Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRIN: Indonesia Bakal Jadi Negara Maju jika Bijak Manfaatkan Biodiversitas

Kompas.com - 20/08/2025, 17:05 WIB
Manda Firmansyah,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Organisasi Riset Ilmu Hayati dan Lingkungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andes Hamuraby Rozak, menilai bahwa Indonesia dapat menjadi negara maju jika bisa memanfaatkan keanekaragaman hayati dengan bijak.

"Kita bisa menjadi negara maju dengan mengandalkan, dengan memobilisasi semua kemampuan untuk mengoptimalisasi keanekaragaman hayati kita.
Bagi kami, mungkin kita tertinggal jauh dalam pengembangan manufaktur misalnya, dalam perkembangan dunia digital misalnya, tetapi kita memiliki modal yang kuat untuk bisa memanfaatkannya, yaitu sumber daya keanekaragaman hayati kita," ujar Andes dalam acara Peluncuran Status Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia yang disiarkan akun Youtube Bappenas RI, Selasa (19/8/2025).

Menurut Andes, konservasi bukan sekadar pelestarian, melainkan juga mencakup upaya pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan.

Sejarah panjang pengungkapan mengakibatkan tingkat keanekaragaman hayati di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan terkesan tinggi. Namun, untuk kategori spesies flora dan fauna endemik Sulawesi juaranya.

"Eksplorasi untuk pengungkapan keanekaragaman hayati saya kira perlu juga dilakukan di Sulawesi karena Sulawesi itu kawasan yang sangat unik," tutur Andes.

Baca juga: Dari Pesut ke Badak, Bappenas Tekankan Nilai Ekonomi Biodiversitas

Indonesia memiliki keanekaragaman mikroorganisme dan keanekaragaman genetika yang tinggi. Misalnya, keanekaragaman genetika pisang liar, yang mempunyai varietas dengan karakteristik berbeda di berbagai wilayah dan menunjukkan potensi besar untuk pengembangan lebih lanjut.

Mengutip IPBES Global Report, Andes menyebut beberapa ancaman terhadap keanekaragaman hayati di Indonesia. Pertama, perubahan lahan, pemanfaatan langsung, serta perubahan iklim menjadi ancaman terhadap keanekaragaman hayati di daratan atau terestrial.

Kedua, perubahan lahan, pemanfaatan langsung, serta polusi menjadi ancaman terhadap keanekaragaman hayati di perairan darat. Ketiga, pemanfaatan langsung, perubahan laut, serta perubahan iklim menjadi ancaman terhadap keanekaragaman hayati di laut.

 Baca juga: Menteri LH: Jangan Eker-ekeran, Satukan Langkah Demi Biodiversitas

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Limbah Nuklir Berpotensi Jadi Sumber Bahan Bakar Reaktor Masa Depan
Limbah Nuklir Berpotensi Jadi Sumber Bahan Bakar Reaktor Masa Depan
Pemerintah
Pemprov Jabar Didesak Operasionalkan TPA Lulut Nambo Usai Mangkrak 10 Tahun
Pemprov Jabar Didesak Operasionalkan TPA Lulut Nambo Usai Mangkrak 10 Tahun
Pemerintah
BRIN: Indonesia Bakal Jadi Negara Maju jika Bijak Manfaatkan Biodiversitas
BRIN: Indonesia Bakal Jadi Negara Maju jika Bijak Manfaatkan Biodiversitas
Pemerintah
Pendaftaran Lestari Summit 2025 Dibuka, Begini Cara Daftarnya
Pendaftaran Lestari Summit 2025 Dibuka, Begini Cara Daftarnya
Swasta
Dorong Produk Hasil Hutan Bukan Kayu, Kemenhut Gelar Pasar Rehabilitasi Hutan
Dorong Produk Hasil Hutan Bukan Kayu, Kemenhut Gelar Pasar Rehabilitasi Hutan
Pemerintah
Filipina akan Terapkan Kebijakan Kredit Karbon, Targetkan Sektor Energi
Filipina akan Terapkan Kebijakan Kredit Karbon, Targetkan Sektor Energi
Pemerintah
Cegah Hujan dan Banjir Rob, BPBD DKI Gelar Operasi Modifikasi Cuaca
Cegah Hujan dan Banjir Rob, BPBD DKI Gelar Operasi Modifikasi Cuaca
Pemerintah
Polemik KJA di Pangandaran, Pemprov Jabar Tunggu Keputusan KKP
Polemik KJA di Pangandaran, Pemprov Jabar Tunggu Keputusan KKP
Pemerintah
Dari Pesut ke Badak, Bappenas Tekankan Nilai Ekonomi Biodiversitas
Dari Pesut ke Badak, Bappenas Tekankan Nilai Ekonomi Biodiversitas
Pemerintah
Bayi Orangutan Lahir di Taman Nasional Kalimantan Barat, Dinamai Julia
Bayi Orangutan Lahir di Taman Nasional Kalimantan Barat, Dinamai Julia
Pemerintah
Bappenas: Keanekaragaman Hayati di Sumatera Terancam Perkebunan, Sulawesi oleh Tambang
Bappenas: Keanekaragaman Hayati di Sumatera Terancam Perkebunan, Sulawesi oleh Tambang
Pemerintah
Rayakan Kemerdekaan, Warga Muara Gembong Bebaskan Lingkungan dari Sampah
Rayakan Kemerdekaan, Warga Muara Gembong Bebaskan Lingkungan dari Sampah
LSM/Figur
Mahasiswa IPB Latih Petani Olah Limbah Ternak Jadi Pupuk Organik Cair
Mahasiswa IPB Latih Petani Olah Limbah Ternak Jadi Pupuk Organik Cair
LSM/Figur
Menteri LH: Jangan Eker-ekeran, Satukan Langkah Demi Biodiversitas
Menteri LH: Jangan Eker-ekeran, Satukan Langkah Demi Biodiversitas
Pemerintah
Ilmuwan Ingatkan, Kombinasi Krisis Iklim dan Badai Matahari Bahayakan Satelit
Ilmuwan Ingatkan, Kombinasi Krisis Iklim dan Badai Matahari Bahayakan Satelit
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau