Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produksi Rendah, Target Pemakaian Avtur Berkelanjutan Terancam Gagal

Kompas.com - 28/03/2025, 16:26 WIB
Monika Novena,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAS.com-Laporan dari Boston Consulting Group (BCG) mengungkapkan produksi bahan bakar penerbangan berkelanjutan (SAF) tidak berkembang secepat yang diharapkan--hanya menyumbang sekitar 0,3 persen dari produksi bahan bakar jet global pada 2024.

Hal tersebut membuat target produksi dan penggunaan SAF secara global pada tahun 2030 untuk mengurangi emisi karbon di sektor penerbangan terancam gagal.

Temuan ini didapat setelah BCG menyurvei lebih dari 500 eksekutif dari 200 perusahaan yang terkait penerbangan.

Laporan BCG ini menyoroti bahwa pasokan SAF meningkat 1,150 persen di seluruh dunia selama tiga tahun terakhir, namun fasilitas produksi baru turun 50 persen hingga 70 persen dari tahun 2022 hingga 2023.

Baca juga: Emisi CO2 Penerbangan Global Naik karena Konflik Ukraina

BCG mengatakan hal ini sebagian besar disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi dan biaya energi serta operasional yang lebih tinggi.

Kini diperkirakan pasokan akan turun 30 persen hingga 45 persen dari target penerbangan komersial pada tahun 2030.

Tingginya biaya produksi bahan bakar yang membuat harganya tiga hingga lima kali lebih mahal daripada bahan bakar jet tradisional akhirnya berpengaruh pada tingkat konsumsi sektor penerbangan.

Melansir Reuters, Kamis (27/3/2025) laporan menemukan bahwa maskapai penerbangan dan bandara hanya menginvestasikan 1 hingga 3 persen dari pendapatan atau alokasi anggaran untuk SAF.

"Kami bergerak ke arah yang positif, tetapi jelas belum pada kecepatan yang kami butuhkan," kata Direktur Pelaksana dan Mitra BCG Pelayo Losada.

"Meskipun ada kemajuan dalam ketersediaan SAF, masih ada tantangan signifikan dalam pengembangan proyek dan pemenuhan komitmen perusahaan, yang dapat menghambat pertumbuhan industri SAF," kata Losada lagi.

Bulan lalu, konsumsi yang rendah dan kurangnya panduan kebijakan telah menyebabkan penundaan beberapa proyek SAF di China.

Baca juga: Studi: Hanya 10 dari 77 Maskapai yang Mendorong Penerapan SAF

Sementara industri penerbangan global bertujuan untuk mencapai emisi nol bersih pada tahun 2050.

Target 2030 sendiri--salah satunya melalui SAF, menjadi tonggak penting yang memastikan dalam mencapai tujuan tersebut.

Beberapa negara dan organisasi telah memberlakukan mandat SAF dan menetapkan standar spesifik seperti persentase campuran SAF dalam bahan bakar penerbangan.

Misalnya saja, maskapai penerbangan Eropa diharapkan memenuhi mandat penggunaan SAF sebesar 2 persen pada bahan bakar jet mereka tahun ini dan ditingkatkan menjadi 6 persen pada 2030.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau