Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/03/2025, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Setiap 22 Maret saban tahunnya, komunitas internasional memperingati Hari Air Sedunia atau World Water Day.

Peringatan Hari Air Sedunia memiliki tema khusus untuk satu tahun. Biasanya, pencetus tema Hari Air Sedunia adalah badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang mengurusi soal air, UN Water.

Lantas, apa tujuannya selalu memperingati air sebagai peringatan khusus setiap tahunnya? Dilansir dari berbagai sumber, berikut penjelasannya.

Baca juga: Studi: Air Sungai di Indonesia Tercemar Logam Berat, Mayoritas Ada di Jawa

Tujuan peringatan Hari Air Sedunia

Peringatan Hari Air Sedunia terus digaungkan dari tahun ke tahun untuk meningkatkan kesadaran untuk menjaga konservasi air dan mengatasi permasalahan yang ada.

Tujuan dari peringatan Hari Air Sedunia adalah menarik perhatian masyarakat sedunia mengenai pentingnya air bersih bagi kehidupan.

Selain itu, peringatan tersebut bertujuan untuk menyadarkan masyarakat mengenai dampak yang muncul jika tidak menjaga lingkungan untuk pengelolaan sumber-sumber air secara berkelanjutan.

Selain itu, latar belakang mengapa peringatan air selalu digaungkan juga perlu diketahui.

Saat ini, lebih dari 2 miliar orang di dunia masih hidup tanpa air minum yang dikelola dengan aman.

Setiap tahunnya, ada satu bayi di bawah lima tahun (balita) yang meninggal karena diare yang diakibatkan oleh air yang kotor.

Pada 2021, lebih dari 2 miliar orang tinggal di negara-negara yang kekurangan air. Kondisi ini diperkirakan akan semakin parah akibat perubahan iklim dan pertumbuhan populasi.

Baca juga: Muka Air Laut Bumi Naik Lebih Tinggi daripada Prediksi

Sejarah peringatan Air Sedunia

Peringatan Hari Air Sedunia ternyata sudah berusia 30 tahun lebih. Ide memperingati haris khusus air dimulai pada 1992, saat Konferensi PBB tentang Lingkungan dan Pembangunan di Rio de Janeiro.

Pada tahun yang sama, Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi yang menyatakan tanggal 22 Maret setiap tahun diperingati sebagai Hari Air Sedunia.

Tahun berikutnya, peringatan pertama Hari Air Sedunia benar-benar dieralisasikan, tepatnya pada 22 Maret 1993.

Sejak saat itu, Hari Air Sedunia terus dirayakan hingga hari ini. Kepedulian terhadap isu air juga terus berkembang dalam berbagai kegiatan lainnya.

Seperti Tahun Kerja Sama Internasional di Bidang Air pada 2013 dan Dekade Aksi Internasional tentang Air untuk Pembangunan Berkelanjutan yang dimulai pada 2018 sampai 2028 mendatang.

Tindakan ini dilakukan, karena negara anggota PBB percaya bahwa air dan sanitasi adalah kunci untuk pengentasan kemiskinan, pertumbuhan ekonomi, dan kelestarian lingkungan.

Baca juga: Atasi Sampah, Pengelola Pasar Diminta Kelola Limbah dan Air Lindi

Tema Hari Air Sedunia 2025

UN Water mengambil tema Glaciers Preservation alias Pelestarian Gletser untuk peringatan Hari Air Sedunia yang jatuh pada Sabtu (22/3/2025).

Pemilihan tema tersebut tak lepas dari kondisi perubahan iklim yang semakin parah saat ini.

Air dan perubahan iklim memiliki kaitan yang sangat erat dan gletser memainkan peran penting dalam menjaga ketersediaan air tawar.

Meningkatnya suhu global mempercepat pencairan gletser, mengganggu aliran air lelehan musiman yang mengaliri sistem sungai utama.

Baca juga: Bukan Mukjizat, Peneliti Coba Ubah Udara Jadi Air Minum dan Berhasil

Sungai-sungai ini mendukung pertanian, pasokan air minum, dan tenaga air bagi jutaan orang, terutama di wilayah dataran rendah.

Saat gletser mencair, sumber air menjadi kurang dapat diprediksi, yang menyebabkan kekeringan berkepanjangan, berkurangnya kelembapan tanah, dan menurunnya permukaan air tanah.

Pada saat yang sama, pencairan gletser yang berlebihan dapat menyebabkan banjir, tanah longsor, dan banjir luapan danau gletser, yang membahayakan masyarakat dan infrastruktur.

Gangguan ini memengaruhi ekosistem, ketahanan pangan, dan menambah tantangan terkait air.

Baca juga: Kabut Berpotensi Jadi Sumber Baru Air untuk Atasi Kekeringan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Mengapa Daur Ulang Barang Elektronik Penting Dilakukan?

Mengapa Daur Ulang Barang Elektronik Penting Dilakukan?

Pemerintah
Jagat Satwa Nusantara TMII Hadirkan Wajah Baru Dunia Air Tawar dan Serangga

Jagat Satwa Nusantara TMII Hadirkan Wajah Baru Dunia Air Tawar dan Serangga

Swasta
Krisis, Vegetasi Hutan DAS Turun Drastis akibat Pembangunan

Krisis, Vegetasi Hutan DAS Turun Drastis akibat Pembangunan

Pemerintah
Lestari Forum 2025: 77,5 Persen Masyarakat Terapkan ESG, tapi Cuma 18 Persen Paham Konsepnya

Lestari Forum 2025: 77,5 Persen Masyarakat Terapkan ESG, tapi Cuma 18 Persen Paham Konsepnya

Swasta
Yummy Bites Gandeng Baznas Bazis Salurkan MPASI, Wali Kota Jakpus Beri Apresiasi

Yummy Bites Gandeng Baznas Bazis Salurkan MPASI, Wali Kota Jakpus Beri Apresiasi

Swasta
KLH Ancam Pidanakan Pengelola Properti yang Picu Kerusakan Lingkungan

KLH Ancam Pidanakan Pengelola Properti yang Picu Kerusakan Lingkungan

Pemerintah
Tingkat Konsentrasi Timbal di Udara Berdampak pada Kematian Bayi

Tingkat Konsentrasi Timbal di Udara Berdampak pada Kematian Bayi

LSM/Figur
Perubahan Iklim Bisa Jadi Sumber Masalah Pencernaan, Kok Bisa?

Perubahan Iklim Bisa Jadi Sumber Masalah Pencernaan, Kok Bisa?

LSM/Figur
Hari Air Sedunia: Tujuan, Sejarah, dan Temanya

Hari Air Sedunia: Tujuan, Sejarah, dan Temanya

Pemerintah
KLH: Hary Tanoesoedibjo Minta Penundaan Pemeriksaan Terkait KEK Lido

KLH: Hary Tanoesoedibjo Minta Penundaan Pemeriksaan Terkait KEK Lido

Pemerintah
Sampit hingga Sintang Masuk 10 Besar Kota Berpolusi Rendah Se-Asia Tenggara

Sampit hingga Sintang Masuk 10 Besar Kota Berpolusi Rendah Se-Asia Tenggara

LSM/Figur
Ahli BRIN: Laut Makin Tercemar karena Aktivitas Manusia dan Krisis Iklim

Ahli BRIN: Laut Makin Tercemar karena Aktivitas Manusia dan Krisis Iklim

Pemerintah
PLN IP Jual Sertifikat Pengurangan Emisi 39.265 Ton Lewat Bursa Karbon

PLN IP Jual Sertifikat Pengurangan Emisi 39.265 Ton Lewat Bursa Karbon

BUMN
Masih Ada Stereotip, Olahraga Indonesia Diharap Ramah Perempuan

Masih Ada Stereotip, Olahraga Indonesia Diharap Ramah Perempuan

LSM/Figur
Morowali Jadi Langganan Banjir, Walhi Serukan Moratorium Tambang Nikel

Morowali Jadi Langganan Banjir, Walhi Serukan Moratorium Tambang Nikel

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau