Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konservasi Laut Jadi Strategi KKP Hadapi Ancaman Krisis Pangan

Kompas.com - 15/05/2025, 11:33 WIB
Eriana Widya Astuti,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BOGOR, KOMPAS.com — Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memperluas kawasan konservasi pesisir dan laut hingga 30 persen sebagai langkah antisipasi terhadap lonjakan kebutuhan pangan dan tekanan ekologis.

Direktur Konservasi Ekosistem, Ditjen Pengelolaan Kelautan dan Ruang Laut KKP, Firdaus Agung, menyebut bahwa konservasi bukan hanya dinilai sebagai instrumen perlindungan alam, tapi juga sebagai strategi keberlanjutan pangan nasional.

“Kebutuhan hasil laut akan terus meningkat seiring pertumbuhan populasi global. Kalau kita tidak mulai menyiapkan ekosistem pendukung sejak sekarang, dampaknya bisa mengancam keseimbangan,” kata Firdaus dalam Sosialisasi Visi MPA dan OECM 2045 di Bogor, Rabu (14/5/2025).

Baca juga: Meski Tak Instan, Kajian Ilmiah Berdampak Besar untuk Konservasi

Populasi dunia pada 2050 diperkirakan mencapai 9,6 miliar jiwa, dengan lonjakan kebutuhan pangan hingga 70 persen, termasuk dari sektor kelautan. Karena itu, perluasan konservasi laut dinilai sebagai infrastruktur ekologis yang tidak bisa dibangun mendadak.

Target konservasi laut sebesar 30 persen ditetapkan KKP untuk dicapai pada 2045. Selain menjawab tantangan nasional, kebijakan ini juga sejalan dengan agenda global “Harmony with Nature” yang menekankan perlindungan keanekaragaman hayati pada 2030.

“Pilihan kita cuma dua: menjaga sejak dini, atau menanggung kerusakan karena eksploitasi tanpa perbaikan,” kata Firdaus.

Hingga 2023, kawasan konservasi laut Indonesia telah mencapai 29,3 juta hektar atau sekitar 9 persen dari total wilayah laut. Artinya, Indonesia masih harus menambah sekitar 68 juta hektar kawasan konservasi untuk mencapai target 30 persen atau 97,5 juta hektar pada 2045.

Di tingkat implementasi, KKP menyusun peta jalan konservasi laut nasional bersama berbagai pihak.

Rili Djohani, Direktur Eksekutif Coral Triangle Center (CTC), menyebut bahwa roadmap tersebut mencakup perencanaan terpadu, peningkatan kapasitas, pemanfaatan berkelanjutan, penguatan regulasi, serta skema pendanaan jangka panjang.

Ekonomi Biru

Dari sisi kebijakan, konservasi laut juga menjadi bagian dari strategi ekonomi biru yang diintegrasikan dalam RPJMN dan Renstra KKP 2025–2029. Konservasi diposisikan sebagai fondasi bagi ketahanan pangan, adaptasi iklim, dan pengembangan ekonomi maritim.

Namun di lapangan, tantangan utamanya adalah persepsi publik. Menurut Firdaus, sebagian masyarakat pesisir masih melihat konservasi sebagai kebijakan yang eksklusif dan penuh pembatasan.

Baca juga: Pembayaran Jasa Lingkungan Mendukung Konservasi Air di Hulu Sub DAS Pusur

“Mereka juga merasa konservasi itu bukan urusan mereka, karena terasa seperti tidak berhubungan dengan kehidupan sehari-hari mereka. Padahal justru mereka yang paling terdampak dan bisa paling diuntungkan,” ujarnya.

Untuk mengatasi hal itu, KKP mulai mendorong pendekatan komunikasi yang kontekstual. Alih-alih menyampaikan konservasi sebagai agenda nasional, dialog difokuskan pada dampaknya terhadap kehidupan sehari-hari masyarakat pesisir.

“Kalau dibilang konservasi bisa membuat laut lebih sehat dan ikan lebih dekat, itu akan jauh lebih bisa dipahami dan diterima nelayan,” tambah Firdaus.

Upaya kolaborasi lintas aktor, mulai dari pemerintah daerah, LSM, hingga komunitas lokal, disebut menjadi kunci keberhasilan konservasi. Saat ini KKP tengah melakukan pemetaan wilayah potensial, menilai dampaknya, dan menyusun mekanisme pembiayaan yang adil.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
BrandzView
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
LSM/Figur
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Pemerintah
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan 'Green Job'
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan "Green Job"
Swasta
500 Warga Lokal Tambang Emas Ilegal di Area Hutan Dekat Sirkuit Mandalika
500 Warga Lokal Tambang Emas Ilegal di Area Hutan Dekat Sirkuit Mandalika
Pemerintah
DIgitalisasi Bisa Bantu Petani Sawit Indonesia Hadapi Aturan Ketertelusuran
DIgitalisasi Bisa Bantu Petani Sawit Indonesia Hadapi Aturan Ketertelusuran
Swasta
Suhu Laut Alor Tiba-Tiba Turun Drastis hingga Ikan-ikan Pingsan, BRIN Ungkap Penyebabnya
Suhu Laut Alor Tiba-Tiba Turun Drastis hingga Ikan-ikan Pingsan, BRIN Ungkap Penyebabnya
Pemerintah
Investasi 14 Miliar Dollar AS Diperlukan untuk Pulihkan Hutan Kelp Global
Investasi 14 Miliar Dollar AS Diperlukan untuk Pulihkan Hutan Kelp Global
Swasta
Kemenhut: Sulit Berantas Tambang Ilegal di TNGHS yang Jadi Mata Pencaharian
Kemenhut: Sulit Berantas Tambang Ilegal di TNGHS yang Jadi Mata Pencaharian
Pemerintah
Kemenhut Temukan 411 Lubang Tambang Emas Ilegal di Gunung Halimun Salak
Kemenhut Temukan 411 Lubang Tambang Emas Ilegal di Gunung Halimun Salak
Pemerintah
Menteri LH: Tambang Picu Dampak Serius, Aktivitasnya Harus Dikawal Kembali
Menteri LH: Tambang Picu Dampak Serius, Aktivitasnya Harus Dikawal Kembali
Pemerintah
Di Balik Sunyi Rawa Gambut Ketapang: Perjuangan Warga Menantang Api Karhutla
Di Balik Sunyi Rawa Gambut Ketapang: Perjuangan Warga Menantang Api Karhutla
LSM/Figur
PBB: Emisi Dunia Hanya Turun 10 Persen, Gagal Capai Target 60 Persen
PBB: Emisi Dunia Hanya Turun 10 Persen, Gagal Capai Target 60 Persen
Pemerintah
22 Pabrik Cikande Rampung Didekontaminasi, Kini Bisa Beroperasi Kembali
22 Pabrik Cikande Rampung Didekontaminasi, Kini Bisa Beroperasi Kembali
Pemerintah
KLH Bakal Cek Kerusakan Ekosistem akibat Tambang Emas Ilegal di Gunung Salak
KLH Bakal Cek Kerusakan Ekosistem akibat Tambang Emas Ilegal di Gunung Salak
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau