Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Tantangan UMKM, Akademisi UC Usul Bentuk Badan Nasional

Kompas.com - 24/03/2025, 14:12 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia memiliki peran yang krusial dalam mendukung perekonomian. Sayangnya, masih banyak UMKM yang menghadapi berbagai tantangan.

Untuk mengatasi masalah itu, akademisi Universitas Ciputra (UC) mengungkapkan pentingnya pembentukan Badan Nasional Pengembangan dan Pemberdayaan UMKM di Indonesia.

Kesimpulan tersebut diambil setelah tim peneliti yang terdiri dari Aria Ganna Henryanto, Haniruzila Hanifah, Malik Cahyadin, Thomas Stefanus Kaihatu melakukan studi mengenai kausalitas antara UKM dan indikator ekonomi makro dari tahun 1997 hingga 2020.

Dalam studinya, tim peneliti menggunakan metodologi penelitian yang mencakup data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Bank Indonesia (BI) tahun 1997 hingga 2020.

Baca juga: Lestari Awards 2025: UMKM dan Korporasi Bersatu untuk Keberlanjutan

Penelitian ini juga menerapkan uji kausalitas Granger dan model vektor autoregresi (VAR) untuk menganalisis hubungan antara indikator UMKM dan variable-variabel makroekonomi.

Dengan fokus pada periode krisis dan non-krisis, penelitian ini pun berhasil memberikan pandangan holistik tentang kontribusi UMKM terhadap ketahanan ekonomi Indonesia.

Hasilnya menunjukkan bahwa meskipun UMKM memiliki hubungan kausal satu arah dengan tingkat inflasi, kemiskinan, dan pengangguran, kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi terhambat oleh kurangnya daya saing pemilik dan pekerja pada UMKM.

Temuan ini sejalan dengan hasil riset dari ASEAN, OECD, dan Bank Dunia, yang mengidentifikasi keterbatasan kemampuan pemilik dan pekerja UMKM sebagai penghambat utama daya saing.

Untuk itu, penelitian ini mengusulkan agar dibentuk Badan Nasional, yang mendapat arahan langsung dari presiden atau wakil presiden, yang mengawasi strategi komprehensif dan eksekusi untuk meningkatkan daya saing UMKM. 

Strategi ini akan melibatkan pula kolaborasi dengan pemerintah daerah, sektor swasta, perguruan tinggi, asosiasi pengusaha, LSM dan investor asing.

"Wapres bisa memimpin insiatif ini untuk memastikan implementasi yang efektif dan efisien sehingga daya saing UMKM bisa ditingkatkan," kata Aria Ganna Henryanto, ekonom dari Universitas Ciputra (UC), seperti dikutip dari keterangan resmi yang diterima Kompas.com, Senin (24/3/2025).

Baca juga: Pemuda Walahar Sulap Eceng Gondok Jadi Sumber Ekonomi

Badan Nasional yang diusulkan ini nantinya akan mengembangkan cetak biru komprehensif untuk pemberdayaan UMKM, dengan fokus pada peningkatan proses produksi, peningkatan keterampilan pekerja, dan peningkatan kemampuan ekspor.

Badan ini juga akan menetapkan indikator kinerja utama (KPI) yang jelas untuk memantau kemajuan dan memastikan implementasi yang efektif dari strategi pengembangan UMKM.

"Pembentukan badan ini sangat penting untuk mengakselerasi potensi besar UMKM di Indonesia. Program Holding UMKM dapat menjadi salah satu solusi alternatif," ungkap Aria yang juga ketua peneliti studi ini.

"Dengan memberikan dukungan dan sumber daya yang tepat, kita dapat memastikan bahwa UMKM memainkan peran sentral dalam mendorong pertumbuhan ekonomi serta mengurangi kemiskinan dan pengangguran," tambahnya.

Studi berjudul "Causal Threads: SMEs and Macroeconomic Indicators in Indonesia," ini dipublikasikan di Journal of Small Business Strategy.

Baca juga: Lestari Awards 2025: UMKM dan Korporasi Bersatu untuk Keberlanjutan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Seminar 'Beyond Productivity', PPM Manajemen Dorong Kesehatan Mental di Ruang Kerja
Seminar "Beyond Productivity", PPM Manajemen Dorong Kesehatan Mental di Ruang Kerja
Swasta
Ketika Industri Nikel Berdamai dengan Alam, Kisah Keberlanjutan Vale
Ketika Industri Nikel Berdamai dengan Alam, Kisah Keberlanjutan Vale
Swasta
EV Bukan Cuma Tren: Pacu Ekonomi Hijau, Pangkas Beban, Ciptakan 150 Ribu Green Jobs
EV Bukan Cuma Tren: Pacu Ekonomi Hijau, Pangkas Beban, Ciptakan 150 Ribu Green Jobs
LSM/Figur
PSN di Merauke Picu Invasi Sosio-Ekologis, Hutan dan Budaya Terancam
PSN di Merauke Picu Invasi Sosio-Ekologis, Hutan dan Budaya Terancam
LSM/Figur
Riset Dunia Ungkap, Biochar Bisa Jadikan Pengomposan Lebih Hijau
Riset Dunia Ungkap, Biochar Bisa Jadikan Pengomposan Lebih Hijau
LSM/Figur
Langkah Hijau Google, Rilis Fitur Pelaporan Emisi bagi Pengiklan
Langkah Hijau Google, Rilis Fitur Pelaporan Emisi bagi Pengiklan
Swasta
Lahan DAS Anai Terancam Semakin Kritis, Alih Fungsi Lahan Sebabnya
Lahan DAS Anai Terancam Semakin Kritis, Alih Fungsi Lahan Sebabnya
Pemerintah
Masa Peralihan Musim, BMKG Prediksi Hujan Lebat dan Karhutla Awal Oktober
Masa Peralihan Musim, BMKG Prediksi Hujan Lebat dan Karhutla Awal Oktober
Pemerintah
Segregation Plant Vale Indonesia, Wujud Komitmen Nol Sampah Menuju 2050
Segregation Plant Vale Indonesia, Wujud Komitmen Nol Sampah Menuju 2050
Swasta
Teknologi Canggih PT Vale Jaga Kejernihan Danau Matano
Teknologi Canggih PT Vale Jaga Kejernihan Danau Matano
Swasta
Negara Pulau Kecil Perlu 12 Miliar Dolar AS per Tahun untuk Hadapi Perubahan Iklim
Negara Pulau Kecil Perlu 12 Miliar Dolar AS per Tahun untuk Hadapi Perubahan Iklim
Pemerintah
Bayi Dugong Terlihat di Perairan Alor, Konservasi Berbasis Masyarakat Jadi Kunci
Bayi Dugong Terlihat di Perairan Alor, Konservasi Berbasis Masyarakat Jadi Kunci
LSM/Figur
Jalan Sehat, Ribuan Warga Gerak Lawan Polusi dan Pembakaran Sampah di Tangerang
Jalan Sehat, Ribuan Warga Gerak Lawan Polusi dan Pembakaran Sampah di Tangerang
Pemerintah
2026, Pemerintah Fokus Bangun Fasilitas Pengelolaan Sampah hingga Air Minum
2026, Pemerintah Fokus Bangun Fasilitas Pengelolaan Sampah hingga Air Minum
Pemerintah
PBB Desak Pendanaan Bertanggung Jawab untuk Mineral Transisi Energi
PBB Desak Pendanaan Bertanggung Jawab untuk Mineral Transisi Energi
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau