah
Selamatkan Badak Sumatera dari Kepunahan, Peneliti IPB Pikirkan Metode Bayi Tabung

Selamatkan Badak Sumatera dari Kepunahan, Peneliti IPB Pikirkan Metode Bayi Tabung

LSM/Figur
Masyarakat Indonesia Timur Diminta Waspada Cuaca Ekstrem Imbas Bibit Siklon Tropis di Laut Timor

Masyarakat Indonesia Timur Diminta Waspada Cuaca Ekstrem Imbas Bibit Siklon Tropis di Laut Timor

Pemerintah
Soal Timbunan Sampah Medis di Permukiman Karawang, DLHK: Kelalaian Rumah Sakit

Soal Timbunan Sampah Medis di Permukiman Karawang, DLHK: Kelalaian Rumah Sakit

Pemerintah
Perkembangan AI: Solusi atau Justru Memperparah Krisis Iklim?

Perkembangan AI: Solusi atau Justru Memperparah Krisis Iklim?

LSM/Figur
La Nina Dinyatakan Berakhir, Bagaimana Dampaknya di Indonesia?

La Nina Dinyatakan Berakhir, Bagaimana Dampaknya di Indonesia?

Pemerintah
Pertumbuhan PLTU Batu Bara Dunia Turun, Bagaimana Indonesia?

Pertumbuhan PLTU Batu Bara Dunia Turun, Bagaimana Indonesia?

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau