JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Organisasi Riset Ilmu Hayati dan Lingkungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andes Hamuraby Rozak, menilai bahwa Indonesia dapat menjadi negara maju jika bisa memanfaatkan keanekaragaman hayati dengan bijak.
"Kita bisa menjadi negara maju dengan mengandalkan, dengan memobilisasi semua kemampuan untuk mengoptimalisasi keanekaragaman hayati kita.
Bagi kami, mungkin kita tertinggal jauh dalam pengembangan manufaktur misalnya, dalam perkembangan dunia digital misalnya, tetapi kita memiliki modal yang kuat untuk bisa memanfaatkannya, yaitu sumber daya keanekaragaman hayati kita," ujar Andes dalam acara Peluncuran Status Kekinian Keanekaragaman Hayati Indonesia yang disiarkan akun Youtube Bappenas RI, Selasa (19/8/2025).
Menurut Andes, konservasi bukan sekadar pelestarian, melainkan juga mencakup upaya pemanfaatan keanekaragaman hayati secara berkelanjutan.
Sejarah panjang pengungkapan mengakibatkan tingkat keanekaragaman hayati di Jawa, Sumatera, dan Kalimantan terkesan tinggi. Namun, untuk kategori spesies flora dan fauna endemik Sulawesi juaranya.
"Eksplorasi untuk pengungkapan keanekaragaman hayati saya kira perlu juga dilakukan di Sulawesi karena Sulawesi itu kawasan yang sangat unik," tutur Andes.
Baca juga: Dari Pesut ke Badak, Bappenas Tekankan Nilai Ekonomi Biodiversitas
Indonesia memiliki keanekaragaman mikroorganisme dan keanekaragaman genetika yang tinggi. Misalnya, keanekaragaman genetika pisang liar, yang mempunyai varietas dengan karakteristik berbeda di berbagai wilayah dan menunjukkan potensi besar untuk pengembangan lebih lanjut.
Mengutip IPBES Global Report, Andes menyebut beberapa ancaman terhadap keanekaragaman hayati di Indonesia. Pertama, perubahan lahan, pemanfaatan langsung, serta perubahan iklim menjadi ancaman terhadap keanekaragaman hayati di daratan atau terestrial.
Kedua, perubahan lahan, pemanfaatan langsung, serta polusi menjadi ancaman terhadap keanekaragaman hayati di perairan darat. Ketiga, pemanfaatan langsung, perubahan laut, serta perubahan iklim menjadi ancaman terhadap keanekaragaman hayati di laut.
Baca juga: Menteri LH: Jangan Eker-ekeran, Satukan Langkah Demi Biodiversitas
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya